Proyek Pipanisasi Ganggu Kenyamanan Warga

Kamis, 09 April 2015 - 11:30 WIB
Proyek Pipanisasi Ganggu Kenyamanan Warga
Proyek Pipanisasi Ganggu Kenyamanan Warga
A A A
MEDAN - Proyek pipanisasi di Jalan Banjarmasin dan Jalan Sambas menuai protes karena menghambat arus lalu lintas. Roda empat bahkan tidak bisa melintas, tepatnya di depan Kantor Bank Sumut.

Kondisi ini sudah berlangsung hampir setahun dengan lokasi berpindah-pindah. Pengamatan KORAN SINDO MEDAN kemarin (Rabu, 8/4), pengendara roda empat dan roda tiga terpaksa memutar balik kendaraan ketika hendak melintas ke Jalan Rahmadsyah dari Jalan Sambas dan Jalan Samarinda.

Sementara itu, pengendara roda dua terpaksa melintasi jalan yang penuh lumpur. Bahkan, di seputar jalan Sambas, pengendara yang melintas terpaksa bergoyang-goyang karena masih batu bertebaran sisa dari pipanisasi dan jalan tidak rata.

“Hampir setahun Jalan Sambas dan Jalan Rahmadsyah itu digali. Jujur kami tidak tahu pasti maksud pipanisasi, tapi pembangunan yang dilakukan sangat mengganggu karena waktunya lama dan jalan sering dibiarkan rusak setelah pipanisasi. Apakah memang harus di tengah dilakukan pemasangan pipa,” kata Rusli Wijaya, 42, warga Medan, ketika melintas di Jalan Rahmadsyah.

Menurutnya, pengadaan pipanisasi tidak seharusnya menutup akses jalan, apalagi dengan waktu yang cukup lama. Meskipun merupakan program pemerintah pusat, seharusnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak lepas tangan dengan memerhatikan kenyamanan warga. Keluhan ini sudah dikeluhkan warga lainnya.

Pasalnya, pada musim hujan sering berlumpur sehingga kendaraan yang kotor. Sementara itu, pada musim kemarau warga diserang banyak debu. “Lihat saja Bank Sumut, akses ke sana sangat sulit, alat berat (ekskavator) diletakkan di halamannya. Padahal, nasabahnya setiap hari datang tentu terganggu. Kendaraan kami yang melintas juga akan mudah rusak,” katanya.

Pria berkacamata ini meminta agar proyek pipanisasi yang sedang marak di Kota Medan dilaksanakan dengan tidak terlalu mengganggu kenyamanan warga. Seusai pengerukan jalan seharusnya dilakukan pengaspalan dengan kualitas seperti sebelumnya atau lebih baik.

Pasalnya, sering terjadi usai pengorekan dibiarkan begitu saja dan tidak dilakukan penimbunan yang padat sehingga jalan mudah retak. Suriyani, 32, warga Medan Area, mengaku kesal dengan adanya proyek pipanisasi tersebut karena selalu menyebabkan jalanan rusak.

“Terganggulah kita kalau jalan sudah di rusak. Tapi tidak tahu mau ngadu sama siapa, persoalan mungkin pemerintah setempat sudah tahu itu kalau kita pengguna jalan terganggu,” katanya.

Irwan siregar
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6211 seconds (0.1#10.140)