Motif Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Semarang Masih Gelap
A
A
A
SEMARANG - Motif pembunuhan Pooh Ui Bi Ing Lorencia (50), ibu rumah tangga yang ditemukan bersimbah darah di rumahnya, Perumahan Puri Anjasmoro, Blok H-5 Nomor 19, Kecamatan Semarang Barat, masih gelap.
Penyelidikan intensif baik oleh petugas Polsek Semarang Barat maupun Polrestabes Semarang masih dilakukan. Tapi, hal itu belum menjawab apakah tewasnya Lorencia itu murni pembunuhan, berlatar belakang perampokan, atau motif lainnya.
"Anggota masih di lapangan. Sejumlah keterangan masih dikumpulkan, termasuk keterangan saksi-saksi," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono, Rabu (25/3/2015).
Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, kejadian itu tergolong rapi. Tidak ada satu pun kerusakan yang ditemukan di pintu rumah, kamar, maupun lemari di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Diduga kuat pelaku masuk saat korban hendak keluar. Dari TKP, sebuah sepeda motor Yamaha Vixion warna merah pelat nomor H 2546 GQ milik korban, hilang.
Posisi korban saat ditemukan tewas di dalam rumah, lantai 1, belakang piano warna putih. Sebuah tas kecil dan helm milik korban ditemukan tergeletak di samping jenazah.
Diduga kuat, pelaku mengetahui aktivitas korban sehari-hari. Korban juga berprofesi membuat kue dan cokelat untuk dijual. Bisa jadi ini dijadikan alasan pelaku masuk rumah itu.
"Ada pisau yang ditemukan (di TKP). Juga sarung tangan. Sebetulnya ada CCTV di dekat TKP, tapi tidak berfungsi," lanjut Djihartono.
Diketahui, korban kali pertama ditemukan tewas bersimbah darah oleh anak keduanya, Tamara Grasia (17), putrinya yang masih SMA pada Selasa (24/3/2015) sekira pukul 12.30. (Baca: Ibu Rumah Tangga Tewas Dibunuh di Rumahnya).
Tamara bersekolah di SMA Tri Tunggal Semarang. Tamara punya kakak bernama Rosalia Christina (21), berkuliah di Jakarta.
Hasil penyelidikan sementara, ada lima luka tusuk di tubuh korban. Termasuk di tangan dan leher. Luka di leher kiri itu merupakan sayatan sepanjang sekira 9 cm.
Pantauan KORAN SINDO di TKP, rumah itu berpagar besi, tingginya hampir 2 meter. Setelah pagar, ada dua anjing milik korban yang berada di dalam kandang.
Di depan rumah, ada pohon mangga cukup tinggi. Sementara, di sisi kiri rumah merupakan pekarangan. Korban diketahui juga mempunyai rumah lain, di Blok H-21, sisi utara TKP.
Rita, dari kelurahan setempat menyebut lingkungan di sekitar TKP memang sepi. "Kan rata-rata bekerja. Ini korbannya ibu rumah tangga. Anaknya dua, yang satu masih SMA, yang satu kuliah di Jakarta," ungkapnya.
Penyelidikan intensif baik oleh petugas Polsek Semarang Barat maupun Polrestabes Semarang masih dilakukan. Tapi, hal itu belum menjawab apakah tewasnya Lorencia itu murni pembunuhan, berlatar belakang perampokan, atau motif lainnya.
"Anggota masih di lapangan. Sejumlah keterangan masih dikumpulkan, termasuk keterangan saksi-saksi," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono, Rabu (25/3/2015).
Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, kejadian itu tergolong rapi. Tidak ada satu pun kerusakan yang ditemukan di pintu rumah, kamar, maupun lemari di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Diduga kuat pelaku masuk saat korban hendak keluar. Dari TKP, sebuah sepeda motor Yamaha Vixion warna merah pelat nomor H 2546 GQ milik korban, hilang.
Posisi korban saat ditemukan tewas di dalam rumah, lantai 1, belakang piano warna putih. Sebuah tas kecil dan helm milik korban ditemukan tergeletak di samping jenazah.
Diduga kuat, pelaku mengetahui aktivitas korban sehari-hari. Korban juga berprofesi membuat kue dan cokelat untuk dijual. Bisa jadi ini dijadikan alasan pelaku masuk rumah itu.
"Ada pisau yang ditemukan (di TKP). Juga sarung tangan. Sebetulnya ada CCTV di dekat TKP, tapi tidak berfungsi," lanjut Djihartono.
Diketahui, korban kali pertama ditemukan tewas bersimbah darah oleh anak keduanya, Tamara Grasia (17), putrinya yang masih SMA pada Selasa (24/3/2015) sekira pukul 12.30. (Baca: Ibu Rumah Tangga Tewas Dibunuh di Rumahnya).
Tamara bersekolah di SMA Tri Tunggal Semarang. Tamara punya kakak bernama Rosalia Christina (21), berkuliah di Jakarta.
Hasil penyelidikan sementara, ada lima luka tusuk di tubuh korban. Termasuk di tangan dan leher. Luka di leher kiri itu merupakan sayatan sepanjang sekira 9 cm.
Pantauan KORAN SINDO di TKP, rumah itu berpagar besi, tingginya hampir 2 meter. Setelah pagar, ada dua anjing milik korban yang berada di dalam kandang.
Di depan rumah, ada pohon mangga cukup tinggi. Sementara, di sisi kiri rumah merupakan pekarangan. Korban diketahui juga mempunyai rumah lain, di Blok H-21, sisi utara TKP.
Rita, dari kelurahan setempat menyebut lingkungan di sekitar TKP memang sepi. "Kan rata-rata bekerja. Ini korbannya ibu rumah tangga. Anaknya dua, yang satu masih SMA, yang satu kuliah di Jakarta," ungkapnya.
(zik)