Diduga Ada Terowongan Tembus RSUP Kariadi
A
A
A
Bangunan yang kini menjadi gedung SMAN 1 Semarang memang masih menyimpan banyak misteri. Terutama bagian bangunan yang belum tersentuh, dan tidak terpakai selama puluhan tahun.
Diduga bahkan ada ruangan yang hingga kini belum pernah dibuka dan diketahui sama sekali. Seperti apa? Seperti layaknya bangunanbangunan yang sudah masuk kategori cagar budaya, gedung SMAN 1 Semarang tampak unik, berbeda, dan megah dibandingkan sekolah lainnya. Bangunan tersebut dibangun sekitar 1937 dan diresmikan pada sekitar Agustus 1939 silam. Saat ini bagian-bagian bangunan yang sudah diketahui dan dikenal masyarakat hanya bagian luar seperti kelas, hall , kantor guru, kepala sekolah.
Sementara bagian ruang bawah tanah, tak banyak masyarakat yang mengetahuinya, termasuk siswa maupun guru. Kepala SMAN 1 Semarang Kastri Wahyuni mengakui ada banyak bagian bangunan yang belum diketahui. Salah satunya informasi adanya lorong bawah tanah yang tembus ke lokasi bangunan lain di Semarang. “Saya pernah menjadi siswa di sekolah ini dulu. Memang sempat ada informasi mengenai terowongan yang menghubungkan ke tempat lain seperti ke bangunan di RSUP Dr Kariadi dan tempat lainnya. Bisa saja ada karena ini bangunan dari zaman Belanda. Seperti diketahui, Belanda memang sangat pandai membuat terowongan,” ungkapnya.
Wahyuni berharap ke depan ada pihak ketiga yang bersedia mengeksplorasi ruang bawah tanah dan membuktikan informasi adanya terowongan bawah tanah itu. Jika hal itu terungkap maka bangunan sekolah itu dapat dijadikan destinasi wisata sejarah maupun edukasi di Kota Semarang. Wakil Kepala SMAN 1 Semarang Bidang Kesiswaan Rusmiyanto juga membenarkan adanya informasi mengenai adanya terowongan bawah tanah di bangunan sekolah tersebut.
“Pas ada reuni besar di sekolah ini beberapa alumni memang sempat membuktikan jika di bawah sekolah ini ada semacam lorong dan terdapat beberapa ruangan seperti kelas. Namun memang kondisinya gelap tidak ada pencahayaan,” kata dia. Dari penelusuran yang pernah dilakukan, di bagian belakang panggung di aula besar, akan ditemukan sebuah pintu masuk. Ketika pintu itu dibuka ditemui sebuah hall kecil. Di sampingnya ada pintu lainnya lagi yang ditutup.
“Hall itu tidak banyak yang tahu karena saat ini hanya difungsikan sebagai gudang saja. Sedangkan pintu yang ditutup yang berada di samping hall tersebut memang sudah ditutup. Ditakutkan terjadi apa-apa jika ada siswa yang tahu keberadaan lorong tersebut,” paparnya. Sejumlah siswa, mengaku belum mengetahui keberadaan ruang bawah tanah seperti hall kecil tersebut.
“Kalau kami sendiri sih berharap dapat diungkap keberadaan ruangan-ruangan bawah tanah lainnya. Dengan begitu, nantinya bisa digunakan sebagai media pembelajaran oleh sekolah kita sendiri dan bisa juga dijadikan wisata edukasi maupun sejarah. Ini sangat menarik,” kata Berlian Ayu siswa kelas X. Di kompleks bangunan SMAN 1 Semarang juga sebenarnya ada kolam renang tua yang sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda.
Namun, keberadaan kolam renang yang tak terawat itu juga tak banyak diketahui oleh masyarakat maupun siswa. Akses ke kolam renang itu ditutup oleh pihak sekolah karena dikhawatirkan akan membahayakan siswa karena kondisi kolam renang itu memang tidak terawat. Jika dirunut melalui sejarahnya, bangunan itu pada 1942-1945 pernah digunakan untuk asrama sekolah pendidikan tentara Jepang. Kemudian, 1945 juga pernah difungsikan sebagai rumah sakit tentara Belanda.
Lalu pada 1946 hingga 1949 bangunan itu difungsikan untuk Hogere Burger School (HBS) atau Hoogere Burgerschool) yang merupakan sekolah lanjutan tingkat menengah pada zaman Hindia Belanda. Kurun waktu 1949-1950, bangunan tersebut digunakan untuk SMA B dan SMA A (SMA Negeri 3). Lalu, 1956-1957 dipecah menjadi B.1 dan B.2. Pada 1960-1961 B.1 menjadi SMA Negeri 1 dan B.2 menjadi SMAN 2.
Kemudian, 1969-1970 digunakan SMAN I dan II menjadi SMAN 1 dengan 1 kepala sekolah. Tahun 1977- ingga 1978 SMA I dan II berubah menjadi SMAN 1, SMAN 2 dipindah di Jalan Sendangguwo Baru. Tahun 1978 hingga sekarang untuk SMAN 1 Kota Semarang.
Susilo Himawan
Kota Semarang
Diduga bahkan ada ruangan yang hingga kini belum pernah dibuka dan diketahui sama sekali. Seperti apa? Seperti layaknya bangunanbangunan yang sudah masuk kategori cagar budaya, gedung SMAN 1 Semarang tampak unik, berbeda, dan megah dibandingkan sekolah lainnya. Bangunan tersebut dibangun sekitar 1937 dan diresmikan pada sekitar Agustus 1939 silam. Saat ini bagian-bagian bangunan yang sudah diketahui dan dikenal masyarakat hanya bagian luar seperti kelas, hall , kantor guru, kepala sekolah.
Sementara bagian ruang bawah tanah, tak banyak masyarakat yang mengetahuinya, termasuk siswa maupun guru. Kepala SMAN 1 Semarang Kastri Wahyuni mengakui ada banyak bagian bangunan yang belum diketahui. Salah satunya informasi adanya lorong bawah tanah yang tembus ke lokasi bangunan lain di Semarang. “Saya pernah menjadi siswa di sekolah ini dulu. Memang sempat ada informasi mengenai terowongan yang menghubungkan ke tempat lain seperti ke bangunan di RSUP Dr Kariadi dan tempat lainnya. Bisa saja ada karena ini bangunan dari zaman Belanda. Seperti diketahui, Belanda memang sangat pandai membuat terowongan,” ungkapnya.
Wahyuni berharap ke depan ada pihak ketiga yang bersedia mengeksplorasi ruang bawah tanah dan membuktikan informasi adanya terowongan bawah tanah itu. Jika hal itu terungkap maka bangunan sekolah itu dapat dijadikan destinasi wisata sejarah maupun edukasi di Kota Semarang. Wakil Kepala SMAN 1 Semarang Bidang Kesiswaan Rusmiyanto juga membenarkan adanya informasi mengenai adanya terowongan bawah tanah di bangunan sekolah tersebut.
“Pas ada reuni besar di sekolah ini beberapa alumni memang sempat membuktikan jika di bawah sekolah ini ada semacam lorong dan terdapat beberapa ruangan seperti kelas. Namun memang kondisinya gelap tidak ada pencahayaan,” kata dia. Dari penelusuran yang pernah dilakukan, di bagian belakang panggung di aula besar, akan ditemukan sebuah pintu masuk. Ketika pintu itu dibuka ditemui sebuah hall kecil. Di sampingnya ada pintu lainnya lagi yang ditutup.
“Hall itu tidak banyak yang tahu karena saat ini hanya difungsikan sebagai gudang saja. Sedangkan pintu yang ditutup yang berada di samping hall tersebut memang sudah ditutup. Ditakutkan terjadi apa-apa jika ada siswa yang tahu keberadaan lorong tersebut,” paparnya. Sejumlah siswa, mengaku belum mengetahui keberadaan ruang bawah tanah seperti hall kecil tersebut.
“Kalau kami sendiri sih berharap dapat diungkap keberadaan ruangan-ruangan bawah tanah lainnya. Dengan begitu, nantinya bisa digunakan sebagai media pembelajaran oleh sekolah kita sendiri dan bisa juga dijadikan wisata edukasi maupun sejarah. Ini sangat menarik,” kata Berlian Ayu siswa kelas X. Di kompleks bangunan SMAN 1 Semarang juga sebenarnya ada kolam renang tua yang sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda.
Namun, keberadaan kolam renang yang tak terawat itu juga tak banyak diketahui oleh masyarakat maupun siswa. Akses ke kolam renang itu ditutup oleh pihak sekolah karena dikhawatirkan akan membahayakan siswa karena kondisi kolam renang itu memang tidak terawat. Jika dirunut melalui sejarahnya, bangunan itu pada 1942-1945 pernah digunakan untuk asrama sekolah pendidikan tentara Jepang. Kemudian, 1945 juga pernah difungsikan sebagai rumah sakit tentara Belanda.
Lalu pada 1946 hingga 1949 bangunan itu difungsikan untuk Hogere Burger School (HBS) atau Hoogere Burgerschool) yang merupakan sekolah lanjutan tingkat menengah pada zaman Hindia Belanda. Kurun waktu 1949-1950, bangunan tersebut digunakan untuk SMA B dan SMA A (SMA Negeri 3). Lalu, 1956-1957 dipecah menjadi B.1 dan B.2. Pada 1960-1961 B.1 menjadi SMA Negeri 1 dan B.2 menjadi SMAN 2.
Kemudian, 1969-1970 digunakan SMAN I dan II menjadi SMAN 1 dengan 1 kepala sekolah. Tahun 1977- ingga 1978 SMA I dan II berubah menjadi SMAN 1, SMAN 2 dipindah di Jalan Sendangguwo Baru. Tahun 1978 hingga sekarang untuk SMAN 1 Kota Semarang.
Susilo Himawan
Kota Semarang
(ars)