Pemko Plin Plan Operasikan Pasar Induk
A
A
A
MEDAN - Pemerintah Kota (Pemko) Medan terkesan plin-plan dalam pengoperasian pasar induk yang berlokasi di Kecamatan Medan Tuntungan. Pengoperasian yang sedianya hari ini (Sabtu, 21/3), kembali ditunda karena alasan hari libur Nyepi.
Anehnya, jarak penundaan dilakukan hingga satu pekan ke depan. “Besok (hari ini) tidak jadi pengoperasian pasar induk, pengoperasian kembali ditunda,” ungkap Dirut PD Pasar, Benny Sihotang, Jumat (20/3). Ketika disinggung apa alasan penundaan pengoperasian pasar yang terletak di Kelurahan Lau Cih itu, Benny enggan menjelaskannya.
“Saya juga tidak tahu, coba saja tanya sama asisten umum. Sebab, saya juga dapat informasi dari asisten umum kalau besok tidak jadi dioperasionalkan pasar induk ini,” ujar Benny. Benny mengatakan, dengan dilakukannya penundaan, hal ini mengakibatkan pihaknya mengalami kerugian.
“Kalau dampaknya, pasti kami merugi. Buat sajalah di sana kalau Dirut PD Pasar pun sudah lemas, sudah tidak bisa lagi berkata-kata,” kata Benny. Sebelumnya, Benny sudah meminta Pemko Medan tidak menunda lagi pengoperasian pasar induk. Pasalnya, jika penundaan terus dilakukan, pihaknya akan semakin merugi. “Dampaknya kami rugi, karena kalau pengoperasian pasar induk diundur, akan membahayakan cash flow perusahaan kami.
Biaya pun keluar terus karena kami sudah menugaskan personel bekerja di pasar induk, sedangkan hingga sekarang pasar belum juga beroperasi,” ungkap Benny sembari mengatakan sudah berulang kali ditanya pedagang kapan pasar tersebut di-launching , karena 90% pedagang sudah bersedia direlokasi.
Ketika ini dikonfirmasikan kepada Asisten Umum Setdako Medan, Ikhwan Habibi, dia mengakui kalau pengoperasian pasar induk memang ditunda. Hal itu karena rencana pengoperasian pada Sabtu (21/3), bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. “Besok itu libur, sehingga sesuai instruksi Bapak Wali Kota Medan, sebaiknya pengoperasian ditunda. Kalau kendala lainnya tidak ada.
Semua sudah siap, hanya persoalan waktu saja. Kami harus menunggu waktu yang tepat,” kata Ikhwan. Ketika disinggung kapan waktu yang tepat untuk mengoperasionalkan pasar yang akan menampung pedagang dari kawasan Jalan Sutomo Medan itu, Ikhwan mengatakan, pengoperasian pasar diagendakan pekan depan.
“Makanya kami tunda hingga pekan depan Sabtu (28/3) nanti baru akan dilaunching,” ucap Ikhwan. Anggota Komisi C DPRD Medan, Godfried, mengatakan, untuk merelokasi pedagang kepasar induk memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Wali kota Medan harus lebih serius mengatasi segala kendala terkait pengoperasionalan pasar induk.
“Kalau pasar induk ditunda terus, tentu hal ini harus segera disikapi. Pemko Medan perlu menjalin komunikasi dengan pedagang, apakah pedagang sudah bersedia pindah ke pasar induk atau tidak. Pemko harus bermusyawarah dengan perwakilan pedagang,” ucapnya. Sebab, hingga saat ini, kata Godfried, masih mengkritisi soal sarana transportasi ke pasar induk.
“Bayangkan saja, pedagang di sana itu mayoritas ibu-ibu dan mereka berjualan ke sana membawa uang, sedangkan mereka berangkat jam 23.00 WIB. Sementara angkutan di sana tidak ada, apakah ini tidak menjadi risiko nan-tinya bagi pedagang. Harusnya Pemko Medan menjamin keamanan transportasi di sana dulu baru mengoperasionalkan pasar tersebut,” paparnya.
Godfried menyarankan sebaiknya Pemko melakukan pendekatan dengan pedagang. “Kami dari Komisi C siap memfasilitasi pertemuan itu. Kami berharap pasar dioperasionalkan dengan sarana dan prasarana yang baik, jangan dipaksakan,” ujarnya.
Lia anggia nasution
Anehnya, jarak penundaan dilakukan hingga satu pekan ke depan. “Besok (hari ini) tidak jadi pengoperasian pasar induk, pengoperasian kembali ditunda,” ungkap Dirut PD Pasar, Benny Sihotang, Jumat (20/3). Ketika disinggung apa alasan penundaan pengoperasian pasar yang terletak di Kelurahan Lau Cih itu, Benny enggan menjelaskannya.
“Saya juga tidak tahu, coba saja tanya sama asisten umum. Sebab, saya juga dapat informasi dari asisten umum kalau besok tidak jadi dioperasionalkan pasar induk ini,” ujar Benny. Benny mengatakan, dengan dilakukannya penundaan, hal ini mengakibatkan pihaknya mengalami kerugian.
“Kalau dampaknya, pasti kami merugi. Buat sajalah di sana kalau Dirut PD Pasar pun sudah lemas, sudah tidak bisa lagi berkata-kata,” kata Benny. Sebelumnya, Benny sudah meminta Pemko Medan tidak menunda lagi pengoperasian pasar induk. Pasalnya, jika penundaan terus dilakukan, pihaknya akan semakin merugi. “Dampaknya kami rugi, karena kalau pengoperasian pasar induk diundur, akan membahayakan cash flow perusahaan kami.
Biaya pun keluar terus karena kami sudah menugaskan personel bekerja di pasar induk, sedangkan hingga sekarang pasar belum juga beroperasi,” ungkap Benny sembari mengatakan sudah berulang kali ditanya pedagang kapan pasar tersebut di-launching , karena 90% pedagang sudah bersedia direlokasi.
Ketika ini dikonfirmasikan kepada Asisten Umum Setdako Medan, Ikhwan Habibi, dia mengakui kalau pengoperasian pasar induk memang ditunda. Hal itu karena rencana pengoperasian pada Sabtu (21/3), bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. “Besok itu libur, sehingga sesuai instruksi Bapak Wali Kota Medan, sebaiknya pengoperasian ditunda. Kalau kendala lainnya tidak ada.
Semua sudah siap, hanya persoalan waktu saja. Kami harus menunggu waktu yang tepat,” kata Ikhwan. Ketika disinggung kapan waktu yang tepat untuk mengoperasionalkan pasar yang akan menampung pedagang dari kawasan Jalan Sutomo Medan itu, Ikhwan mengatakan, pengoperasian pasar diagendakan pekan depan.
“Makanya kami tunda hingga pekan depan Sabtu (28/3) nanti baru akan dilaunching,” ucap Ikhwan. Anggota Komisi C DPRD Medan, Godfried, mengatakan, untuk merelokasi pedagang kepasar induk memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Wali kota Medan harus lebih serius mengatasi segala kendala terkait pengoperasionalan pasar induk.
“Kalau pasar induk ditunda terus, tentu hal ini harus segera disikapi. Pemko Medan perlu menjalin komunikasi dengan pedagang, apakah pedagang sudah bersedia pindah ke pasar induk atau tidak. Pemko harus bermusyawarah dengan perwakilan pedagang,” ucapnya. Sebab, hingga saat ini, kata Godfried, masih mengkritisi soal sarana transportasi ke pasar induk.
“Bayangkan saja, pedagang di sana itu mayoritas ibu-ibu dan mereka berjualan ke sana membawa uang, sedangkan mereka berangkat jam 23.00 WIB. Sementara angkutan di sana tidak ada, apakah ini tidak menjadi risiko nan-tinya bagi pedagang. Harusnya Pemko Medan menjamin keamanan transportasi di sana dulu baru mengoperasionalkan pasar tersebut,” paparnya.
Godfried menyarankan sebaiknya Pemko melakukan pendekatan dengan pedagang. “Kami dari Komisi C siap memfasilitasi pertemuan itu. Kami berharap pasar dioperasionalkan dengan sarana dan prasarana yang baik, jangan dipaksakan,” ujarnya.
Lia anggia nasution
(bbg)