Basarnas Resmi Operasikan KN SAR Sadewa 231
A
A
A
SEMARANG - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang resmi memiliki Kapal Negara (KN) SAR Sadewa 231. Kapal canggih itu diresmikan pengoperasiannya oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, Jumat (20/3/2015).
Peresmian kapal itu dilakukan di halaman Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas, dekat mercusuar, Komplek Pelabuhan Tanjung Emas.
“Kapal ini punya teknologi canggih. Seperti navigasi, punya ruang perawatan sementara atau medis, alat selam juga teknologi sonar,” ungkap Soelistyo.
Dengan aneka kemampuan itu, kata dia, diharapkan bisa membantu proses SAR jika sewaktu–waktu dibutuhkan dengan cepat. Soelistyo mengakui Perairan Jawa Tengah alias Laut Jawa punya tingkat kerawanan cukup tinggi.
“Dari data – data yang ada, saya lihat di perairan ini punya kerawanan cukup tinggi. Lalu lintas kapal juga cukup padat,” lanjut dia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono menyebut secara umum bertambahnya sarana dan prasarana SAR akan membuat kepercayaan dunia internasional meningkat.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono menyebut pada proses SAR di laut memang diperlukan alat yang memadai, tidak hanya kesiapsiagaan personel.
“Tentunya terimakasih kepada Kepala Basarnas yang melimpahkan kapal ini kepada kami,” kata Agus.
Anggota Komisi V DPR, Yosep Umar Hadi, yang turut hadir pada peresmian itu menyebut dirinya cukup tahu betul perjalanan Basarnas, dari awal masih di bawah Kementerian Perhubungan hingga menjadi badan atau lembaga sendiri.
“Anggaran juga terus meningkat tiap tahun. Tugas Basarnas tentu akan terlaksana dengan baik jika didukung fasilitas yang bagus,” katanya.
Kapten KN SAR Sadewa 231, Adil Triyanto menyebut dari 3 kapal yang sudah ada di Kantor SAR Semarang, KN Sadewa ini terbilang paling canggih.
“Ada alat namanya AIS. Itu memungkinkan mengetahui keberadaan kapal lain dari jangkauan sekitar 12 mil. Termasuk data – data semuanya, hingga bendera (negara) asalnya. Ini tentu kapal – kapal yang juga terkoneksi AIS,” jelasnya.
Alat canggih lainnya yakni ECDIS. Kapal ini juga dilengkapi dengan sonar bawah. Artinya, bisa mendeteksi benda apa saja yang ada di bawah air. Ini tentu sangat berguna saat operasi SAR.
Kapal buatan PT Multi Prima Batam ini mempunyai panjang 40 m, lebar 7,8 m dan tinggi 3,5 m.
Kecepatan maksimalnya hingga 30 knot. Dengan bahan yang kuat, kapal ini masih mampu beroperasi meskipun tinggi gelombang mencapai 3 meter.
Peresmian kapal itu dilakukan di halaman Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas, dekat mercusuar, Komplek Pelabuhan Tanjung Emas.
“Kapal ini punya teknologi canggih. Seperti navigasi, punya ruang perawatan sementara atau medis, alat selam juga teknologi sonar,” ungkap Soelistyo.
Dengan aneka kemampuan itu, kata dia, diharapkan bisa membantu proses SAR jika sewaktu–waktu dibutuhkan dengan cepat. Soelistyo mengakui Perairan Jawa Tengah alias Laut Jawa punya tingkat kerawanan cukup tinggi.
“Dari data – data yang ada, saya lihat di perairan ini punya kerawanan cukup tinggi. Lalu lintas kapal juga cukup padat,” lanjut dia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono menyebut secara umum bertambahnya sarana dan prasarana SAR akan membuat kepercayaan dunia internasional meningkat.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono menyebut pada proses SAR di laut memang diperlukan alat yang memadai, tidak hanya kesiapsiagaan personel.
“Tentunya terimakasih kepada Kepala Basarnas yang melimpahkan kapal ini kepada kami,” kata Agus.
Anggota Komisi V DPR, Yosep Umar Hadi, yang turut hadir pada peresmian itu menyebut dirinya cukup tahu betul perjalanan Basarnas, dari awal masih di bawah Kementerian Perhubungan hingga menjadi badan atau lembaga sendiri.
“Anggaran juga terus meningkat tiap tahun. Tugas Basarnas tentu akan terlaksana dengan baik jika didukung fasilitas yang bagus,” katanya.
Kapten KN SAR Sadewa 231, Adil Triyanto menyebut dari 3 kapal yang sudah ada di Kantor SAR Semarang, KN Sadewa ini terbilang paling canggih.
“Ada alat namanya AIS. Itu memungkinkan mengetahui keberadaan kapal lain dari jangkauan sekitar 12 mil. Termasuk data – data semuanya, hingga bendera (negara) asalnya. Ini tentu kapal – kapal yang juga terkoneksi AIS,” jelasnya.
Alat canggih lainnya yakni ECDIS. Kapal ini juga dilengkapi dengan sonar bawah. Artinya, bisa mendeteksi benda apa saja yang ada di bawah air. Ini tentu sangat berguna saat operasi SAR.
Kapal buatan PT Multi Prima Batam ini mempunyai panjang 40 m, lebar 7,8 m dan tinggi 3,5 m.
Kecepatan maksimalnya hingga 30 knot. Dengan bahan yang kuat, kapal ini masih mampu beroperasi meskipun tinggi gelombang mencapai 3 meter.
(sms)