12 Rumah di Piyungan Terancam Longsor

Minggu, 05 April 2015 - 18:02 WIB
12 Rumah di Piyungan Terancam Longsor
12 Rumah di Piyungan Terancam Longsor
A A A
BANTUL - Sebanyak 12 rumah di Kecamatan Piyungan terancam longsor akibat retakan tanah selebar 40 centimeter (cm) dengan panjang sekitar 20 meter di Dusun Mojosari, RT 02, Desa Srimartani. Rekahan tersebut baru diketahui hari Jumat 3 April usai hujan deras mengguyur Yogyakarta.

Anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatna Piyungan, Ahmad Yani mengatakan, bulan lalu sebenarnya di kawasan tersebut sudah terjadi longsor.

Lokasinya berada di depan rumah Ny Hudi tersebut. Akibat longsor di depan rumah Ny Hudi tersebut, rumah milik Jumadi (58) jebol bagian belakang dinding rumahnya.“Dapur ukuran 12 meter persegi hancur,” tutur Yani, Minggu (5/4/2015).

Tak hanya dua bulan terakhir, di dekat rumah Jumadi juga beberapa waktu lalu mengalami longsor namun tidak menimbulkan kerusakan.

Dia mengakui kawasan tersebut memang wilayah yang rawan longsor karena kondisi tanah yang curam. Sehingga ia sudah mengimbau kepada warga untuk mewaspadai terjadinya longsor susulan.

Yani mengungkapkan, tanah di kawasan tersebut gampang merekah ataupun longsor diduga karena sudah jenuh dengan gelontoran air dari atas.

Meskipun sebenarnya pepohonan di atas bukit kawasan tersebut masih sangat banyak, hanya saja karena tanah sudah jenuh dengan air, maka gampang sekali untuk longsor. “Karena aliran air tidak terkondisikan, maka tanahnya menjadi jenuh,” paparnya.

Akibat rekahan tersebut, setidaknya ada satu rumah yang terancam akan longsor dan 5 rumah lainnya akan terdampak langsung.

Secara tidak langsung enam rumah lainnya juga akan terdampak jika terjadi longsoran. Sehingga, dia sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul untuk menangani warga di Dusun tersebut.

Yani menambahkan, sebenarnya pihak BPBD berencana akan melakukan perbaikan dengan sistem bronjong.

Namun setelah melihat efektifitas dinilai kurang, maka kemungkinan besar mereka akan direlokasi. Saat ini pihaknya sudah mengajukan sekitar 12 rumah untuk relokasi, masih menunggu persetujuan BPBD.

“Kalau sosialisasi terus dilakukan. Dan warga nampaknya sudah bersedia,” timpalnya.

Sementara itu, Jumadi yang bagian belakang rumahnya sudah jebol karena longsor sebelumnya mengaku semakin was-was dengan rekahan tanah di atas rumah tetangganya tersebut.

Untuk sementara, jika terjadi hujan yang sangat lebat dan intensitasnya lama, dia bersama keluarga yang lain mengungsi ke rumah warga yang aman.

“Warga di sini sudah kerja bakti dengan menutup rekahan tersebut pakai terpal. Selain itu pohon-pohon di atas bukit juga ditebangi,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7442 seconds (0.1#10.140)