Sembilan Turis Jepang Jadi Guru di SMPN 1 Wates

Rabu, 18 Maret 2015 - 11:17 WIB
Sembilan Turis Jepang...
Sembilan Turis Jepang Jadi Guru di SMPN 1 Wates
A A A
KULONPROGO - Sembilan mahasiswa asal Jepang menjadi guru di SMPN 1 Wates dalam program Bule Mengajar. Tidak hanya belajar budaya, para bule ini juga mencoba melakukan interaksi dengan para siswa.

Mulai dari mengenalkan huruf kanji, bernyanyi, bermain biola, hingga menari. Kedatangan bule asal Jepang ini, merupakan bagian dari kegiatan bertema Bule Mengajar yang diinisiasi kaum muda Kulonprogo. Sebelumnya, sudah ada sejumlah bule dari berbagai negara di Eropa yang juga didaulat untuk menjadi guru di beberapa sekolah.

Founder Bule Mengajar, Lia Andarina Grasia mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian dari international cultural study. Ketika ada waktu luang mereka menggunakannya dengan melakukan interaksi bersama siswa SMP, dan berkunjung di beberapa obyek wisata di Kulonprogo. “Selain mengenalkan budaya, kami juga ingin mengangkat potensi wisata yang ada di Kulonprogo,” kata Lia.

Program bule mengajar ini, kata Lia, tidak pada sisi formal. Namun lebih pada sharing kebudayaan. Sehingga dalam setiap kali kegiatan mereka juga dikenalkan dengan potensi budaya yang ada. hal ini cukup menarik dan sudah lebih dari 20 kali kegiatan mendapat respons dari beberapa NGO. “Kami juga bagikan brosur pariwisata, agar Kulonprogo lebih dikenal,” ujarnya.

Sharing antara bule dan siswa juga cukup menarik. Para siswa yang diajak bicara dengan Bahasa Inggris, menjadi percaya diri. Gelak tawa dan soraksorai siswa pun menghiasi kegiatan. Apalagi para bule juga diajak menari. “Senang bisa diajak bicara dengan Bahasa Inggris. Selama ini kanjarang,” ujar Fira, salah satu siswa. Mio Harahata, lulusan dari Matsuyama University, mengaku senang bisa berinteraksi dengan orang Indonesia, khususnya para siswa. Setidaknya dia bisa tahu dan belajar tentang budaya yang ada di Indonesia dan Kulonprogo.

“Saya suka berinteraksi di sini,” ujarnya dalam bahas Inggris Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Wates, Ignatius Suranto mengakui, kegiatan itu cukup membantu siswa dalam praktik berbicara. Kegiatan serupa menurutnya pernah dilakukan dua atau tiga kali sebelumnya. Selain dari Jepang, juga pernah datang dari Singapura. “Sejumlah siswa yang berprestasi juga ada yang dikirim ke Jepang dan Singapura,” ujarnya.

Kuntadi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8007 seconds (0.1#10.140)