Tertembak di Perut, Pencuri Akhirnya Tewas
A
A
A
SEMARANG - Seorang tersangka pencurian spesialis barang elektronik, Rohadi, 37, warga Delikrejo RT 007/RW 011 Kelurahan Tandang, Tembalang, Kota Semarang, tewas setelah perut bagian kanannya ditembak polisi.
Timah panas dilepaskan karena dia mencoba melawan petugas ketika hendak ditangkap. Bersama Rohadi, polisi berhasil membekuk tersangka lain, Adka alias Katok,19, warga Banteng RT 002/RW 003, Jangli, Tembalang, yang tak lain adik Rohadi. Penyergapan dua tersangka tersebut berawal pada Senin (23/3) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu Tim Opsnal Resintel (Reserse Intelijen) Polsek Tembalang menerima informasi ada pencurian di Perumahan Bukit Kencana, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Polisi yang bergerak cepat pun menyebar dan mendapati dua tersangka berboncengan sepeda motor Kawasaki Blitz warna hitam nomor polisi H 6412 HS. Rohadi yang mengendarai dan Adka membonceng.
“Anggota yang sudah menyebar, mencurigai gelagat dua orang itu (tersangka). Mereka bawa tas punggung cukup besar. Sempat dihentikan, tapi mereka malah kabur. Ini semakin menambah kecurigaan,” kata Kepala Polsek Tembalang Kompol Priyo Utomo di Mapolsek Tembalang, kemarin. Dipimpin Bripka Nanang, petugas yang berpakaian preman pun mengejar mereka.
Tak lama sepeda motor yang ditunggangi Rohadi dan Adka ternyata jatuh. Bukan menyerah, duo kakak adik itu terus berlari. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan. Adka rupanya menyerah, sementara Rohadi terus kabur. Tembakan peringatan kedua diletupkan, tapi tak juga digubris. Polisi terus mengejarnya.
“Akhirnya, tersangka ini bisa dikepung. Saat hendak ditangkap, ada indikasi melawan anggota. Mau merebut senjata. Anggota yang menyelamatkan diri, akhirnya meletuskan senjata. Peluru kena pinggang,” ujar Priyo. Rohadi langsung dilarikan ke RSUD Kota Semarang alias RS Ketileng. Sempat mendapat perawatan sehingga pihak rumah sakit memperbolehkan Rohadi dibawa ke Mapolsek Tembalang karena luka yang diderita dianggap tidak membahayakan.
Selasa (24/3) siang, Rohadi pun dijebloskan ke tahanan, satu sel denganadiknya. Namun, taklamatersangka tampak mengeluh kesakitan di luka tembaknya. Polisi pun kembali membawa ke RSUD Kota Semarang. Karenalukayangdiderita memburuk, pihak rumah sakit merujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang, namun nyawanya tak tertolong.
Selasa (24/3) sekitar pukul 18.30 WIB, Rohadi menghembuskan napas terakhir saat perawatan. Diketahui, dua lokasi yang jadi sasaran pencurian duo kakak adik ini pertama di Bukit Kelapa Kopyor V/Bukit Kencana, RT 002/ RW 014. Korbannya adalah seorang wartawan bernama Bekti Maharani alias Rani, 46. Korban kedua, Priyono, 48, seorang dosen tinggal di Bukit Cemara Indah Vi RT 005/RW 013 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Barang-barang yang dicuri dari dua TKP itu antara lain 7 ponsel, 2 laptop , 1 netbook , dan uang jutaan rupiah. Tersangka Adka mengaku saat mencuri berperan mengantar dan menjemput kakaknya dari dan ke TKP. “Saya tahu kalau mau mencuri. Saya antar kemudian saya jemput setelah di-SMS kakak saya. Sekarang kakak saya meninggal dunia. Dulupernahmencurijugadi Banyumanik, saya dapat bagian Rp300.000,” kata Adka.
Eka setiawan
Timah panas dilepaskan karena dia mencoba melawan petugas ketika hendak ditangkap. Bersama Rohadi, polisi berhasil membekuk tersangka lain, Adka alias Katok,19, warga Banteng RT 002/RW 003, Jangli, Tembalang, yang tak lain adik Rohadi. Penyergapan dua tersangka tersebut berawal pada Senin (23/3) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu Tim Opsnal Resintel (Reserse Intelijen) Polsek Tembalang menerima informasi ada pencurian di Perumahan Bukit Kencana, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Polisi yang bergerak cepat pun menyebar dan mendapati dua tersangka berboncengan sepeda motor Kawasaki Blitz warna hitam nomor polisi H 6412 HS. Rohadi yang mengendarai dan Adka membonceng.
“Anggota yang sudah menyebar, mencurigai gelagat dua orang itu (tersangka). Mereka bawa tas punggung cukup besar. Sempat dihentikan, tapi mereka malah kabur. Ini semakin menambah kecurigaan,” kata Kepala Polsek Tembalang Kompol Priyo Utomo di Mapolsek Tembalang, kemarin. Dipimpin Bripka Nanang, petugas yang berpakaian preman pun mengejar mereka.
Tak lama sepeda motor yang ditunggangi Rohadi dan Adka ternyata jatuh. Bukan menyerah, duo kakak adik itu terus berlari. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan. Adka rupanya menyerah, sementara Rohadi terus kabur. Tembakan peringatan kedua diletupkan, tapi tak juga digubris. Polisi terus mengejarnya.
“Akhirnya, tersangka ini bisa dikepung. Saat hendak ditangkap, ada indikasi melawan anggota. Mau merebut senjata. Anggota yang menyelamatkan diri, akhirnya meletuskan senjata. Peluru kena pinggang,” ujar Priyo. Rohadi langsung dilarikan ke RSUD Kota Semarang alias RS Ketileng. Sempat mendapat perawatan sehingga pihak rumah sakit memperbolehkan Rohadi dibawa ke Mapolsek Tembalang karena luka yang diderita dianggap tidak membahayakan.
Selasa (24/3) siang, Rohadi pun dijebloskan ke tahanan, satu sel denganadiknya. Namun, taklamatersangka tampak mengeluh kesakitan di luka tembaknya. Polisi pun kembali membawa ke RSUD Kota Semarang. Karenalukayangdiderita memburuk, pihak rumah sakit merujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang, namun nyawanya tak tertolong.
Selasa (24/3) sekitar pukul 18.30 WIB, Rohadi menghembuskan napas terakhir saat perawatan. Diketahui, dua lokasi yang jadi sasaran pencurian duo kakak adik ini pertama di Bukit Kelapa Kopyor V/Bukit Kencana, RT 002/ RW 014. Korbannya adalah seorang wartawan bernama Bekti Maharani alias Rani, 46. Korban kedua, Priyono, 48, seorang dosen tinggal di Bukit Cemara Indah Vi RT 005/RW 013 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Barang-barang yang dicuri dari dua TKP itu antara lain 7 ponsel, 2 laptop , 1 netbook , dan uang jutaan rupiah. Tersangka Adka mengaku saat mencuri berperan mengantar dan menjemput kakaknya dari dan ke TKP. “Saya tahu kalau mau mencuri. Saya antar kemudian saya jemput setelah di-SMS kakak saya. Sekarang kakak saya meninggal dunia. Dulupernahmencurijugadi Banyumanik, saya dapat bagian Rp300.000,” kata Adka.
Eka setiawan
(bbg)