Kota Bekasi Makin Macet

Kamis, 19 Maret 2015 - 10:54 WIB
Kota Bekasi Makin Macet
Kota Bekasi Makin Macet
A A A
BEKASI - Kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi dari hari ke hari semakin macet. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengklaim kemacetan yang kian parah tersebut akibat warga tak meminati angkutan umum. Banyak warga Bekasi memilih kendaraan pribadi untuk melaksanakan aktivitas seharihari.

”Peminat angkutan kota semakin menurun setiap harinya,” ujar Kabid Angkutan Dishub Kota Bekasi, Erwin kepa da KORAN SINDO, kemarin. Menurutnya, di Bekasi angkutan yang mencari penumpang, bukan penumpang yang mencari angkutan. Hal ini memicu perilaku sopir angkutan umum berhenti sembarangan mencari penumpang di jalan raya. Seringkali imbauan petugas di lapangan di acuhkan. Dengan begitu badan jalan menjadi menyempit. ”Arus menjadi tersendat,” terang nya.

Erwin menjelaskan, jumlah angkot di Bekasi saat ini sekitar 4.500 unit dan melayani 75 trayek. Untuk di Kota bekasi sebanyak 35 trayek dan 20 trayek melayani penumpang kewilayah Kabupaten Bekasi. Selanjutnya 20 trayek melayani penumpang ke Jakarta. Berdasarkan data Samsat Kota Bekasi, saat ini jumlah kendaraan di daerah perbatasan DKI Jakarta ini sekitar 1,2 juta unit baik roda dua dan empat.

Kepala Dishub Kota Bekasi Sopandi Budiman menam bahkan, setiap hari terdapat sekitar 430.000 kendaraan menuju Jakarta, yang mana 52% adalah sepeda motor. Padatnya ken da - ra an itu tidak sebanding dengan panjang jalan yakni 1.200 km. Jalan tersebut terdiri dari jalan negara, jalan provinsi dan jalan kota. Sopandi menuturkan, saat ini angkutan massal yang paling banyak diminati yakni Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line karena dianggap paling nyaman dan cepat.

Sekitar 40.000 masyarakat Bekasi setiap hari menggunakan moda transportasi ini. ”Untuk ke stasiun mereka menggunakan kendaraan pribadi,” tambahnya. Lebih lanjut Sopandi mengatakan, untuk mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum bukan perkara mudah. Dibutuhkan angkutan massal yang nyaman serta terintegrasi. Pemkot Bekasi mewacanakan pembuatan bus rapit transit (BRT) sebagai solusi memecah kemacetan itu.

Seorang warga Rawalumbu, Jonder Sihotang, 52, mengakui angkutan umum sudah tidak nyaman. Karyawan swasta di Jakarta ini mengandalkan KRL Commuter Line untuk berangkat bekerja di daerah Cikini. ”Kalau berangkat dari rumah pakai angkot, bisa habis di jalan waktunya,” katanya. Apalagi saat ini angkutan yang umum di Bekasi sangat lamban dan kendaraanya memang sudah tidak layak digunakan.

Abdullah m surjaya
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8134 seconds (0.1#10.140)