Seorang Warga Bantul Diduga Terjangkit MERS-coV
A
A
A
BANTUL - Seorang warga Sewon, Bantul terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito karena diduga terjangkit penyakit MERS-coV.
Pria yang sudah lanjut usia ini baru saja kembali dari Tanah Suci melaksanakan ibadah umrah bersama keluarganya. Diketahui dia mengalami gejala demam dan panas tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Maya Sintowati membenarkan jika ada warganya yang terpaksa dirawat di RSUP Sardjito karena diduga menderita penyakit MERS-coV.
Namun dia enggan menyebutkan identitas warganya yang dirawat tersebut. Hanya saja, dia memastikan semuanya sudah ditangani dengan baik sesuai prosedur yang berlaku.
“Iya memang ada, tetapi kondisinya seperti apa saya belum mendapat laporan dari pak Pramudi (Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan/PMK Dinkes Bantul,” ujarnya, Kamis (2/4/2015).
Menurut Maya, setiap ada kasus dugaan terjangkitnya penyakit-penyakit seperti flu burung, Mers dan penyakit sejenis lainnya, pasien harus dirujuk ke RSUP Sardjito.
RSUD Panembahan Senopati tak lagi menjadi rujukan perawatan penyakit-penyakit tersebut.
Kabid PMK Dinkes Bantul, Pramudi mengungkapkan, memang benar ada warga Sewon yang harus dirawat karena dugaan penyakit terjangkit MERS-coV.
Pria yang telah berusia di atas 70 tahun tersebut dilaporkan mengalami gejala demam tinggi usai pergi umrah.
Dinkes mendapat laporan atas kejadian tersebut dari anak pria yang diduga terjangkit MERS-coV tersebut. “Kebetulan anaknya dokter. Jadi paham prosedurnya,” tutur Pramudi.
Pria tersebut lantas dirawat di RSUP Sardjito selama sepekan lebih dan kondisinya berangsur membaik.
Pramudi mengatakan, setelah dirawat selama sepekan, dokter akhirnya mengatakan jika pasien warga Sewon tersebut tidak menderita MERS-coV. Tetapi hanya mengalami sakit demam atau flu biasa, dan tidak berbahaya.
Hanya saja, tandas Pramudi, sesuai dengan prosedur setiap warga yang datang dari luar negeri, khususnya dari Timur Tengah, jika menunjukkan gejala menderita sakit flu atau demam tinggi, maka harus dirawat di RSUP Sardjito.
Hal tersebut untuk mencegah terjangkitnya pasien dari penyakit-penyakit bawaan dari luar negeri.“Kalau Arab itu negara endemic MERS-coV,” ujarnya.
Pria yang sudah lanjut usia ini baru saja kembali dari Tanah Suci melaksanakan ibadah umrah bersama keluarganya. Diketahui dia mengalami gejala demam dan panas tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Maya Sintowati membenarkan jika ada warganya yang terpaksa dirawat di RSUP Sardjito karena diduga menderita penyakit MERS-coV.
Namun dia enggan menyebutkan identitas warganya yang dirawat tersebut. Hanya saja, dia memastikan semuanya sudah ditangani dengan baik sesuai prosedur yang berlaku.
“Iya memang ada, tetapi kondisinya seperti apa saya belum mendapat laporan dari pak Pramudi (Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan/PMK Dinkes Bantul,” ujarnya, Kamis (2/4/2015).
Menurut Maya, setiap ada kasus dugaan terjangkitnya penyakit-penyakit seperti flu burung, Mers dan penyakit sejenis lainnya, pasien harus dirujuk ke RSUP Sardjito.
RSUD Panembahan Senopati tak lagi menjadi rujukan perawatan penyakit-penyakit tersebut.
Kabid PMK Dinkes Bantul, Pramudi mengungkapkan, memang benar ada warga Sewon yang harus dirawat karena dugaan penyakit terjangkit MERS-coV.
Pria yang telah berusia di atas 70 tahun tersebut dilaporkan mengalami gejala demam tinggi usai pergi umrah.
Dinkes mendapat laporan atas kejadian tersebut dari anak pria yang diduga terjangkit MERS-coV tersebut. “Kebetulan anaknya dokter. Jadi paham prosedurnya,” tutur Pramudi.
Pria tersebut lantas dirawat di RSUP Sardjito selama sepekan lebih dan kondisinya berangsur membaik.
Pramudi mengatakan, setelah dirawat selama sepekan, dokter akhirnya mengatakan jika pasien warga Sewon tersebut tidak menderita MERS-coV. Tetapi hanya mengalami sakit demam atau flu biasa, dan tidak berbahaya.
Hanya saja, tandas Pramudi, sesuai dengan prosedur setiap warga yang datang dari luar negeri, khususnya dari Timur Tengah, jika menunjukkan gejala menderita sakit flu atau demam tinggi, maka harus dirawat di RSUP Sardjito.
Hal tersebut untuk mencegah terjangkitnya pasien dari penyakit-penyakit bawaan dari luar negeri.“Kalau Arab itu negara endemic MERS-coV,” ujarnya.
(sms)