Museum Rakyat Terkendala Anggaran

Sabtu, 14 Maret 2015 - 10:27 WIB
Museum Rakyat Terkendala...
Museum Rakyat Terkendala Anggaran
A A A
INDRAMAYU - Pembangunan museum rakyat Indramayu masih terkendala minimnya anggaran. Sehingga gagasan sejumlah kelompok pecinta bangunan bersejarah, seperti museum rakyat kemungkinan tak akan terealisasi dalam waktu cepat.

Ketua Indramayu Historia Foundation Nang sadewo mengatakan, museum rakyat Indramayu akan menjadi bagian dari identitas daerah. Dia menilai, bangunan-bangunan bersejarah harus mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Indramayu. “Tujuannya agar bangunan bersejarah dapat terpelihara , dan nilai-nilai sejarahnya tidak hilang,”kata dia.

Nang khawatir, jika tidak dilestarikan keberadaannya, maka bangunan tua yang memiliki sejarah daerah akan hilang. Indramayu Historia Foundation mencatat, ada sejumlah bangunan kuno yang memiliki sejarah terutama yang berkaitan dengan cikal bakal berdirinya Kabupaten Indramayu. Lokasi bangunan tua di sepanjang Jalan Veteran hingga Paoman Indramayu memiliki sejarah cukup panjang.

Di lokasi sepanjang 2 km ini, beberapa ratus tahun lalu, merupakan kawasan niaga terbesar. Di lokasi ini terdapat Pelabuhan Cimanuk yang menjadi pusat perdagangan kolonial Hindia Belanja. Di tempat itu pula terdapat bangunan kuno yang menggambarkan kejayaan Hindia Belanda. “Kami menginginkan aset sejarah ini dilindungi oleh pemerintah dan menjadi cagar budaya,”kata dia.

Saat ini di kawasan tersebut, di manfaatkan untuk perkantoran, di antaranya PT Pos Indonesia, dan Dewan Pengawas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja. “Indramayu Historia Foundation berharap, dukungan dari DPRD untuk merealisasikan gagasan ini,”ungkap dia saat hearing dengan komisi B di gedung DPRD Kabupaten Indramayu, kemarin.

Sementara itu, Kasie Kebuda yaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Indramayu Asep Ruhiyat mengatakan, pembangunan museum rakyat Indramayu memang sudah waktunya. “Kabupaten Indramayu merupakan satu-satunya kabupaten di Jawa Barat yang belum memiliki museum. Jadi sudah saatnya memiliki museum,” ungkap dia.

Namun, upaya ini terkendala anggaran yang dimiliki. Saat ini yang tengah dilakukan adalah menginventarisasi jumlah bangunan bersejarah yang ada. “Kami belum tahu jumlah pastinya, masih terus didata,”kata dia.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Indramayu Ali Akbar menyatakan, pelestarian bangunan bersejarah harus mendapatkan perhatian khusus. “Pelestarian bangunan bersejarah tidak hanya yang bernilai sejarah semata, melainkan harus mampu meningkatkan geliat baru guna pertumbuhan pariwisata,” kata dia. Bangunan bersejarah bisa menjadi lokasi wisata baru bagi sejumlah kalangan terutama remaja dan anak-anak.

Tomi indra
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9528 seconds (0.1#10.140)