Jualan Cipuk Raup Untung Jutaan Rupiah

Jum'at, 03 April 2015 - 09:17 WIB
Jualan Cipuk Raup Untung Jutaan Rupiah
Jualan Cipuk Raup Untung Jutaan Rupiah
A A A
Penikmat kulinerdi Jawa Barat tentu mengenal makanan bernama cireng kerupuk. Lazimnya, cemilan yang akrab disapa cipuk ini dijual di pinggiran jalan untuk kalangan menengah ke bawah.

Dinilai memiliki prospek yang baik bila dipasarkan untuk kalangan atas, seorang man tan tenaga kerja wanita (TKW) yang pernah bekerja di Hongkong, Irma Ridyawati, 36, mencoba peruntungan dengan berbisnis cipuk. Berkat keuletan nya, cipuk yang semula dikonsumsi sebagai jajanan murah, kini mulai diburu dan digemari semua kalangan.

“Saya dari awal memang sangat menyukai cipuk. Namun jika ingin mendapatkannya harus berburu ke pasar tradisional. Tampilanmakanannya seadanya,dari situ saya berpikir bagaimana caranya agar bisa dinikmati semua orang. Utamanya masyarakat kalangan atas,” kata Irma di rumahnya, Kampung Cilageni RT03/11, Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Garut, kemarin. Irma telah memberinya sentuhan baru pada cipuk yang diproduksinya. Selain memberi banyak varian rasa, dia juga mengemasnya dengan bentuk yang menarik agarmudah untuk dibawa kemanasaja.

“Bentuk dan varian rasa sengaja saya pilih untuk dapat memberikan sentuhan lain bagi para penikmat cemilan. Jika semula cipuk identik dengan makanan pinggiran, kini sudah mulai dilirik dan dicari para pembeli dengan segmen menengah atas.Cipuk saya juga sudah ada ditoko dan gerai oleh-oleh,” ujarnya. Menurut dia, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras dalam upayamemopulerkan kembali makanan pinggiran untuk digemari semua orang. Berbekal hasil tabungan selama ia bekerja di Hongkong sejak 2009 lalu, Irma memulai usahanya dengan modal awal sebesar Rp500.000.

“Modalnya sisa-sisa tabungan saat masih menjadi TKW di Hongkong. Saat bekerja kemudian berhenti di 2012 lalu, uang yang saya dapat diberikan untuk membiayai anak dan membantu orang tua. Sisanya saya gunakan untuk modal usaha. Sebab tidak mungkin saya lama-lama menjadi TKW,” ungkapnya. Terdapat beberapa varian rasa cipuk yang diproduksinya, yakni rasa terasi, ikan cumi, rasa kencur serta original dan super pedas. Cipuk buatannya menggunakan bahan dasar utama kerupuk mentah dan tepung tapioka berkualitas baik.

“Proses membuatnya sederhana, bahan-bahan utama tadi kemudian dicampur air secukupnya yang telah diberi bumbu bawang putih, kencur, garam, penyedap, dan lainnya. Setelah menjadi adonan, saya kemas lalu dikukus. Setelah itu ditiriskan. Baru cipuk siap dipasarkan. Konsumen yang membeli hanya tinggal menggorengnya di rumah. Cukup praktis bukan,” paparnya. Selain di toko oleh-oleh, Irma juga melebarkan sayap pemasaran cipuknya secara online.

Omsetnya pun kini mencapai jutaan rupiah di setiap bulannya. “Alhamdulillah, pesanan cukup banyak. Saya sendiri sampai kewalahan di proses produksinya. Maklum, saya hanya dibantu ibu dan seorang karyawan,” imbuhnya.

Fani Ferdiansyah
Kabupaten Garut
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0253 seconds (0.1#10.140)