Dua Remaja Tewas Tenggelam di Danau Beko
A
A
A
TEGAL - Danau Beko di Dukuh Apu, Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memakan korban. Dua remaja tewas tenggelam saat bermain di danau bekas lokasi penambangan galian C tersebut, Jumat (13/3/2015).
Kedua korban tersebut yakni Mustofa (19), mahasiswa Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, dan Amim (16) siswa kelas 2 SMK Maarif Slawi. Mereka merupakan warga Dukuh Bogasari, Desa Jembayat RT 01 / RW 11, Kecamatan Margasari.
Informasi yang dihimpun Sindonews.com, kedua korban awalnya bermain di lokasi kejadian bersama tiga orang temannya sekitar pukul 10.00 WIB. Puas bekeliling dan melihat-lihat pemandangan di sekitar lokasi, mereka kemudian memutuskan untuk berenang di danau.
Amim lebih dulu terjun ke danau bekas penambangan batu kapur itu. Saat itu, korban yang tak bisa berenang mengira kondisi air di danau dangkal. Padahal, kedalamannya mencapai sekitar 7 meter. Korban pun tenggelam dan berupaya ditolong oleh Mustofa yang melihat lebih dulu. Nahas, keduanya akhirnya justru sama-sama tenggelam dan akhirnya tewas di lokasi.
"Korban Mustofa berusaha menolong korban Amim yang tenggelam tapi tidak berhasil dan malah ikut tenggelam," ujar Kapolsek Margasari AKP Sugeng Subagyo, Jumat (13/3/2015).
Polisi bersama relawan SAR yang mendapat laporan adanya korban tenggelam tak lama kemudian datang ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi. Kedua jenazah korban berhasil dievakuasi oleh relawan SAR dibantu warga sekitar pukul 12.00 WIB.
"Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa ke rumah duka untuk divisum oleh dokter dari Puskesmas Margasari," ujar Sugeng.
Peristiwa tersebut membuat ratusan warga sekitar berdatangan ke lokasi untuk menonton proses evakuasi jenazah korban.
Sementara, sejumlah keluarga kedua korban terlihat shock dan lemas saat jenazah tiba di rumah duka. Mereka terlihat enggan dimintai keterangan. "Tidak tahu, tidak tahu," kata ayah Amim.
Sugeng menyatakan, lokasi kejadian merupakan bekas galian C yang setiap hari ramai didatangi warga dan menjadi objek wisata dadakan. Sebab di lokasi banyak terdapat kubangan bekas penggalian yang membentuk danau karena terus diguyur hujan. Dia mengimbau warga untuk tidak berenang di danau karena berbahaya.
"Sebenarnya di lokasi bekas galian C ini sudah kami pasangi papan larangan berenang. Namun, tetap saja warga banyak yang tidak menghiraukan dan berdatangan untuk berenang," tandas Sugeng.
Sementara itu, dokter Puskesmas Margasari Palupi Dian mengatakan, kedua korban meninggal karena tenggelam dan banyak kemasukan air.
"Di bagian mulut korban mengeluarkan cairan putih cukup banyak. Tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh," jelas Palupi.
Kedua korban tersebut yakni Mustofa (19), mahasiswa Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, dan Amim (16) siswa kelas 2 SMK Maarif Slawi. Mereka merupakan warga Dukuh Bogasari, Desa Jembayat RT 01 / RW 11, Kecamatan Margasari.
Informasi yang dihimpun Sindonews.com, kedua korban awalnya bermain di lokasi kejadian bersama tiga orang temannya sekitar pukul 10.00 WIB. Puas bekeliling dan melihat-lihat pemandangan di sekitar lokasi, mereka kemudian memutuskan untuk berenang di danau.
Amim lebih dulu terjun ke danau bekas penambangan batu kapur itu. Saat itu, korban yang tak bisa berenang mengira kondisi air di danau dangkal. Padahal, kedalamannya mencapai sekitar 7 meter. Korban pun tenggelam dan berupaya ditolong oleh Mustofa yang melihat lebih dulu. Nahas, keduanya akhirnya justru sama-sama tenggelam dan akhirnya tewas di lokasi.
"Korban Mustofa berusaha menolong korban Amim yang tenggelam tapi tidak berhasil dan malah ikut tenggelam," ujar Kapolsek Margasari AKP Sugeng Subagyo, Jumat (13/3/2015).
Polisi bersama relawan SAR yang mendapat laporan adanya korban tenggelam tak lama kemudian datang ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi. Kedua jenazah korban berhasil dievakuasi oleh relawan SAR dibantu warga sekitar pukul 12.00 WIB.
"Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa ke rumah duka untuk divisum oleh dokter dari Puskesmas Margasari," ujar Sugeng.
Peristiwa tersebut membuat ratusan warga sekitar berdatangan ke lokasi untuk menonton proses evakuasi jenazah korban.
Sementara, sejumlah keluarga kedua korban terlihat shock dan lemas saat jenazah tiba di rumah duka. Mereka terlihat enggan dimintai keterangan. "Tidak tahu, tidak tahu," kata ayah Amim.
Sugeng menyatakan, lokasi kejadian merupakan bekas galian C yang setiap hari ramai didatangi warga dan menjadi objek wisata dadakan. Sebab di lokasi banyak terdapat kubangan bekas penggalian yang membentuk danau karena terus diguyur hujan. Dia mengimbau warga untuk tidak berenang di danau karena berbahaya.
"Sebenarnya di lokasi bekas galian C ini sudah kami pasangi papan larangan berenang. Namun, tetap saja warga banyak yang tidak menghiraukan dan berdatangan untuk berenang," tandas Sugeng.
Sementara itu, dokter Puskesmas Margasari Palupi Dian mengatakan, kedua korban meninggal karena tenggelam dan banyak kemasukan air.
"Di bagian mulut korban mengeluarkan cairan putih cukup banyak. Tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh," jelas Palupi.
(zik)