Diduga Dua ABK Majalengka Korban Kapal Hsiang Fu Chuen

Selasa, 17 Maret 2015 - 13:31 WIB
Diduga Dua ABK Majalengka...
Diduga Dua ABK Majalengka Korban Kapal Hsiang Fu Chuen
A A A
MAJALENGKA - Tim Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI bersama jajaran Polda Jabar mendatangi keluarga korban di Kabupaten Majalengka, yang did uga korban dari 21 anak buah kapal (ABK) akibat teng gelamnya kapal Taiwan Hsiang Fu Chuen di perairan Samudera Atlantik Brazil.

Mereka mendatangi rumah Dasti dan Waresm di Blok Leuwimukti RT 01/05 Desa Ligung Lor Kecamatan Ligung, Kabupaten Ma jalengka untuk melengkapi da ta dan melakukan tes deoxy - rib onucleic acid (DNA). DNA yang dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dan air liur dari mulut keluarga korban, untuk dicocokkan dengan DNA korban.

Korban ABK yang diduga warga Majalengka itu sen diri yakni Anton Wartono, 21; dan Didin Safrudin, 23. Dalam pemeriksaan tersebut, tim dipimpin Muhamad Ramdhan Direktorat Jendral Protokol dan Konsuler Kemenlu RI, mengambil sampel darah serta air liur dari keluarga korban. Selain itu, tim juga memeriksa struktur gigi untuk dicocokkan dengan korban.

“Kami mendapatkan informasi jika warga Kabupaten Majalengka merupakan korban dari 21 orang ABK kapal Taiwan yang tenggelam diSamudera Atlantik. Untuk memastikan apakah itu benar atau tidak, saat ini kita tengah melakukan pemeriksaan DNA, untuk dicocokkan dengan korban,” kata Muhamad.

Menurut dia, sebelum mengunjungi keluarga di Majalengka, tim juga telah melakukan pemeriksaan serupa terhadap keluarga korban lainnya yang menjadi ABK di berbagai daerah. “Kami hanya mengambil sampel darah dan air liur terhadap kedua orang tua. Nantinya kami akan cocokkan,” ujarnya. Dijelaskan dia, dari data yang diperolehnya, ada 21 ABK yang tewas dua di antaranya diduga warga Kabupaten Majalengka.

“Belum dipastikan ya atau tidak. Karena masih dalam pemeriksaan,” ujarnya. Pada saat pemeriksaan berlangsung, keluarga korban di selimuti rasa duka dan kesedihan yang mendalam. Mereka begitu me yakini bila di antara puluhan ABK adalah anaknya. “Mudahmu dahan anak saya selamat dan tidak terjadi apa-apa,” kata Dasti orangtua, Anton Wartono.

Menurutnya, pada dua hari yang lalu dirinya sempat men dapatkan kabar dari PT Binar Jaya Pra tama yang berkedudukan di Pe malang. Perusahan itu merupakan agensi ABK yang mem bawa Anton dan Didin bekerja di ABK Kapal Taiwan. “Terakhir kontak dengan anak saya, pada 9 Februari 2015 lalu. Setelah itu tidak ada kabar lagi. Saya berharap tidak terjadi apaapa pada anak saya,” harapnya.

Keluarga korban berharap agar pemerintah segera dapat mem berikan informasi tentang ke beradaan anaknya. “Saya harap pemerintah segera mem berikan kabar tentang nasib anak sa ya,” pintanya. Dari informasi yang dihimpun, Kementerian Luar Negeri terus menggali informasi sebanyak mungkin dari berbagai lini untuk memastikan nasib warga negara Indonesia (WNI) yang men jadi anak buah kapal (ABK) di kapal Taiwan Hsiang Fu Chuen yang hilang sejak 26 Feb ruari 2015.

Saat ini kementerian juga me ngundang lima agensi atau pe ru sahaan Indonesia pengirim 21 ABK tersebut untuk membahas kelanjutan nasib ABK dan proses pencarian. Kelima agensi itu adalah PT Media Maritim Tegal, PT Mutiara Jasa Bahari, PT Binar Jaya Pratama, PT Puncak Jaya Samudera, dan PT Bima Samudera Bahari.

Kabarnya saat ini Pemerin ah Indonesia lewat Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei juga sudah me la kukan pertemuan dengan penjaga pantai di lokasi terdekat hi langnya kapal Hsiang Fu Chuen. Otoritas Taiwan belum me ngumumkan status resmi kapal tersebut. Peristiwa hilangnya kapal baru dilaporkan secara resmi oleh Coast Guard Taiwan hari Senin (9/3) atau hampir dua minggu sejak kapal hilang kontak pada 26 Februari 2015 pukul 03.00 waktu Taiwan.

Ade nurjanah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)