Mabuk Obat, Bikers Nyasar Terjaring Razia
Mabuk Obat, Bikers Nyasar Terjaring Razia
A
A
A
KULON PROGO - Tengah mabuk mengendarai motor, seorang pemuda berinisial VH (24), terjaring operasi lalu lintas petugas Polres Kulon Progo, di Jalan Daendels (JJLS), Bugel, Panjatan.
"Petugas yang melakukan penggeledahan menemukan sembilan butir pil yang masuk dalam golongan psikotropika," kata Kasat Narkoba AKP Agus Nursewan, kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Ditambahkan dia, operasi yang dilaksanakan di Jalan Daendels (JJLS) ini digelar untuk menghentikan seluruh pengguna jalan. Saat itulah tersangka dengan satu orang rekannya terjaring, karena dalam kondisi mabuk.
"Dari saku celananya petugas menemukan lima butir pil riklona 2 clonazepam, dan 4 butir trihexypendyl yang dibungkus kemasan. Karena barang-barang tersebut masuk dalam daftar obat golongan narkoba," jelasnya.
Karena hanya satu orang yang mengantongi obat tersebut, maka yang ditetapkan sebagai tersangka hanya seorang. Sedangkan satu orang lainnya ditetapkan sebagai saksi.
Dari penangkapan itu polisi melakukan pengembangan untuk mencari bandarnya. Namun, bandarnya sudah kabur entah kemana. Bandar tersebut juga kerap berpindah kos dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain.
Tersangka ini akan dijerat dengan UU 5/1997 tentang piskotropika dengan ancaman minimal 5 tahun dan UU Kesehatan dengan ancaman hukuman 15 tahun. “Pil itu tidak dikonsumsi sendiri, tetapi juga diedarkan kepada rekannya,” ujarnya.
Hingga kini, tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Dia mengaku barang itu dibeli dengan harga Rp140 ribu untuk lima butir riclona dan Rp35 ribu untuk 10 trihex.
“Sebagian sudah saya konsumsi sendiri,” ujar pria yang menjadi buruh cat bangunan ini.
Diakuinya, dia sudah kecanduan mengkonsumsi obat-obat seperti itu sejak SMA. Sehingga, ketika tidak menelan badannya terasa lunglai dan kurang semangat. “Kalau minum, jadi lebih semangat bekerja,” jelasnya.
Vitnu mengaku, tujuan awal dia akan ke Pantai Parangtritis, Bantul. Mungkin karena terpengaruh pil tersebut, dia kesasar dan terjaring razia di wilayah Bugel, Panjatan.
"Petugas yang melakukan penggeledahan menemukan sembilan butir pil yang masuk dalam golongan psikotropika," kata Kasat Narkoba AKP Agus Nursewan, kepada wartawan, Rabu (18/3/2015).
Ditambahkan dia, operasi yang dilaksanakan di Jalan Daendels (JJLS) ini digelar untuk menghentikan seluruh pengguna jalan. Saat itulah tersangka dengan satu orang rekannya terjaring, karena dalam kondisi mabuk.
"Dari saku celananya petugas menemukan lima butir pil riklona 2 clonazepam, dan 4 butir trihexypendyl yang dibungkus kemasan. Karena barang-barang tersebut masuk dalam daftar obat golongan narkoba," jelasnya.
Karena hanya satu orang yang mengantongi obat tersebut, maka yang ditetapkan sebagai tersangka hanya seorang. Sedangkan satu orang lainnya ditetapkan sebagai saksi.
Dari penangkapan itu polisi melakukan pengembangan untuk mencari bandarnya. Namun, bandarnya sudah kabur entah kemana. Bandar tersebut juga kerap berpindah kos dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain.
Tersangka ini akan dijerat dengan UU 5/1997 tentang piskotropika dengan ancaman minimal 5 tahun dan UU Kesehatan dengan ancaman hukuman 15 tahun. “Pil itu tidak dikonsumsi sendiri, tetapi juga diedarkan kepada rekannya,” ujarnya.
Hingga kini, tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Dia mengaku barang itu dibeli dengan harga Rp140 ribu untuk lima butir riclona dan Rp35 ribu untuk 10 trihex.
“Sebagian sudah saya konsumsi sendiri,” ujar pria yang menjadi buruh cat bangunan ini.
Diakuinya, dia sudah kecanduan mengkonsumsi obat-obat seperti itu sejak SMA. Sehingga, ketika tidak menelan badannya terasa lunglai dan kurang semangat. “Kalau minum, jadi lebih semangat bekerja,” jelasnya.
Vitnu mengaku, tujuan awal dia akan ke Pantai Parangtritis, Bantul. Mungkin karena terpengaruh pil tersebut, dia kesasar dan terjaring razia di wilayah Bugel, Panjatan.
(san)
Explore More