Sampah Visual Jogja Istimewa Bikin Malioboro Semrawut
A
A
A
YOGYAKARTA - Sampah visual membanjiri sepanjang Jalan Malioboro usai launching logo Jogja Istimewa. Spanduk dan banner Jogja Istimewa menjadikan Malioboro semakin semrawut. Kelik, juru parkir di Malio boro mengungkapkan, acara berjudul Jogja Gumregah sudah usai, namun reklame belum dicopoti.
"Saya juga heran. Acaranya sudah Sabtu (7/3) sampai sekarang belum dilepas," katanya, kemarin. Dia mengatakan, reklame tersebut sudah berada di Malioboro sejak Jumat (6/3) malam. "Sudah tiga hari ini," katanya.Wisatawan Wawan Setyawan mengaku, secara estetika keberadaan reklame ini tidak memperlihatkan keistimewaan.
Bahkan, keberadaannya mengotori kekhasan Malioboro. "Malioboro makin semrawut. Itu menjadi sampah visual," ujar pria asal Magelang, Jawa Tengah. Anggota Komisi C DPRD DIY Anton Prabu Semendawai ikut mengkritik reklame liar tersebut. Launching Jogja Istimewa tidak dibarengi dengan gerakan nyata. "Sebenarnya bisa efektif kalau dibuat gerakan nyata. Misalnya membersihkan Malioboro bersama-sama. Bukan malah mengotori," ungkap Politikus Malioboro ini.
Di bagian lain, Kepala Bidang Peraturan Penegakan Perundangan Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Yogyakarta Udiyono mengaku akan melakukan penertiban terhadap spanduk-spanduk yang melintang di atas badan jalan. Termasuk terhadap spanduk Jogja Istimewa. "Kami hanya berdasarkan pada Perwal yang menyebutkan, tidak boleh ada spanduk yang melintang di atas jalan,” tandasnya.
Ridwan anshori
"Saya juga heran. Acaranya sudah Sabtu (7/3) sampai sekarang belum dilepas," katanya, kemarin. Dia mengatakan, reklame tersebut sudah berada di Malioboro sejak Jumat (6/3) malam. "Sudah tiga hari ini," katanya.Wisatawan Wawan Setyawan mengaku, secara estetika keberadaan reklame ini tidak memperlihatkan keistimewaan.
Bahkan, keberadaannya mengotori kekhasan Malioboro. "Malioboro makin semrawut. Itu menjadi sampah visual," ujar pria asal Magelang, Jawa Tengah. Anggota Komisi C DPRD DIY Anton Prabu Semendawai ikut mengkritik reklame liar tersebut. Launching Jogja Istimewa tidak dibarengi dengan gerakan nyata. "Sebenarnya bisa efektif kalau dibuat gerakan nyata. Misalnya membersihkan Malioboro bersama-sama. Bukan malah mengotori," ungkap Politikus Malioboro ini.
Di bagian lain, Kepala Bidang Peraturan Penegakan Perundangan Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Yogyakarta Udiyono mengaku akan melakukan penertiban terhadap spanduk-spanduk yang melintang di atas badan jalan. Termasuk terhadap spanduk Jogja Istimewa. "Kami hanya berdasarkan pada Perwal yang menyebutkan, tidak boleh ada spanduk yang melintang di atas jalan,” tandasnya.
Ridwan anshori
(bhr)