Jiwa Sosio-Entrepreneurship UGM Lemah
A
A
A
YOGYAKARTA - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dwikorita Karnawati PhD mengakui bahwa jiwa sosio-entrepreneurship yang dimiliki UGM sangatlah lemah. Hal ini melingkupi sebagian besar civitas akademika, termasuk di dalamnya para dosen pengajar.
Menurutnya itu terjadi karena sistem pembelajaran yang diterapkan di kampus terbilang stagnan dan selalu itu-itu saja dari tahun ke tahun. Dia menilai perlu adanya penyempurnaan sistem pembelajaran yang sesuai dengan zaman dan kebutuhan saat ini. Guna mendapatkan impact atau dampak positif ke depannya. Tak hanya bagi kampus, namun juga bagi alumni, negara dan masyarakat umum.
“Kami para dosen di bidang akademik perlu sempurnakan sistem pembelajaran yang ada, karena sejak zaman dulu (sampai sekarang) sistemnya yang ada itu. Mulai tahun (2015) ini dikembangkan sistem pembelajaran leadership learning dan sosioentrepreneurship . Sejak dua tahun (terakhir) ini, UGM hanya (berperan) sebagai kampus riset, itu tidak cukup,” ujar Prof Dwikorita kepada audiens dalam sambutan yang disampaikan di acara pelantikan Pengurus Keluarga Alumni Teknik UGM (Katgama) Periode 2015-2018 dan peluncuran program Masterpiece Katgama di Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) belum lama ini.
Dia mengungkapkan, selama ini cukup banyak dosen di UGM yang melakukan riset penelitian. Akan tetapi hanya sebatas itu dan tidak melihat dari sisi market maupun kebutuhan society atau masyarakat. Maka dari itu pihaknya mulai melakukan mapping atau pemetaan guna mengubah hal tersebut dan menggalakkan leadership learning dan sosio-entrepreneurship di kalangan civitas akademika UGM.
“Program jangka pendek yang mendesak bagi alumni, kesulitan cari individu yang di butuhkan ingin metani (memetakan) lebih lanjut, dan ini segera jadi program Katgama,” kata dia. Sementara itu Ketua Majelis Alumni Katgama sekaligus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabinet Kerja M Basoeki Hadimoeljono menegaskan, perlu ada perhatian khusus dalam meningkatkan daya saing terutama dari Katgama.
Apalagi selama ini riset penelitian yang dilakukan para alumni maupun dosen pengajar FT sebenarnya mampu bersaing dengan kampus lain. Hanya saja jarang terekspos dan terendus keluar. Maka dari itu pihaknya menantang para dosen maupun alumni Katgama untuk turut menyumbangkan ide-idenya kepada pemerintah maupun masyarakat.
Siti estuningsih
Menurutnya itu terjadi karena sistem pembelajaran yang diterapkan di kampus terbilang stagnan dan selalu itu-itu saja dari tahun ke tahun. Dia menilai perlu adanya penyempurnaan sistem pembelajaran yang sesuai dengan zaman dan kebutuhan saat ini. Guna mendapatkan impact atau dampak positif ke depannya. Tak hanya bagi kampus, namun juga bagi alumni, negara dan masyarakat umum.
“Kami para dosen di bidang akademik perlu sempurnakan sistem pembelajaran yang ada, karena sejak zaman dulu (sampai sekarang) sistemnya yang ada itu. Mulai tahun (2015) ini dikembangkan sistem pembelajaran leadership learning dan sosioentrepreneurship . Sejak dua tahun (terakhir) ini, UGM hanya (berperan) sebagai kampus riset, itu tidak cukup,” ujar Prof Dwikorita kepada audiens dalam sambutan yang disampaikan di acara pelantikan Pengurus Keluarga Alumni Teknik UGM (Katgama) Periode 2015-2018 dan peluncuran program Masterpiece Katgama di Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) belum lama ini.
Dia mengungkapkan, selama ini cukup banyak dosen di UGM yang melakukan riset penelitian. Akan tetapi hanya sebatas itu dan tidak melihat dari sisi market maupun kebutuhan society atau masyarakat. Maka dari itu pihaknya mulai melakukan mapping atau pemetaan guna mengubah hal tersebut dan menggalakkan leadership learning dan sosio-entrepreneurship di kalangan civitas akademika UGM.
“Program jangka pendek yang mendesak bagi alumni, kesulitan cari individu yang di butuhkan ingin metani (memetakan) lebih lanjut, dan ini segera jadi program Katgama,” kata dia. Sementara itu Ketua Majelis Alumni Katgama sekaligus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabinet Kerja M Basoeki Hadimoeljono menegaskan, perlu ada perhatian khusus dalam meningkatkan daya saing terutama dari Katgama.
Apalagi selama ini riset penelitian yang dilakukan para alumni maupun dosen pengajar FT sebenarnya mampu bersaing dengan kampus lain. Hanya saja jarang terekspos dan terendus keluar. Maka dari itu pihaknya menantang para dosen maupun alumni Katgama untuk turut menyumbangkan ide-idenya kepada pemerintah maupun masyarakat.
Siti estuningsih
(bhr)