Memerangi Vandalisme Tak Kunjung Berhenti

Sabtu, 14 Maret 2015 - 10:48 WIB
Memerangi Vandalisme Tak Kunjung Berhenti
Memerangi Vandalisme Tak Kunjung Berhenti
A A A
YOGYAKARTA - Jumat (13/3) puluhan tentara bersama aparat pemerintah dari Kecamatan Gondokusuman dan Kelurahan Baciro berkumpul di Jalan Pengok Kidul, Gondokusuman.

Setelah ditelisik, tidak ada peristiwa heboh yangmengundang aparat ini. Mereka justru berkumpul untuk satu misi, membersihkan vandalisme. Persoalan vandalisme di Kota Yogyakarta masih belum juga tuntas. Aksi coret-coret masih banyak ditemui di sudut-sudut kota dan praktis mengurangi keindahannya.

Pebersihan bekas aksi tangan-tangan jahil inibukan satu kali dilakukan, tapi aksi serupa terus terulang. Awal Februari lalu misalnya, enam orang ditangkap polisi akibat ulah jahilnya melakukan vandalisme di tembok Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Ironisnya, dari jumlah itu lima di antaranya merupakan siswa sekolah dan satu lainnya seorang desainer.

Sempat diinapkan semalam di Mapolsek, mereka dilepas kembali setelah mendapat pembinaan. Sayang, itu saja ternyata tidak cukup. Seakan tak jera, vandalisme masih banyak terjadi. Berbagai gerakan yang digalang untuk mengajak masyarakat dan pelajar menghindari vandalisme, belum membuahkan hasil positif.

Ini jelas membuat prihatin banyak kalangan, termasuk puluhan Babinsa. Dipimpin Kopka Jupri, mereka bergantian membersihkan tembok di sisi jalan dari vandalisme. Tembok dicat ulang agar terlihat bersih. Tapi tentu saja, tidak ada jaminan kebersihannya akan terus terjaga selagi belum ada sanksi tegas bagi pelaku vandalisme.

Camat Gondokusuman Jalaludin mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program yang disiapkan bersama TNI AD, Polri, instansi terkait dan masyarakat. Melalui program ini, ia berharap ada pembelajaran yang bisa dipetik khususnya oleh pelajar agar tidak lagi mencoret tembok sembarangan.

“Aksi coret-coret tidak bisa dibenarkan karena merusak keindahan. Kami ingin, para pelajar khususnya bisa belajar dan ikut menjaga keindahan lingkungan, salah satunya dengan tidak melakukan coret-coret sembarangan,” ucap Jalaludin.Serma Akhmad Khasinun, salah satu Babinsa yang ikut terlibat dalam kegiatan ini mengakui, tindakan yang dilakukan itu tidak akan berdampak signifikan jika hanya dilakukan sekali saja.

Belum lagi, jika tidakdidukung semua pihak terutama masyarakat maupun penegak hukum. Sanksi tegas, kata dia, perlu dipertimbangkan untuk menimbulkan efek jera. Kegiatan serupa pun perlu dilakukan lebih intens agar masyarakat ikut tergerak dan terdorong merasa memiliki. Dengan begitu, semua akan berusaha saling menjaga lingkungannya dari gangguan tangan jahil.

Senada diungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Heri Edi Suasana. Ia menyebut tindakan tegas terhadap pelaku vandalisme memang diperlukan. Tapi, yang tak kalah penting, kata dia, bagaimana mendidik masyarakat agar turut peduli dalam mengani vandalisme yang banyak terjadi. Penanganan terhadap pelaku vandalisme pun, lanjut dia, tidak bisa diberlakukan sama rata.

Contohnya penanganan terhadap siswa yang menjadi pelaku vandalisme perlu koordinasi dengan sekolah maupun dinas terkait. Sehingga akan menimbulkan efek jera. “Jadi penanganan berikutnya perlu dilakukan bersama antara kepolisian dan sekolah. Selain itu, masyarakat sekitar tentunya harus ikut ambil bagian untuk bertindak apabila terjadi aksi vandalisme,” tandasnya.

Sodik
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9659 seconds (0.1#10.140)