12 Warga Tewas Tertimbun
A
A
A
SUKABUMI - Kesunyian Kampung Cimerak, Desa Tegal panjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, berubah menjadi tragis. Tebing setinggi 20 meter dengan panjang 200 meter longsor dan menimbun 11 rumah warga pada Sabtu (28/3) sekitar pu kul 23.00 WIB malam.
Sebanyak 12 warga tewas akibat tertimbun material longsoran tanah tebing. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Suka bumi, ke 12 korban tewas itu ada lah Maya, 13; Aisyah, 50; Sopar di panggilan Opan, 56; Dede, 40; Elsa, 15; Egi, 6; Jamilah/Nyi nyin, 37; Lisdiawati, 4; Lilis, 36; Abdul Muti, 42; Aldi, 12; dan Deni,40. Bencana tanah longsor ini terjadi saat hujan deras terus mengguyur kawasan tersebut selama lebih dari dua jam.
Banyaknya volume air meng akibatkan tanah tebing setinggi 20 meter di Kampung Cimerak itu ambrol. Gerusan tanah bercampur material batu menghantam 11 rumah yang berada tepat di bawah tebing. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga pukul 17.32 WIB kemarin, semua korban yang tertimbun longsor ber hasil ditemukan.
Ke-12 orang yang tertimbun itu ditemukan da lam kondisi meninggal dunia. Dia menyebutkan, bencana tanah longsor ini juga terpaksa mengungsikan sebanyak 290 orang ke balai desa, tenda pengungsi, dan ke tempat kerabatnya. Sutopo menjelaskan, bencana longsor ini disebabkan hujan deras yang terjadi pada Sabtu sehingga air dari Gunung Merak melimpah ke perkampungan. “Tebing setinggi 20 meter dengan panjang sekitar 200 meter longsor menutup akses jalan Sukalarang-Cireungas,” sambung Sutopo.
Danrem 061/Suryakencana Bogor Kolonel (Inf) Fulad menerangkan, pencarian 12 korban yang tertimbun tanah longsor dilakukan tim gabungan. Pencarian dimulai sejak Minggu pagi hingga sore. Menurut dia, jasad para korban ditemukan di antara timbunan tanah sedalam lebih dari 1 meter. “Dari 12 korban yang sudah ditemukan ini, ternyata tidak seluruh adalah warga setempat. Tetapi terdapat dua orang korban yang berasal dari Kabupaten Cianjur ma sing-masing bernama Nyai Jamilah dan Lisdawati. Saat kejadian diketahui kedua korban itu tengah bertamu di rumah korban Lilis,” ujar Fulad.
Begitu juga dengan dua korban Abdul Muti dan Deni yang diketahui berasal dari desa tetangga. Dilaporkan ketika bencana terjadi, keduanya diduga tengah melintas di sekitar lokasi kejadian. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, bencana longsor ini telah menimbulkan ancaman terhadap puluhan rumah warga lainnya yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Untuk sementara para penghuni rumah yang terancam diungsikan terlebih dahulu ke lokasi yang aman.
“Hasil pendataan 11 rumah rata dengan tanah. Di samping itu longsor telah menyisakan retakan tanah di sekitar tebing, sehingga sangat berpotensi terjadinya longsor susulan atau mengancam puluhan rumah warga lainnya yang lokasinya ber ada tidak jauh dari tempat kejadian,” beber Usman. Sementara itu, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Diki Budiman mengatakan, upaya pencarian sempat terkendala kondisi cuaca yang didera hujan deras. Air hujan yang menggenangi lokasi kejadian telah menyulitkan tim SAR dalam melakukan penggalian timbunan tanah yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya para korban.
Ti dak hanya itu, guyuran hujan deras selama pencarian itu juga telah menimbulkan keresahan akan terjadinya longsor susulan. Pasalnya air hujan berpotensi mengikis retakan tanah di sekitar dinding tebing yang tersisa aki bat longsor. “Penanggulangan bencana dilakukan secara keseluruhan mulai dari pencarian korban, evakuasi warga yang terancam longsor, serta pengobatan terhadap korban dari kalangan anak-anak yang mengalami trauma dengan mendatangkan badut,” beber Diki.
Camat Cireunghas Bandan mengungkapkan, hujan deras yang telah mengguyur wilayahnya itu bukan hanya menimbulkan bencana longsor saja, tetapi juga telah memutuskan jembatan penghubung antara Kecamatan Cireunghas dengan Kecamatan Gegerbitung. “Untuk sementara ini penanggulangan lebih difokuskan pada bencana longsor,” tuturnya
BPBD Dikerahkan
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan langsung mengerahkan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat untuk membantu BPBD Kabupaten Sukabumi mencari korban tanah longsor. Bahkan Aher, sapaan akrab Gubernur Jabar, juga mengaku memantau setiap perkembangan dari pihak-pihak yang berkompeten di Kabupaten Sukabumi.
“Ya tentu BPBD setempat sudah bergerak. Insya Allah, kami tunggu perkembangannya. Yakita terus perhatikan dan antisipasi. Semua sudah bergerak,” ujar Aher kepada wartawan seusai menghadiri acara Lomba Fotografi dan Melukis Lingkungan Piala Gubernur Jabar yang di gelar Pelija (Peduli Lingkungan Jabar) di Gedung Sate kemarin. Aher juga berencana untuk melihat langsung lokasi tanah longsor yang menewaskan 12 warganya tersebut.
“Besok (hari ini) ada acara bersama Wapres dulu, setelah itu mungkin langsung melihat ke sana,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwa dewi Sundari menyatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dan langsung melakukan pengecekan ke lapangan terkait longsor ini. Ineu pun ingin memastikan akses di daerah tersebut tidak sampai terputus.
Toni kamajaya/ yugiprasetyo/ agie permadie/ant
Sebanyak 12 warga tewas akibat tertimbun material longsoran tanah tebing. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Suka bumi, ke 12 korban tewas itu ada lah Maya, 13; Aisyah, 50; Sopar di panggilan Opan, 56; Dede, 40; Elsa, 15; Egi, 6; Jamilah/Nyi nyin, 37; Lisdiawati, 4; Lilis, 36; Abdul Muti, 42; Aldi, 12; dan Deni,40. Bencana tanah longsor ini terjadi saat hujan deras terus mengguyur kawasan tersebut selama lebih dari dua jam.
Banyaknya volume air meng akibatkan tanah tebing setinggi 20 meter di Kampung Cimerak itu ambrol. Gerusan tanah bercampur material batu menghantam 11 rumah yang berada tepat di bawah tebing. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga pukul 17.32 WIB kemarin, semua korban yang tertimbun longsor ber hasil ditemukan.
Ke-12 orang yang tertimbun itu ditemukan da lam kondisi meninggal dunia. Dia menyebutkan, bencana tanah longsor ini juga terpaksa mengungsikan sebanyak 290 orang ke balai desa, tenda pengungsi, dan ke tempat kerabatnya. Sutopo menjelaskan, bencana longsor ini disebabkan hujan deras yang terjadi pada Sabtu sehingga air dari Gunung Merak melimpah ke perkampungan. “Tebing setinggi 20 meter dengan panjang sekitar 200 meter longsor menutup akses jalan Sukalarang-Cireungas,” sambung Sutopo.
Danrem 061/Suryakencana Bogor Kolonel (Inf) Fulad menerangkan, pencarian 12 korban yang tertimbun tanah longsor dilakukan tim gabungan. Pencarian dimulai sejak Minggu pagi hingga sore. Menurut dia, jasad para korban ditemukan di antara timbunan tanah sedalam lebih dari 1 meter. “Dari 12 korban yang sudah ditemukan ini, ternyata tidak seluruh adalah warga setempat. Tetapi terdapat dua orang korban yang berasal dari Kabupaten Cianjur ma sing-masing bernama Nyai Jamilah dan Lisdawati. Saat kejadian diketahui kedua korban itu tengah bertamu di rumah korban Lilis,” ujar Fulad.
Begitu juga dengan dua korban Abdul Muti dan Deni yang diketahui berasal dari desa tetangga. Dilaporkan ketika bencana terjadi, keduanya diduga tengah melintas di sekitar lokasi kejadian. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, bencana longsor ini telah menimbulkan ancaman terhadap puluhan rumah warga lainnya yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Untuk sementara para penghuni rumah yang terancam diungsikan terlebih dahulu ke lokasi yang aman.
“Hasil pendataan 11 rumah rata dengan tanah. Di samping itu longsor telah menyisakan retakan tanah di sekitar tebing, sehingga sangat berpotensi terjadinya longsor susulan atau mengancam puluhan rumah warga lainnya yang lokasinya ber ada tidak jauh dari tempat kejadian,” beber Usman. Sementara itu, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Diki Budiman mengatakan, upaya pencarian sempat terkendala kondisi cuaca yang didera hujan deras. Air hujan yang menggenangi lokasi kejadian telah menyulitkan tim SAR dalam melakukan penggalian timbunan tanah yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya para korban.
Ti dak hanya itu, guyuran hujan deras selama pencarian itu juga telah menimbulkan keresahan akan terjadinya longsor susulan. Pasalnya air hujan berpotensi mengikis retakan tanah di sekitar dinding tebing yang tersisa aki bat longsor. “Penanggulangan bencana dilakukan secara keseluruhan mulai dari pencarian korban, evakuasi warga yang terancam longsor, serta pengobatan terhadap korban dari kalangan anak-anak yang mengalami trauma dengan mendatangkan badut,” beber Diki.
Camat Cireunghas Bandan mengungkapkan, hujan deras yang telah mengguyur wilayahnya itu bukan hanya menimbulkan bencana longsor saja, tetapi juga telah memutuskan jembatan penghubung antara Kecamatan Cireunghas dengan Kecamatan Gegerbitung. “Untuk sementara ini penanggulangan lebih difokuskan pada bencana longsor,” tuturnya
BPBD Dikerahkan
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan langsung mengerahkan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat untuk membantu BPBD Kabupaten Sukabumi mencari korban tanah longsor. Bahkan Aher, sapaan akrab Gubernur Jabar, juga mengaku memantau setiap perkembangan dari pihak-pihak yang berkompeten di Kabupaten Sukabumi.
“Ya tentu BPBD setempat sudah bergerak. Insya Allah, kami tunggu perkembangannya. Yakita terus perhatikan dan antisipasi. Semua sudah bergerak,” ujar Aher kepada wartawan seusai menghadiri acara Lomba Fotografi dan Melukis Lingkungan Piala Gubernur Jabar yang di gelar Pelija (Peduli Lingkungan Jabar) di Gedung Sate kemarin. Aher juga berencana untuk melihat langsung lokasi tanah longsor yang menewaskan 12 warganya tersebut.
“Besok (hari ini) ada acara bersama Wapres dulu, setelah itu mungkin langsung melihat ke sana,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwa dewi Sundari menyatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dan langsung melakukan pengecekan ke lapangan terkait longsor ini. Ineu pun ingin memastikan akses di daerah tersebut tidak sampai terputus.
Toni kamajaya/ yugiprasetyo/ agie permadie/ant
(bhr)