BKSDA Jateng Sita Orang Utan
A
A
A
KUDUS - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah menyita orang utan milik Jumono, 79, warga Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, kemarin.
Langkah ini dilakukan agar hewan dilindungi tersebut mendapat perawatan yang lebih layak. Orang utan berjenis kelamin jantan yang diberi nama Jacko tersebut, dibawa Eko Budi Hartono, putra Jumono dari Tenggarong, Kalimantan Timur sejak masih bayi. Kepala BKSDA Jawa Tengah Suharman mengatakan langkah tersebutdiambilsetelahmendapat laporan dari Eko Budi Hartono. Jacko rencananya akan ditempatkan di lokasi Calon Lembaga Konservasi Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri.
“Evakuasi Jacko ini atas kesadaran dari keluarga Jumono yang ingin menyerahkan hewan tersebut,” ujarnya di sela-sela evakuasi kemarin. Sebelum dievakuasi, Jacko terlebih dulu dibius kemudian diangkut ke atas mobil dengan menggunakan kandang. Petugas baru membawa orang utan tersebut ke Wonogiri setelah siuman.
“Alasan dibawa dalam kondisi sadar karena dikhawatirkan jika masih dalam pengaruh obat bius kondisinya berubah atau bahkan malah tidak bangun lagi,” kata dokter hewan dari Taman Satwa Taru Jurug Solo, Tiara Debby. Di tempat baru, Jacko akan dikarantina terlebih dulu. Proses karantina ini sekaligus untuk mengetahui sejauh mana adaptasi hewan terancam punah itu terhadap lingkungan barunya. Selain itu juga sekaligus untuk mengetahui kondisi kesehatan Jacko.
“Apakah ada penyakit atau tidak? Nanti Jacko juga akan dicarikan pasangan agar bisa berkembang biak,” kata Debby. Sementara itu, Jumono mengaku berat melepas Jacko karena sudah diasuh sejak masih bayi. Empat tahun pertama sejak dibawa dari Kaltim, Jacko berbaur dengan keluarganya dan belum ditempatkan di kandang. Ia juga kerap menggendong dan mengajak bermain binatang tersebut di sekitar rumahnya.
Jumono akhirnya rela melepas Jacko setelah anaknya Eko Budi Hartono memberikan penjelasan soal orang utan termasuk hewan dilindungi. Selain itu, Jumono juga mengaku faktor usia yang membuatnya sudah tak bisa maksimal memelihara Jacko. “Saya sudah tua. Lagipula kalau Jacko sampai lepas sulit ditangani warga biasa,” kata dia.
Muhammad oliez
Langkah ini dilakukan agar hewan dilindungi tersebut mendapat perawatan yang lebih layak. Orang utan berjenis kelamin jantan yang diberi nama Jacko tersebut, dibawa Eko Budi Hartono, putra Jumono dari Tenggarong, Kalimantan Timur sejak masih bayi. Kepala BKSDA Jawa Tengah Suharman mengatakan langkah tersebutdiambilsetelahmendapat laporan dari Eko Budi Hartono. Jacko rencananya akan ditempatkan di lokasi Calon Lembaga Konservasi Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri.
“Evakuasi Jacko ini atas kesadaran dari keluarga Jumono yang ingin menyerahkan hewan tersebut,” ujarnya di sela-sela evakuasi kemarin. Sebelum dievakuasi, Jacko terlebih dulu dibius kemudian diangkut ke atas mobil dengan menggunakan kandang. Petugas baru membawa orang utan tersebut ke Wonogiri setelah siuman.
“Alasan dibawa dalam kondisi sadar karena dikhawatirkan jika masih dalam pengaruh obat bius kondisinya berubah atau bahkan malah tidak bangun lagi,” kata dokter hewan dari Taman Satwa Taru Jurug Solo, Tiara Debby. Di tempat baru, Jacko akan dikarantina terlebih dulu. Proses karantina ini sekaligus untuk mengetahui sejauh mana adaptasi hewan terancam punah itu terhadap lingkungan barunya. Selain itu juga sekaligus untuk mengetahui kondisi kesehatan Jacko.
“Apakah ada penyakit atau tidak? Nanti Jacko juga akan dicarikan pasangan agar bisa berkembang biak,” kata Debby. Sementara itu, Jumono mengaku berat melepas Jacko karena sudah diasuh sejak masih bayi. Empat tahun pertama sejak dibawa dari Kaltim, Jacko berbaur dengan keluarganya dan belum ditempatkan di kandang. Ia juga kerap menggendong dan mengajak bermain binatang tersebut di sekitar rumahnya.
Jumono akhirnya rela melepas Jacko setelah anaknya Eko Budi Hartono memberikan penjelasan soal orang utan termasuk hewan dilindungi. Selain itu, Jumono juga mengaku faktor usia yang membuatnya sudah tak bisa maksimal memelihara Jacko. “Saya sudah tua. Lagipula kalau Jacko sampai lepas sulit ditangani warga biasa,” kata dia.
Muhammad oliez
(ars)