Berhenti Jadi TKW, Irma Sukses Jual Cireng

Kamis, 02 April 2015 - 08:17 WIB
Berhenti Jadi TKW, Irma Sukses Jual Cireng
Berhenti Jadi TKW, Irma Sukses Jual Cireng
A A A
GARUT - Para penikmat kuliner, di Jawa Barat, tentu mengenal makanan bernama cireng kerupuk. Makanan yang banyak dijual di pinggir jalan ini biasa dinikmati masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Siapa sangka, ternyata makanan itu mendatangkan prospek yang baik jika digarap dengan maksimal. Peluang usaha ini lah yang akhirnya digarap mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong, bernama Irma Ridyawati (36).

Berhenti menjadi TKW, Irma mencoba peruntungan dengan berbisnis cipuk. Berkat keuletannya, cipuk yang semula dikonsumsi sebagai jajanan murahan, kini mulai diburu dan digemari semua kalangan.

“Saya dari awal memang sangat menyukai cipuk. Namun, jika ingin mendapatkannya harus berburu kepasar tradisional. Tampilan makanannya seadanya, dari situ saya berpikir bagaimana caranya agar bisa dinikmati semua orang," kata Irma, ditemui di rumahnya, Kampung Cilageni RT03/11, Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Garut, Rabu (1/4/2015).

Akhirnya, Irma pun melakukan terobosan dengan memberi banyak sentuhan kepada makanan ringan tersebut. Selain memberi banyak varian rasa, dia juga mengemasnya dengan bentuk yang menarik agar mudah dibawa kemana saja.

“Bentuk dan varian rasa, sengaja saya pilih untuk dapat memberikan sentuhan lain bagi para penikmat cemilan. Jika semula cipuk identik dengan makanan pinggiran, kini sudah mulai dilirik dan dicari para pembeli menengah atas. Cipuk produksi saya juga sudah ada di toko dan gerai oleh-oleh,” terangnya.

Menurut dia, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk mempopulerkan makanan pinggiran itu. Berbekal hasil tabungan selama bekerja di Hongkong sejak 2009, Irma memulai usahanya dengan modal awal Rp500.000.

“Modalnya sisa-sisa tabungan saat masih menjadi TKW di Hongkong. Saat bekerja, kemudian berhenti di 2012 lalu, uang yang saya dapat diberikan untuk membiayai anak dan membantu orang tua. Sisanya saya gunakan untuk modal usaha. Sebab, tidak mungkin saya lama-lama menjadi TKW,” ungkapnya.

Terdapat beberapa varian rasa cipuk yang diproduksinya, yakni rasa terasi, ikan cumi, rasa kencur, serta original dan super pedas. Cipuk buatannya menggunakan bahan dasar utama kerupuk mentah, dan tepung tapioka berkualitas baik.

“Proses membuatnya sederhana, bahan-bahan utama tadi kemudian dicampur air secukupnya yang telah diberi bumbu bawang putih, kencur, garam, penyedap, dan lainnya. Setelah menjadi adonan, saya kemas lalu dikukus. Setelah itu, ditiriskan. Cipuk siap dipasarkan. Konsumen yang membeli hanya tinggal menggorengnya di rumah. Cukup praktis bukan,” paparnya.

Selain di toko oleh-oleh, Irma juga melebarkan sayap pemasaran cipuknya secara online. Omzetnya pun kini sudah mencapai jutaan rupiah setiap bulannya.

“Alhamdulillah, pesanan cukup banyak. Saya sendiri sampai kewalahan diproses produksinya. Maklum, saya hanya dibantu oleh ibu dan seorang karyawan,” imbuhnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5611 seconds (0.1#10.140)