Dokter RSUD Banten Mogok Kerja, Pasien Telantar
A
A
A
SERANG - Pasien yang akan berobat di Sakit Umum Darah (RSUD) Banten telantar bahkan pulang tanpa ada perawatan dari dokter spesialis. Dokter mogok kerja karena diduga belum mendapatkan gaji selama tiga bulan serta menuntut pembenahan manajemen.
"Saya dari Cikeusal, Pak. Istri saya mau memeriksakan kandungan, eh dokternya enggak ada. Kata orang rumah sakit tutup," kata Suandi, Rabu (18/3/2015).
Suandi mengatakan dirinya dan istrinya sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit milik Pemprov Banten itu. Padahal, kata dia, istrinya mendapatkan rujukan dari Puskesmas Cikeusal dan harus memeriksakan kandungannya di rumah sakit tersebut.
"Rumah sakit segede gini masak tutup? Heran saya juga kenapa bisa begitu. Sudah gini mau gimana lagi, ya balik lagi saja," keluh Suandi.
Hal senada diungkapkan pasien lainnya, Suhartini. Warga Pandeglang yang memeriksakan anaknya yang mengalami gejala kejang-kejang ini kecewa lantaran rumah sakit tidak melayani pasien.
"Kecewa, jauh-jauh saya bawa ke sini tapi kayak gini, terpaksa pulang ke rumah," katanya mengeluh.
Sementara, Plt Dirut RSUD Banten Takro Jaka Rooseno membenarkan adanya gangguan pada pelayanan di RSUD Banten akibat sejumlah dokter yang tidak masuk kerja. "Iya memang tadi pelayanan bermasalah," kata Jaka saat dihubungi wartawan
Ditanya soal para dokter belum mendapatkan insentif selama tiga bulan dan jasa medis yang tidak transparan, ia tidak banyak berkomentar "Coba nanti saya cek kebenarannya," katanya singkat.
Berdasarkan pantauan, suasana rumah sakit yang berada di Jalan Syekh Nawawi Albantani, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Banten ini terlihat sepi. Di sejumlah loket dan pelataran rumah sakit tidak ada kegiatan layaknya sebuah rumah sakit.
"Saya dari Cikeusal, Pak. Istri saya mau memeriksakan kandungan, eh dokternya enggak ada. Kata orang rumah sakit tutup," kata Suandi, Rabu (18/3/2015).
Suandi mengatakan dirinya dan istrinya sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit milik Pemprov Banten itu. Padahal, kata dia, istrinya mendapatkan rujukan dari Puskesmas Cikeusal dan harus memeriksakan kandungannya di rumah sakit tersebut.
"Rumah sakit segede gini masak tutup? Heran saya juga kenapa bisa begitu. Sudah gini mau gimana lagi, ya balik lagi saja," keluh Suandi.
Hal senada diungkapkan pasien lainnya, Suhartini. Warga Pandeglang yang memeriksakan anaknya yang mengalami gejala kejang-kejang ini kecewa lantaran rumah sakit tidak melayani pasien.
"Kecewa, jauh-jauh saya bawa ke sini tapi kayak gini, terpaksa pulang ke rumah," katanya mengeluh.
Sementara, Plt Dirut RSUD Banten Takro Jaka Rooseno membenarkan adanya gangguan pada pelayanan di RSUD Banten akibat sejumlah dokter yang tidak masuk kerja. "Iya memang tadi pelayanan bermasalah," kata Jaka saat dihubungi wartawan
Ditanya soal para dokter belum mendapatkan insentif selama tiga bulan dan jasa medis yang tidak transparan, ia tidak banyak berkomentar "Coba nanti saya cek kebenarannya," katanya singkat.
Berdasarkan pantauan, suasana rumah sakit yang berada di Jalan Syekh Nawawi Albantani, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Banten ini terlihat sepi. Di sejumlah loket dan pelataran rumah sakit tidak ada kegiatan layaknya sebuah rumah sakit.
(zik)