Madrasah di Samarinda Terancam Roboh
A
A
A
SAMARINDA - Salah satu bangunan milik Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Islam terancam roboh akibat fondasi bangunan yang tergerus abrasi gelombang air Sungai Mahakam.
Sekolah swasta yang terletak di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ini memang berdiri persis di sisi Sungai Mahakam. Bagian belakang salah satu gedung sekolah langsung berbatasan dengan Sungai Mahakam. Saat dibangun, bangunan sekolah ini sudah dipasangi penahan gelombang yang mencegah abrasi.
Sayangnya, penahan gelombang malah roboh akibat terus diterjang ombak. Ombak besar di sungai ini paling banyak disebabkan oleh aktivitas manusia yang hilir mudik menggunakan kapal kecil maupun kapal besar.
Kepala Sekolah MTs Nurul Islam Mohtar menyebutkan, ada dua kelas yang terancam abrasi. Dua kelas ini berisikan 80 siswa dari total 450 siswa di sekolah ini. Jika tidak segera dilakukan pencegahan, sekolah ini akan roboh.
"Kalau memang tidak segera diatasi, ya tentu saja pasti akan roboh. Namun, dari hasil pembicaraan dengan pihak yayasan dan wali murid, kemungkinan kita tidak akan memperbaiki bangunan sekolah itu. Tapi, kita akan membangun gedung baru," kata Mohtar, Rabu (8/4/2015).
Dia menambahkan, saat ini pihak sekolah masih mendahulukan pembangunan ruang kelas yang baru. Sebab, gedung baru ini memiliki jumlah kelas yang lebih banyak. Jika gedung baru ini jadi, siswa yang ada di kelas yang terancam roboh bisa dipindahkan ke kelas baru.
"Jika kami memperbaiki penahan air itu, mungkin biayanya sama dengan membangun satu kelas baru. Jadi kami tentu saja lebih memilih membangun kelas baru," katanya.
Untuk saat ini, proses belajar mengajar belum dipindahkan dari kelas yang terancam ambruk. Hanya saja, pihak sekolah sedang berupaya mempersiapkan kelas lain untuk mengantisipasi kelas ambruk saat proses belajar mengajar.
Sekolah swasta yang terletak di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ini memang berdiri persis di sisi Sungai Mahakam. Bagian belakang salah satu gedung sekolah langsung berbatasan dengan Sungai Mahakam. Saat dibangun, bangunan sekolah ini sudah dipasangi penahan gelombang yang mencegah abrasi.
Sayangnya, penahan gelombang malah roboh akibat terus diterjang ombak. Ombak besar di sungai ini paling banyak disebabkan oleh aktivitas manusia yang hilir mudik menggunakan kapal kecil maupun kapal besar.
Kepala Sekolah MTs Nurul Islam Mohtar menyebutkan, ada dua kelas yang terancam abrasi. Dua kelas ini berisikan 80 siswa dari total 450 siswa di sekolah ini. Jika tidak segera dilakukan pencegahan, sekolah ini akan roboh.
"Kalau memang tidak segera diatasi, ya tentu saja pasti akan roboh. Namun, dari hasil pembicaraan dengan pihak yayasan dan wali murid, kemungkinan kita tidak akan memperbaiki bangunan sekolah itu. Tapi, kita akan membangun gedung baru," kata Mohtar, Rabu (8/4/2015).
Dia menambahkan, saat ini pihak sekolah masih mendahulukan pembangunan ruang kelas yang baru. Sebab, gedung baru ini memiliki jumlah kelas yang lebih banyak. Jika gedung baru ini jadi, siswa yang ada di kelas yang terancam roboh bisa dipindahkan ke kelas baru.
"Jika kami memperbaiki penahan air itu, mungkin biayanya sama dengan membangun satu kelas baru. Jadi kami tentu saja lebih memilih membangun kelas baru," katanya.
Untuk saat ini, proses belajar mengajar belum dipindahkan dari kelas yang terancam ambruk. Hanya saja, pihak sekolah sedang berupaya mempersiapkan kelas lain untuk mengantisipasi kelas ambruk saat proses belajar mengajar.
(zik)