Lawan 7 Orang, Siswa SMP 7 Manado Babak-belur
A
A
A
MANADO - Apes dialami HSK alias Hendro (16), siswa Kelas III SMP 7 Manado. Dia menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh tujuh orang sebayanya, di Mc Donald Kawasan Megamas, Manado.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami sejumlah luka memar di sekujur tubuhnya. Luka paling parah berada tepat di bawah mata kirinya, bengkak. Menurut korban, saat pulang sekolah dirinya tidak langsung pulang, tapi jalan-jalan ke Megamas.
"Saya jalan-jalan ke Megamas bersama satu teman sekolah saya Farid. Namun, saat kami nongkrong di Mc Donald, tiba-tiba datang tujuh orang dari SMP Tabita Manado menghampiri, dan menyerang kami," kata Hendro, Jumat (27/3/2015).
Semua pelaku, kata korban, tidak dikenalnya. Cuma karena berseragam SMP Tabita, mereka dia dikenali. "Saya tahu mereka dari SMP Tabita, itu terlihat dari seragam yang mereka kenakan," jelasnya.
Saat terjadi penyerangan, tambah korban, satu rekannya itu tidak membantu, tetapi kabur. "Cuma saya yang tinggal menghadapi mereka, soalnya teman saya sudah kabur duluan," timpalnya.
Atas kejadian tersebut, korban didampingi ayahnya melapor ke Polresta Manado.
"Karena masalah anak-anak, dan walaupun anak saya terluka parah, namun kasus ini saya serahkan sepenuhnya pada polisi. Semoga bisa membantu kami," harap ayah korban, Untung Nurbijianto (44).
Menimpali laporan itu, Kapolresta Manado Kombes Pol Sunarto berharap, para orangtua agar tetap mengontrol anaknya, dengan mengetatkan disiplin waktu, termasuk jangan keluyuran saat pulang sekolah.
"Orangtua harus mendisiplinkan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkas Sunarto.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami sejumlah luka memar di sekujur tubuhnya. Luka paling parah berada tepat di bawah mata kirinya, bengkak. Menurut korban, saat pulang sekolah dirinya tidak langsung pulang, tapi jalan-jalan ke Megamas.
"Saya jalan-jalan ke Megamas bersama satu teman sekolah saya Farid. Namun, saat kami nongkrong di Mc Donald, tiba-tiba datang tujuh orang dari SMP Tabita Manado menghampiri, dan menyerang kami," kata Hendro, Jumat (27/3/2015).
Semua pelaku, kata korban, tidak dikenalnya. Cuma karena berseragam SMP Tabita, mereka dia dikenali. "Saya tahu mereka dari SMP Tabita, itu terlihat dari seragam yang mereka kenakan," jelasnya.
Saat terjadi penyerangan, tambah korban, satu rekannya itu tidak membantu, tetapi kabur. "Cuma saya yang tinggal menghadapi mereka, soalnya teman saya sudah kabur duluan," timpalnya.
Atas kejadian tersebut, korban didampingi ayahnya melapor ke Polresta Manado.
"Karena masalah anak-anak, dan walaupun anak saya terluka parah, namun kasus ini saya serahkan sepenuhnya pada polisi. Semoga bisa membantu kami," harap ayah korban, Untung Nurbijianto (44).
Menimpali laporan itu, Kapolresta Manado Kombes Pol Sunarto berharap, para orangtua agar tetap mengontrol anaknya, dengan mengetatkan disiplin waktu, termasuk jangan keluyuran saat pulang sekolah.
"Orangtua harus mendisiplinkan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkas Sunarto.
(san)