Batu Akik Khas Ciwaru Banyak Diburu
A
A
A
KUNINGAN - Fenomena batu akik yang terjadi saat ini ternyata membawa angin segar bagi warga Desa Garajati, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan.
Potensi batu bercorak yang banyak ditemukan diSungai Cijambu desa tersebut yang sebelumnya kurang mendapat per hatian, kini naik daun dan banyak diburu para kolektor batu akik dari berbagai daerah. Kini, di sepanjang jalan desa tersebut banyak warga yang menjual batu bongkahan sebagai bahan batu cincin dengan harga yang relatif murah.
Bisnis batu inipun menjadi tambahan peng hasilan warga yang selama ini hanya mengandalkan hidup dari bertani di sawah. Seperti yang dilakoni Erik, 47, mulai menjalani usaha baru menjual bongkahan batu akik di depan rumahnya sejak setengah bulan terakhir ini.
Dia menjual bahan batu akik dalam berbagai ukuran dengan variasi harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp50.000. “Batu yang banyak ditemukan di Sungai Cijambu adalah jenis pancawarna. Namun kami lebih suka menyebutnya batu corak jenis pasir emas karena ada banyak alur dan garis-garis emasnya.
Ini menjadi salah satu cirikhas dan keunggulan batu dari Desa Ciwaru, bahkan per -nah menjadi juara dua dalam kontes batu akik di Bandung,” ujar Erik. Erik yang juga Ketua RT 2 diDusun Manis desa tersebut mengungkapkan, sejak demam batu akik melanda Indonesia akhir-akhir ini membuka peluang usaha baru bagi banyak warga Desa Garajati.
Sudah lebih dari 10 warga yang membuat lapak dagangan batu didepan rumahnya masing-masing yang sebagian besar menjual batu masih dalam bentuk bongkahan. Hal ini ternyata banyak diminati para kolektor batu akik tidak hanya dari Kuningan, namun juga dari Cirebon, Brebes, Bandung hingga Jakarta.
“Sebagian besar batu yang dijual di sini masih mentah dan masih dalam bentuk bongkahan, sehingga harganya punrelatif murah. Ada jasa tukang asah untuk membentuk batu menjadi bahan batu cincin atau liontin, namun ongkosnya berbeda,” ujar Erik.
Namun Erik dan para pedagang batu lain tidak hanya menjual bahan batu cincin dalam bentuk bongkahan saja, namun juga menyediakan yang sudah jadi dan siap untuk diterapkan pada batang cincin.
Mohamad taufik
Potensi batu bercorak yang banyak ditemukan diSungai Cijambu desa tersebut yang sebelumnya kurang mendapat per hatian, kini naik daun dan banyak diburu para kolektor batu akik dari berbagai daerah. Kini, di sepanjang jalan desa tersebut banyak warga yang menjual batu bongkahan sebagai bahan batu cincin dengan harga yang relatif murah.
Bisnis batu inipun menjadi tambahan peng hasilan warga yang selama ini hanya mengandalkan hidup dari bertani di sawah. Seperti yang dilakoni Erik, 47, mulai menjalani usaha baru menjual bongkahan batu akik di depan rumahnya sejak setengah bulan terakhir ini.
Dia menjual bahan batu akik dalam berbagai ukuran dengan variasi harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp50.000. “Batu yang banyak ditemukan di Sungai Cijambu adalah jenis pancawarna. Namun kami lebih suka menyebutnya batu corak jenis pasir emas karena ada banyak alur dan garis-garis emasnya.
Ini menjadi salah satu cirikhas dan keunggulan batu dari Desa Ciwaru, bahkan per -nah menjadi juara dua dalam kontes batu akik di Bandung,” ujar Erik. Erik yang juga Ketua RT 2 diDusun Manis desa tersebut mengungkapkan, sejak demam batu akik melanda Indonesia akhir-akhir ini membuka peluang usaha baru bagi banyak warga Desa Garajati.
Sudah lebih dari 10 warga yang membuat lapak dagangan batu didepan rumahnya masing-masing yang sebagian besar menjual batu masih dalam bentuk bongkahan. Hal ini ternyata banyak diminati para kolektor batu akik tidak hanya dari Kuningan, namun juga dari Cirebon, Brebes, Bandung hingga Jakarta.
“Sebagian besar batu yang dijual di sini masih mentah dan masih dalam bentuk bongkahan, sehingga harganya punrelatif murah. Ada jasa tukang asah untuk membentuk batu menjadi bahan batu cincin atau liontin, namun ongkosnya berbeda,” ujar Erik.
Namun Erik dan para pedagang batu lain tidak hanya menjual bahan batu cincin dalam bentuk bongkahan saja, namun juga menyediakan yang sudah jadi dan siap untuk diterapkan pada batang cincin.
Mohamad taufik
(bbg)