Ratusan Ayam di Kulon Progo Mati Mendadak
A
A
A
KULON PROGO - Ratusan ayam petelur di Pedukuhan Mendiro, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo. DIY, mati. Rata-rata, setiap hari ada 15 ekor ayam mati di dalam kandang. Padahal, sebelumya ayam ini dalam kondisi sehat dan tidak ada tanda sakit. Pengelola kandang menengarai ayam ini terserang newcastle disease (ND).
Pemilik ayam, Muslih, mengatakan sudah lebih dari empat pekan ayam-ayamnya mati. Setiap hari ada belasan ekor yang mati.
"Sudah ada ratusan yang mati, sejak beberapa minggu lalu," jelas Muslih, Selasa (31/3/2015).
Selama ini, pemberian vaksin terhadap unggas di kandangnya diserahkan kepada pihak swasta. Mereka yang memiliki jadwal untuk melakukan vaksinasi kepada ayam-ayam yag ada di kandangnya. Kebetulan, petugas yang memberikan vaksin itu ada yang baru dan kurang memahami penanganan ayam. Akibatnya tidak semua ayam ini diberikan vaksin ND kill.
"Kemarin sudah ada petugas dari dinas yang datang dan mengambil sampel, katanya terserang ND," ujarnya.
Akibat kematian unggas ini, Muslih mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta. Sebab, ayam yang mati merupakan ayam produktif. Mereka telah mengupayakan dengan memberikan vaksin revaks atau ND clone. Namun tidak semua ayam itu bisa bertahan dan yang tidak kuat akan mati.
Kondisi tersebut juga mengakibatkan produksi telur ayam di kandangnya mengalami penurunan. Sebelum terserang, pihaknya mampu memproduksi hingga 150 kilogram telur per hari. Dan, yang hilang mencapai 50 kilogram. "Inilah risiko usaha, mau bagaimana lagi," ujarnya pasrah.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Kepenak) Endang Purwaningrum yang dihubungi melalui telepon genggamnya mengaku belum menerima informasi itu. Dia sedang berada di luar kota. "Saya sedang di luar kota, malah belum dapat laporan," ujarnya.
Pemilik ayam, Muslih, mengatakan sudah lebih dari empat pekan ayam-ayamnya mati. Setiap hari ada belasan ekor yang mati.
"Sudah ada ratusan yang mati, sejak beberapa minggu lalu," jelas Muslih, Selasa (31/3/2015).
Selama ini, pemberian vaksin terhadap unggas di kandangnya diserahkan kepada pihak swasta. Mereka yang memiliki jadwal untuk melakukan vaksinasi kepada ayam-ayam yag ada di kandangnya. Kebetulan, petugas yang memberikan vaksin itu ada yang baru dan kurang memahami penanganan ayam. Akibatnya tidak semua ayam ini diberikan vaksin ND kill.
"Kemarin sudah ada petugas dari dinas yang datang dan mengambil sampel, katanya terserang ND," ujarnya.
Akibat kematian unggas ini, Muslih mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta. Sebab, ayam yang mati merupakan ayam produktif. Mereka telah mengupayakan dengan memberikan vaksin revaks atau ND clone. Namun tidak semua ayam itu bisa bertahan dan yang tidak kuat akan mati.
Kondisi tersebut juga mengakibatkan produksi telur ayam di kandangnya mengalami penurunan. Sebelum terserang, pihaknya mampu memproduksi hingga 150 kilogram telur per hari. Dan, yang hilang mencapai 50 kilogram. "Inilah risiko usaha, mau bagaimana lagi," ujarnya pasrah.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Kepenak) Endang Purwaningrum yang dihubungi melalui telepon genggamnya mengaku belum menerima informasi itu. Dia sedang berada di luar kota. "Saya sedang di luar kota, malah belum dapat laporan," ujarnya.
(zik)