Begal Lintas Kabupaten Diringkus
A
A
A
SLEMAN - Dua orang begal yang beroperasi di jalanan Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta berhasil diringkus Petugas Kepolisian Polsek Mlati, Minggu (8/3) malam. Dalam aksinya, para pelaku mengincar barang bawaan pengendara motor, khususnya wanita, yang melintas pada malam hari.
Bahkan, dari puluhan aksi yang dilakukan, salah satu korbannya jatuh sampai meninggal. Para pelaku merupakan warga Muja-Muju, Umbulharjo, Yogyakarta. Mereka, Wahyu, 20, yang setiap harinya bekerja sebagai petugas cleaning service di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan temannya, PAS, 17, yang masih berstatus pelajar SMA.
Dalam setiap aksinya, Wahyu bertindak sebagai joki, sedangkan PAS bertugas merebut tas yang dibawa korban. Penangkapan dilakukan di rumah tersangka Wahyu, setelah keduanya beraksi di seputaran Kampus Unriyo, Maguwoharjo, Depok. Kapolsek Mlati Kompol Sarwendo kedua pelaku ditangkap setelah petugas melakukan penyelidikan intensif.
Setelah dilakukan pemeriksaan, para pelaku diketahui melakukan aksinya sejak Januari 2015 lalu. “Dia mengaku sudah melakukan di empat puluh tempat yang ada hasilnya, yang tidak dapat hasil lebih dari delapan lokasi,” katanya, kemarin. Disampaikan Sarwendo, dalam aksinya, pelaku membuntuti calon korbannya.
Begitu sampai di tempat sepi, tersangka menarik tas yang dibawa korban. Dari pemeriksaan yang dilakukan penyidik, pelaku mengungkapkan pernah melakukan aksinya di seputaran Hotel Hyatt, Jalan Tentara Pelajar, Ngaglik. Keterangan pelaku itu pun, setelah dikembangkan, mengarah kepada kejadian yang awalnya dikira kecelakaan lalu lintas pada 15 Februari 2015 lalu.
Dalam kejadian itu, seorang perempuan yang mengendarai motor Yamaha Mio ditemukan meninggal di pinggir jalan dan diduga mengalami kecelakaan tunggal. Waktu itu korban tidak diketahui identitasnya, karena di lokasi tidak ditemukan identitas. Selang sehari setelah kejadian itu, baru diketahui korban bernama Esti Codiatun, 42, karyawan Hotel Hyatt yang tinggal di Griya Taman Asri, Ngaglik.
“Korban jatuh sampai meninggal,” bebernya. Adapun barang bukti yang diamankan polisi dari dua pelaku yakni berbagai jenis ponsel hasil kejahatan, tas, sepatu, uang Rp115.000 hasil kejahatan di seputaran Kampus Unriyo. Selain itu, motor Honda Verza yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya ikut diamankan petugas sebagai barang bukti.
“Pelaku itu mengambil barang- barang berharga dari tas korban, kemudian tas dibuang di sungai, satu orang pelaku (Wahyu) saat kami keler untuk mencari barang bukti sempat mencoba kabur. Akhirnya kami lumpuhkan,” ungkapnya. Kedua pelaku pun hingga siang kemarin masih menjalani pemeriksaan di Polsek Mlati.
Dalam pemeriksaan terhadap PAS, karena masih di bawah umur penyidik mendatangkan petugas dari Balai Permasyarakatan (Bapas) untuk melakukan pendampingan. Panit Reskrim Polsek Mlati Iptu Darban menambahkan, setiap hasil kejahatan yang dilakukan diakui dibagi berdua untuk mereka gunakan membeli bensin, maupun main game online di warung internet (warnet).
Dari barang- barang hasil kejahatan yang dilakukan, satu ponsel jenis BlackBerry oleh Wahyu diberikan kepada pacarnya yang masih sekolah SMA. “Satu ponsel diberikan pacarnya, bahkan orang tua pacarnya saja itu sampai curiga kenapa pelaku ini tiap hari gonta-ganti ponsel,” paparnya. Menurut Darban, barang-barang hasil kejahatan dijual di beberapa tempat, seperti Klitikan, maupun dijual lewat situs jual beli online.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksinya sampai pukul 23.00 WIB, karena pukul 00.00 WIB mereka harus pulang ke rumah. “Dia itu bekerja sebagai cleaning service dan pukul lima pagi harus bangun untuk mulai bekerja,” katanya. Sementara itu, kepada wartawan, Wahyu mengaku usai melakukan aksi kejahatannya pada Minggu (8/3) malam, bersama PAS, mereka langsung membeli makan untuk dibawa pulang.
Saat di rumah itu mereka ditangkap petugas. Saat dimintai keterangan mengenai aksi kejahatan yang dilakukan, diakui aksinya selalu mengincar korban dengan motor matik. Sebab, motor jenis itu tidak bisa digunakan untuk berlari kencang. “Kalau melakukan itu saya tidak pakai kekerasan. Hanya ditarik saja tasnya. Sasarannya cewek, karena larinya lambat,” ucapnya.
Terpisah, Kapolres Bantul AKBP Surawan mengatakan, kejahatan begal di Bantul baru terjadi sekali selama 2015 ini, yaitu berada di kawasan Pantai Selatan Bantul. Namun kejadian paling banyak yaitu jambret, pencurian, dan pencurian rumah kosong.
Hanya saja, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan meningkatkan patroli tiap hari, baik berseragam lengkap maupun berpakaian preman. Beberapa wilayah rawan pembegalan seperti di Kecamatan Banguntapan, Sewon, dan Kasihan, personel yang diterjunkan untuk patroli akan ditingkatkan. “Sifatnya, kami antisipasif saja,” ujarnya.
Erfantolinangkung/ muji barnugroho
Bahkan, dari puluhan aksi yang dilakukan, salah satu korbannya jatuh sampai meninggal. Para pelaku merupakan warga Muja-Muju, Umbulharjo, Yogyakarta. Mereka, Wahyu, 20, yang setiap harinya bekerja sebagai petugas cleaning service di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan temannya, PAS, 17, yang masih berstatus pelajar SMA.
Dalam setiap aksinya, Wahyu bertindak sebagai joki, sedangkan PAS bertugas merebut tas yang dibawa korban. Penangkapan dilakukan di rumah tersangka Wahyu, setelah keduanya beraksi di seputaran Kampus Unriyo, Maguwoharjo, Depok. Kapolsek Mlati Kompol Sarwendo kedua pelaku ditangkap setelah petugas melakukan penyelidikan intensif.
Setelah dilakukan pemeriksaan, para pelaku diketahui melakukan aksinya sejak Januari 2015 lalu. “Dia mengaku sudah melakukan di empat puluh tempat yang ada hasilnya, yang tidak dapat hasil lebih dari delapan lokasi,” katanya, kemarin. Disampaikan Sarwendo, dalam aksinya, pelaku membuntuti calon korbannya.
Begitu sampai di tempat sepi, tersangka menarik tas yang dibawa korban. Dari pemeriksaan yang dilakukan penyidik, pelaku mengungkapkan pernah melakukan aksinya di seputaran Hotel Hyatt, Jalan Tentara Pelajar, Ngaglik. Keterangan pelaku itu pun, setelah dikembangkan, mengarah kepada kejadian yang awalnya dikira kecelakaan lalu lintas pada 15 Februari 2015 lalu.
Dalam kejadian itu, seorang perempuan yang mengendarai motor Yamaha Mio ditemukan meninggal di pinggir jalan dan diduga mengalami kecelakaan tunggal. Waktu itu korban tidak diketahui identitasnya, karena di lokasi tidak ditemukan identitas. Selang sehari setelah kejadian itu, baru diketahui korban bernama Esti Codiatun, 42, karyawan Hotel Hyatt yang tinggal di Griya Taman Asri, Ngaglik.
“Korban jatuh sampai meninggal,” bebernya. Adapun barang bukti yang diamankan polisi dari dua pelaku yakni berbagai jenis ponsel hasil kejahatan, tas, sepatu, uang Rp115.000 hasil kejahatan di seputaran Kampus Unriyo. Selain itu, motor Honda Verza yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya ikut diamankan petugas sebagai barang bukti.
“Pelaku itu mengambil barang- barang berharga dari tas korban, kemudian tas dibuang di sungai, satu orang pelaku (Wahyu) saat kami keler untuk mencari barang bukti sempat mencoba kabur. Akhirnya kami lumpuhkan,” ungkapnya. Kedua pelaku pun hingga siang kemarin masih menjalani pemeriksaan di Polsek Mlati.
Dalam pemeriksaan terhadap PAS, karena masih di bawah umur penyidik mendatangkan petugas dari Balai Permasyarakatan (Bapas) untuk melakukan pendampingan. Panit Reskrim Polsek Mlati Iptu Darban menambahkan, setiap hasil kejahatan yang dilakukan diakui dibagi berdua untuk mereka gunakan membeli bensin, maupun main game online di warung internet (warnet).
Dari barang- barang hasil kejahatan yang dilakukan, satu ponsel jenis BlackBerry oleh Wahyu diberikan kepada pacarnya yang masih sekolah SMA. “Satu ponsel diberikan pacarnya, bahkan orang tua pacarnya saja itu sampai curiga kenapa pelaku ini tiap hari gonta-ganti ponsel,” paparnya. Menurut Darban, barang-barang hasil kejahatan dijual di beberapa tempat, seperti Klitikan, maupun dijual lewat situs jual beli online.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksinya sampai pukul 23.00 WIB, karena pukul 00.00 WIB mereka harus pulang ke rumah. “Dia itu bekerja sebagai cleaning service dan pukul lima pagi harus bangun untuk mulai bekerja,” katanya. Sementara itu, kepada wartawan, Wahyu mengaku usai melakukan aksi kejahatannya pada Minggu (8/3) malam, bersama PAS, mereka langsung membeli makan untuk dibawa pulang.
Saat di rumah itu mereka ditangkap petugas. Saat dimintai keterangan mengenai aksi kejahatan yang dilakukan, diakui aksinya selalu mengincar korban dengan motor matik. Sebab, motor jenis itu tidak bisa digunakan untuk berlari kencang. “Kalau melakukan itu saya tidak pakai kekerasan. Hanya ditarik saja tasnya. Sasarannya cewek, karena larinya lambat,” ucapnya.
Terpisah, Kapolres Bantul AKBP Surawan mengatakan, kejahatan begal di Bantul baru terjadi sekali selama 2015 ini, yaitu berada di kawasan Pantai Selatan Bantul. Namun kejadian paling banyak yaitu jambret, pencurian, dan pencurian rumah kosong.
Hanya saja, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan meningkatkan patroli tiap hari, baik berseragam lengkap maupun berpakaian preman. Beberapa wilayah rawan pembegalan seperti di Kecamatan Banguntapan, Sewon, dan Kasihan, personel yang diterjunkan untuk patroli akan ditingkatkan. “Sifatnya, kami antisipasif saja,” ujarnya.
Erfantolinangkung/ muji barnugroho
(bhr)