Timsel Direksi TSTJ Studi Banding di GL Zoo
A
A
A
YOGYAKARTA - Tim Seleksi Direksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta melakukan studi banding ke Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Yogyakarta. Kunjungan dilakukan untuk mencari masukan yang bisa digunakan dalam mengembangkan TSTJ.
Kunjungan dipimpin langsung Sri Suharti dari Bagian Perekonomian Pemkot Surakarta. “Kami butuh direktur baru untuk menggantikan direktur lama yang habis masa tugasnya. Karena itu kami membawa Tim Seleksi Direksi TSTJ untuk mencari masukan,” ucap pimpinan rombongan Sri Suharti kemarin.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Surakarta BKSDA Jawa Tengah Johan Setiawan menjelaskan, dibanding GL Zoo pengelolaan TSTJ masih jauh tertinggal. Tingkat kesejahteraan satwa di GL Zoo jauh lebih terjamin. Dukungan sarana dan prasarana juga jauh lebih baik.
“Kami tadi minta tolong pada Pak Joko (Dirut GL Zoo-Red). Barangkali ada kolega yang punya kemampuan manajerial yang mumpuni untuk mau menangani TSTJ,” ucap Johan, yang juga anggota Timsel Direksi TSTJ. Timsel diambil dari lima komponen yang terdiri atas kalangan akademisi, yakni UNS dan UMS, PKBSI, BKSDA, dan Pembina BUMD Surakarta.
“Ini merupakan seleksi direksi jilid II. Dari lima pendaftar Direksi TSTJ pada bulan lalu, tidak ada satu pun yang lolos. Siapa tahu dari Gembira Loka ini ada yang mau partisipasi jadi Direksi TSTJ,” katanya. Mengelola kebun binatang sebagai lembaga konservasi (LK) berbeda dengan mengelola perusahaan.
“LK lebih mengedepankan aspek konservasi sehingga kesejahteraan satwa akanterjamin. Kamiingindireksi yang kualified,” ujar Johan. Medi Sulistiyanto, anggota tim seleksi independen dari UMS menyebutkan, dalam merekrut direksi nantinya harus diketahui apakah calon direktur punya rencana pengembangan sesuai konsep dari Pemkot Surakarta.
Sodik
Kunjungan dipimpin langsung Sri Suharti dari Bagian Perekonomian Pemkot Surakarta. “Kami butuh direktur baru untuk menggantikan direktur lama yang habis masa tugasnya. Karena itu kami membawa Tim Seleksi Direksi TSTJ untuk mencari masukan,” ucap pimpinan rombongan Sri Suharti kemarin.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Surakarta BKSDA Jawa Tengah Johan Setiawan menjelaskan, dibanding GL Zoo pengelolaan TSTJ masih jauh tertinggal. Tingkat kesejahteraan satwa di GL Zoo jauh lebih terjamin. Dukungan sarana dan prasarana juga jauh lebih baik.
“Kami tadi minta tolong pada Pak Joko (Dirut GL Zoo-Red). Barangkali ada kolega yang punya kemampuan manajerial yang mumpuni untuk mau menangani TSTJ,” ucap Johan, yang juga anggota Timsel Direksi TSTJ. Timsel diambil dari lima komponen yang terdiri atas kalangan akademisi, yakni UNS dan UMS, PKBSI, BKSDA, dan Pembina BUMD Surakarta.
“Ini merupakan seleksi direksi jilid II. Dari lima pendaftar Direksi TSTJ pada bulan lalu, tidak ada satu pun yang lolos. Siapa tahu dari Gembira Loka ini ada yang mau partisipasi jadi Direksi TSTJ,” katanya. Mengelola kebun binatang sebagai lembaga konservasi (LK) berbeda dengan mengelola perusahaan.
“LK lebih mengedepankan aspek konservasi sehingga kesejahteraan satwa akanterjamin. Kamiingindireksi yang kualified,” ujar Johan. Medi Sulistiyanto, anggota tim seleksi independen dari UMS menyebutkan, dalam merekrut direksi nantinya harus diketahui apakah calon direktur punya rencana pengembangan sesuai konsep dari Pemkot Surakarta.
Sodik
(bhr)