Perbatasan GedangsariKlaten Longsor

Sabtu, 14 Maret 2015 - 10:48 WIB
Perbatasan GedangsariKlaten Longsor
Perbatasan GedangsariKlaten Longsor
A A A
GUNUNGKIDUL - Hujan deras yang mengguyur Gunungkidul kembali menyebabkan tanah longsor. Talud perbatasan Gedangsari– Klaten di Dusun Nglengkong, Serut dengan Dusun Bometan, Desa Ngandong, Gantiwarno, Klaten ambrol sepanjang 30 meter.

Akibatnya, tiga rumah warga di Dusun Bometan, Ngandong, Ganti Warno, Klaten mengalami kerusakan akibat peristiwa ini. “Memang yang longsor adalah talud yang dibangun Pemkab Gunungkidul di jalur perbatasan, namun yang terkena adalah rumah milik warga Klaten,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budi Harjo kepada wartawan, kemarin.

Meski masuk wilayah Klaten, pihaknya juga menyempatkan melakukan peninjauan lokasi. Dia berharap warga setempat tetap waspada dengan kondisi hujan yang masih dalam intensitas tinggi tersebut. Apalagi, kondisi talud yang masih mungkin menyebabkan longsor susulan. “Kami tidak hanya cek lokasi, namun berkoordinasi juga dengan BPBD Klaten Jawa Tengah berkaitan dengan penanganan rumah warga yang masuk administratif Wilayah Klaten,” kata dia.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengungkapkan, pihaknya langsung membuat laporan mengenai kerusakan talud dengan ketinggian lima meter dan panjang 30 meter tersebut. Langkah ini dilakukan untuk laporan kepada bupati sehingga ada dasar perbaikan talud yang menjadi tanggung jawab pemkab.

“Apabila terus ambrol dari pemetaan kami akan mengancam sekitar 40 KK di wilayah Klaten. Jadi memang perlu ada upaya perbaikan yang menjadi tanggung jawab kami,” katanya. Bencana serupa juga terjadi di Pedukuhan Jetis, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul. Rumah warga rusak karena terdampak tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (12/3) malam.

"Satu rumah dilaporkan rusak bagian belakang akibat terkena longsoran saat hujan deras disertai angin, kemarin malam. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto, kemarin.

Namun, kata dia, penghuni rumah terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu, khawatir terjadi longsor susulan maupun kejadian yang tidak diinginkan yang membahayakan keselamatan. Menurut dia, berdasarkan hasil kaji cepat yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bantul, di belakang rumah yang terkena longsor, masih terdapat rekahan tanah, sehingga dikhawatirkan mengancam sejumlah rumah lain di sekitarnya.

Sementara itu, selain di Selopamioro, BPBD juga mencatat hujan deras pada Kamis (12/3) malam itu juga mengakibatkan satu rumah di wilayah Desa Wukirsari, Imogiri terkena longsoran tanah, dan satu ruas jalan di Seloharjo, Pundong mengalami amblas. Pemilik rumah yang terdampak longsor di Pedukuhan Jetis, Selopamioro, Kaliyem, 65, mengatakan, sebelum terjadi longsor, daerahnya diguyur hujan lebat, kemudian sekitar pukul 19.30 WIB, terdengar suara gemuruh di belakang rumah.

"Setelah diperiksa ternyata tanah sudah masuk ke dalam dapur, dan merusak dinding kayu serta atap rumah, kejadiannya cepat sekali," katanya yang memilih mengungsi untuk sementara waktu. Sedangkan, Ketua RT 04 Pedukuhan Jetis, Wakiman mengatakan, setelah mendapat informasi tentang kejadian tanah longsor, dirinya langsung menghubungi anggota TRC BPBD Bantul dan mengerahkan warga kerja bakti membersihkan longsoran.

"Warga kerja bakti membersihkan longsoran tanah dan membuat jalur air, untuk mencegah dampak yang lebih parah. Kerja bakti dilaksanakan pada malam itu dan dilanjutkan pada hari berikutnya," katanya.

Suharjono/ant
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5556 seconds (0.1#10.140)