RSUD Wates Siap jadi RS Internasional
A
A
A
KULONPROGO - RSUD Wates nantinya akan menjadi rumah sakit yang berstandar internasional. Menuju hal ini, akan terus dilakukan pembangunan secara fisik maupun peningkatan SDM.
Di antaranya dengan menggandeng UGM dan RSUP dr Sardjito. “Nanti di belakang RSUD akan segera dibangun medic center, yang akan diikuti dengan gedung yang lain,” kata Dirut RSUD Wates dr Lies Indriyati, di sela-sela memberikan bantuan bedah rumah kepada Bambang Sartono salah seorang warga miskin di Mutihan, Wates, kemarin.
Program bedah rumah ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Bhakti RSUD Wates. Sebelumnya juga telah dilaksanakan beberapa kegiatan untuk menyemarakkan peringatan. Mulai dari lomba, pemberian tali asih kepada pasien hingga upacara bendera. RSUD Wates juga akan menjadi rumah sakit rujukan.
Untuk itulah pada 2015 ini, akan dibangun medic center yang berisi pusat pelayanan UGD, ruang operasi. NICU, Radiologi, laboratorium, hingga farmasi. Untuk mendukung pelayanan nantinya juga akan dibangun asrama mahasiswa, food court, hingga wisma atau hotel untuk menampung keluarga pasien. Bahkan beberapa ruangan di UGD juga akan ditambah.
“Kebutuhan anggaran sekitar Rp120 miliar, dan tahun ini Rp32,8 miliar dari penyisihan anggaran BLUD,” kata Lies. Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyambut baik adanya program bedah rumah yang dilaksanakan oleh RSUD Wates. Program ini akan menjadi bagian untuk mewujudkan Kelurahan Wates bebas dari rumah tidak layak huni (RTLH).
Sehingga pembangunan harus diawasi dan didukung seluruh masyarakat. “Pemkab mendorong pihak-pihak yang mampu supaya mau membantu masyarakat miskin,” ujar Hasto. Bambang Sartono merupakan salah satu warga miskin dengan empat orang anak. Sebanyak tiga anak di antaranya masih duduk di bangku SD dan satu sudah lulus SMA.
Selama ini mereka menempati rumah besar bersama dua keluarga lainnya. Rumahnya terletak di bagian paling belakang dan tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dihuni. Rumah yang akan dibangun berukuran 8x7 meter, dengan sumber dana dari Bazcam Wates Rp500.000 dan swadaya lebih dari Rp4 juta, serta bantuan dari masyarakat. Panitia memperkirakan rumah tersebut dapat diselesaikandalamwaktu15hari.
Kuntadi
Di antaranya dengan menggandeng UGM dan RSUP dr Sardjito. “Nanti di belakang RSUD akan segera dibangun medic center, yang akan diikuti dengan gedung yang lain,” kata Dirut RSUD Wates dr Lies Indriyati, di sela-sela memberikan bantuan bedah rumah kepada Bambang Sartono salah seorang warga miskin di Mutihan, Wates, kemarin.
Program bedah rumah ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Bhakti RSUD Wates. Sebelumnya juga telah dilaksanakan beberapa kegiatan untuk menyemarakkan peringatan. Mulai dari lomba, pemberian tali asih kepada pasien hingga upacara bendera. RSUD Wates juga akan menjadi rumah sakit rujukan.
Untuk itulah pada 2015 ini, akan dibangun medic center yang berisi pusat pelayanan UGD, ruang operasi. NICU, Radiologi, laboratorium, hingga farmasi. Untuk mendukung pelayanan nantinya juga akan dibangun asrama mahasiswa, food court, hingga wisma atau hotel untuk menampung keluarga pasien. Bahkan beberapa ruangan di UGD juga akan ditambah.
“Kebutuhan anggaran sekitar Rp120 miliar, dan tahun ini Rp32,8 miliar dari penyisihan anggaran BLUD,” kata Lies. Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyambut baik adanya program bedah rumah yang dilaksanakan oleh RSUD Wates. Program ini akan menjadi bagian untuk mewujudkan Kelurahan Wates bebas dari rumah tidak layak huni (RTLH).
Sehingga pembangunan harus diawasi dan didukung seluruh masyarakat. “Pemkab mendorong pihak-pihak yang mampu supaya mau membantu masyarakat miskin,” ujar Hasto. Bambang Sartono merupakan salah satu warga miskin dengan empat orang anak. Sebanyak tiga anak di antaranya masih duduk di bangku SD dan satu sudah lulus SMA.
Selama ini mereka menempati rumah besar bersama dua keluarga lainnya. Rumahnya terletak di bagian paling belakang dan tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dihuni. Rumah yang akan dibangun berukuran 8x7 meter, dengan sumber dana dari Bazcam Wates Rp500.000 dan swadaya lebih dari Rp4 juta, serta bantuan dari masyarakat. Panitia memperkirakan rumah tersebut dapat diselesaikandalamwaktu15hari.
Kuntadi
(bhr)