Penipuan Bermodus Anak Kecelakaan, Puluhan Orangtua Siswa Jadi Korban
Kamis, 26 Maret 2015 - 04:01 WIB

Penipuan Bermodus Anak Kecelakaan, Puluhan Orangtua Siswa Jadi Korban
A
A
A
PURWAKARTA - Penipuan bermodus memberi kabar anak mengalami kecelakaan terjadi di Purwakarta, Jawa Barat. Kemarin, puluhan orangtua siswa SMP Negeri 7 Purwakarta, Jawa Barat, mengaku menjadi korban penipuan dengan modus tersebut. Mereka diberi kabar melalui telepon oleh pria asing bahwa anak-anak mereka mengalami kecelakaan.
"Kejadiannya serentak tadi pagi. Mereka dikasih kabar anaknya kecelakaan dan mengalami gegar otak. Kemudian diminta untuk mentransfer sejumlah uang," ungkap Kepala SMPN 7 Purwakarta Maman Surahman ketika ditemui di SMPN 7, Jalan Veteran Purwakarta, Rabu (25/3/2015).
Akibatnya, mereka mendatangi sekolah dan meminta konfirmasi dari sekolah. Dari catatan sekolah, ada 48 orangtua siswa yang mengaku dihubungi penelepon gelap itu. Bahkan, dari 48 orangtua siswa, dua di antaranya telah mengirim sejumlah uang kepada pelaku yang mengaku petugas medis dan aparat kepolisian.
"Korbannya ada dua orang, salah satunya telah mentransfer uang Rp5 juta ke yang bersangkutan ini. Para orangtua siswa yang datang saling berganti dan masalahnya sama diberi kabar anaknya kecelakaan. Kemudian saya jelaskan anak-anak mereka tidak kenapa-kenapa," ujarnya.
Dari kejadian tersebut, Maman mengaku heran kenapa korbannya adalah orangtua siswa SMP Negeri 7 Purwakarta. Bahkan, jumlahnya puluhan orang. Artinya orang tak dikenal tersebut mengetahui seluruh nomor kontak orangtua siswa.
"Itu yang aneh, kenapa bisa tahu semua kontak nomor telepon orangtua siswa di SMP 7, bahkan ada 18 nomor telepon yang berbeda," ujarnya.
Salah satu orangtua siswa yang telah mengimkan uang ke si penelepon gelap itu adalah Dini Nuryani (30). Dia ditelepon seseorang yang mengaku dokter. Ia diberi kabar anaknya kecelakaan jatuh dari tangga dan mengalami gegar otak. Mengetahui kabar itu, ia pun panik.
"Si penelepon itu minta dikirim uang. Tanpa melaporkan dulu pada suami, saya langsung mentransfer uang senilai Rp5 juta. Kemudian saya bilang sama suami dan langsung menghubungi anak saya, dan ternyata anak saya tidak apa-apa," ujarnya.
Puluhan orangtua siswa SMP Negeri 7 Purwakarta bersama pihak sekolah lansung melaporkan peristiwa tersebut ke polisi. Mereka mendesak kepolisian bertindak dan menangkap penelepon gelap yang melakukan penipuan tersebut.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Purwakarta Kompol Agus Suryana mengaku pihaknya sudah mendapat laporan penipuan yang dialami puluhan orangtua siswa SMPN 7 Purwakarta, ini. Pihaknya langsung terjun ke lapangan dan melakukan penyelidikan, termasuk meminta nomor telepon pelaku.
"Sebelum mendengar laporan penipuan di SMPN 7 kami juga mendapat laporan serupa di salah satu SD di Sindangkasih. Tapi korbannya lebih banyak di SMPN 7. Kami imbau agar orangtua tidak mempercayai modus ini, karena modus ini adalah modus lama," pungkas Agus.
"Kejadiannya serentak tadi pagi. Mereka dikasih kabar anaknya kecelakaan dan mengalami gegar otak. Kemudian diminta untuk mentransfer sejumlah uang," ungkap Kepala SMPN 7 Purwakarta Maman Surahman ketika ditemui di SMPN 7, Jalan Veteran Purwakarta, Rabu (25/3/2015).
Akibatnya, mereka mendatangi sekolah dan meminta konfirmasi dari sekolah. Dari catatan sekolah, ada 48 orangtua siswa yang mengaku dihubungi penelepon gelap itu. Bahkan, dari 48 orangtua siswa, dua di antaranya telah mengirim sejumlah uang kepada pelaku yang mengaku petugas medis dan aparat kepolisian.
"Korbannya ada dua orang, salah satunya telah mentransfer uang Rp5 juta ke yang bersangkutan ini. Para orangtua siswa yang datang saling berganti dan masalahnya sama diberi kabar anaknya kecelakaan. Kemudian saya jelaskan anak-anak mereka tidak kenapa-kenapa," ujarnya.
Dari kejadian tersebut, Maman mengaku heran kenapa korbannya adalah orangtua siswa SMP Negeri 7 Purwakarta. Bahkan, jumlahnya puluhan orang. Artinya orang tak dikenal tersebut mengetahui seluruh nomor kontak orangtua siswa.
"Itu yang aneh, kenapa bisa tahu semua kontak nomor telepon orangtua siswa di SMP 7, bahkan ada 18 nomor telepon yang berbeda," ujarnya.
Salah satu orangtua siswa yang telah mengimkan uang ke si penelepon gelap itu adalah Dini Nuryani (30). Dia ditelepon seseorang yang mengaku dokter. Ia diberi kabar anaknya kecelakaan jatuh dari tangga dan mengalami gegar otak. Mengetahui kabar itu, ia pun panik.
"Si penelepon itu minta dikirim uang. Tanpa melaporkan dulu pada suami, saya langsung mentransfer uang senilai Rp5 juta. Kemudian saya bilang sama suami dan langsung menghubungi anak saya, dan ternyata anak saya tidak apa-apa," ujarnya.
Puluhan orangtua siswa SMP Negeri 7 Purwakarta bersama pihak sekolah lansung melaporkan peristiwa tersebut ke polisi. Mereka mendesak kepolisian bertindak dan menangkap penelepon gelap yang melakukan penipuan tersebut.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Purwakarta Kompol Agus Suryana mengaku pihaknya sudah mendapat laporan penipuan yang dialami puluhan orangtua siswa SMPN 7 Purwakarta, ini. Pihaknya langsung terjun ke lapangan dan melakukan penyelidikan, termasuk meminta nomor telepon pelaku.
"Sebelum mendengar laporan penipuan di SMPN 7 kami juga mendapat laporan serupa di salah satu SD di Sindangkasih. Tapi korbannya lebih banyak di SMPN 7. Kami imbau agar orangtua tidak mempercayai modus ini, karena modus ini adalah modus lama," pungkas Agus.
(zik)