Waspadai Disintegrasi Wilayah

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:10 WIB
Waspadai Disintegrasi Wilayah
Waspadai Disintegrasi Wilayah
A A A
CIMAHI - Anggota DPR RI Komisi I Arief Suditomo melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan Republik Indonesia yakni Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dalam rangka kegiatan resesnya di Gedung Pandiga Jati, Kecamatan Cimahi Utara pada Senin (9/3) lalu.

Kegiatan resesnya tersebut dihadiri oleh warga dari daerah pilihannya di Kota Cimahi yang dimulai dari pukul 10.00 hingga 13.00 WIB. Arief mengatakan, sosialisasi tentang empat pilar kebangsaan ini membahas tentang kebhinekaan yang sudah menjadi melting spot (titik bersatunya) keberagaman. Pasalnya, negara Indonesia yang terdiri dari beragam macam suku beserta kekayaan budayanya adalah merupakan aset kekayaan negeri ini.

“Indonesia terdiri dari mutu manikam yang beragam dan itu adalah aset kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan Bhineka Tunggal Ika,” tutur Arief. Menurutnya negara Indonesia dengan luas wilayah yang sangat besar sebenarnya terlalu besar untuk terpuruk. Oleh sebab itu, kejadian yang sempat membuat traumatik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti disintegrasi Timor Timur, tragedi Ambon dan tragedi Foso tidak harus terjadi kembali.

Pasalnya, traumatik itu bukan hanya tentang disintegrasi wilayah tapi juga dipastikan ada disintegrasi sosial juga. “Harga mati empat pilar ini, Bangsa Indonesia sudah mengalami kejadian-kejadian traumatik. Itu sudah cukup jangan terulang lagi,” ucapnya. Selain itu, Arief mengatakan, reses yang kedua kalinya ini di lakukan dari mulai 6-13 Maret 2015.

Dalam kegiatan resesnya kali ini, dirinya juga konsen pada pembahasan tentang rancangan Undang-Undang Lembaga Penyiaran dan Lembaga Penyiaran Publik RTRI serta UU Penyiaran. Diakuinya juga, dirinya aktif berperan serta dalam mensponsori kegiatan-kegiatan mahasiswa terkait hal itu. “Di kampus yang mau membuat seminar atau workshop tentang UU Penyiaran saya akan dukung. Beberapa waktu lalu ada diskusi hal ini di Universitas Telkom, BITC, dan nanti di Unpad Jatinangor,” terangnya.

Selain itu, Arief mengaku dana resesnya kali ini dia gunakan untuk membiayai guru-guru pendidikan anak usia dini (PAUD) yang telah menjadi binaannya. Pasalnya, banyak dari orang tua PAUD yang berhenti menitipkan anak-anaknya untuk mendapat pendidikam di lembaga-lembaga PAUD yang menjadi binaanya karena terhambat masalah biaya.

Setiap gurunya diberi dana setiap orang Rp500.000, sehingga mereka tidak harus mengharap income dari orang tua murid. Lebih lanjut dikatakannya, target resesnya kali ini mengunjungi dan bertemu konstituennya dengan memberi pemahaman tentang pendidikan politik yang mendidik. Memberikan semangat dan memberikan sesuatu yang berguna bagi komunitas-komunitasnya. “Dalam prosesnya saya tidak ingin diisi dengan bagi-bagi duit atau yang sifatnya memberikan pendidikan politik yang buruk,” pungkasnya.

Nur azis
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2952 seconds (0.1#10.140)