Ketika Umuh Nyawer di Ruang Ganti Pemain
A
A
A
KOTA BANDUNG - Tak dapat disangkal lagi, Persib Bandung merupakan magnet bagi warga Jawa Barat. Mayoritas masyarakat tatar Pasundan mendukung penuh tim yang musim 2014 lalu menjuarai Liga Super Indonesia (LSI).
Dari mulai anak-anak hingga dewasa menjadi fans Pangeran Biru, julukan Persib yang diistilahkan bobotoh. Bagi bobotoh,momen juara seperti hujan di tengah padang tandus, penawar dahaga, pengobat luka selama 19 tahun puasa gelar. Rekam jejak penuntasan misi 19 tahun coba diabadikan dalam sebuah buku berjudul Musim Sang Juara.
Dikemas sedemikian rupa dengan mayoritasnya merupakan kumpulan tulisan jurnalistik oleh Arif Budi Kristanto, tak lain adalah pewarta Persib pada sebuah harian di Jawa Barat. Buku ini bukan satu-satunya yang terbit setelah Persib ditahbiskan sebagai tim juara pada November 2014 lalu.
“Beberapa buku kemudian diterbitkan berbarengan dengan momentum perayaan juara Persib. Namun, kebanyakan berisi sejarah di masa lalu dan hanya sedikit mengulas keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014,” ungkap Arif di sela-sela peluncuran buku di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, belum lama ini.
Atas dasar itulah dia mengumpulkan dan melengkapi tuisan-tulisannya sepanjang mengikuti perjalanan Persib Bandung menjadi juara musim 2014. Tidak hanya ulasan-ulasan pertandingan, namun juga jatuh bangun Persib melalui musim yang tak mudah dia tuangkan dalam buku yang pertama kali dicetak sebanyak 2.000 eksemplar itu.
“Tidak masing-masing pertandingan diulas. Ada juga bahasan yang sebelumnya tidak terekspos ke media diulas dalam buku ini. Seperti alasan pelatih Djadjang menerapkan formasi 3- 5-2 dan akhirnya kalah 1-3 melawan Semen Padang. Eksperimen ini sendiri boleh jadi dilakukan Djadjang yang memang meng gandrungi strategi dan formasi racikan master taktik Belanda Louis van Gaal sepanjang Piala Dunia 2014,” tuturnya.
Selain itu, momen lainnya adalah ketika terjadi kericuhan sawer uang Rp10 juta di ruang ganti pemain. Dia menulis, lolosnya Persib ke final diwarnai aksi “kericuhan” di kamar ganti seusai laga. Saking bahagia, Manajer Persib Umuh Muchtar melakukan aksi “nyawer” dengan gepokan uang kertas pecahan Rp 100.000 dari kantung yang dititipkan pada Asisten Pelatih Asep Sumantri.
Umuh lantas melemparkannya ke udara sambil tertawa bahagia merayakan kemenangan penting atas Arema. Uang pun berhamburan seperti hujan. Para pemain sontak berebut tak terkendali. Suasana ruang ganti menjadi riuh. Tidak hanya itu, setelah uang dari tas habis dihamburkan, Umuh kemudian merogoh gepokan uang dari saku celananya dan kembali melemparkannya secara acak ke udara.
Aksi saling tindih berebut uang pun berlanjut tak terhindarkan. Para pemain berburu saweran uang sambil tertawa kegirangan. “Belakangan diketahui, jumlah uang yang dirogoh dari tas dan dipakai Umuh untuk menyawer itu tidak kurang dari Rp10 juta, belum lagi uang dari saku celananya.
Saweran itu murni merupakan buah kegembiraan Umuh yang memang terkenal royal. Bonus kemenangan tentu saja di luar uang saweran itu,” tulisnya. Disinggung mengenai momen paling menarik selain prosesi pemberian trofi juara, Arif mengakui, adalah saat derby Bandung yang mempertemukan Persib dengan PBR (Pelita Bandung Raya) pada pertandingan terakhir di delapan besar.
Kala itu, Persib yang sudah dipastikan lolos ke semifinal turun dengan kekuatan penuh namun tetap saja kalah 1-2. “Bahkan pada musim pertama, Djadjang menangani Persib, dia mengaku gelisah sekali, lemas sebadan-badan, tegang sebelum pertandingan melawan PBR. Ditambah lagi saat itu santer terdengar isu yang akan memberhentikan dirinya apalagi kalau kalah saat itu,” terang Arif.
Buku memang menjadi buah karya yang bisa sedikit memperpanjang usia cerita yang terjadi. Cerita Persib juara LSI 2014 harus diselamatkan, buku menjadi salah satu caranya. Penuntasan misi 19 tahun tanpa gelar bukanlah perkara mudah. Banyak cerita menarik di baliknya yang perlu disebarluaskan ke khalayak. Semoga buku Musim Sang Juara jadi referensi sejarah yang memperlihatkan betapa Persib memang pantas juara.
Fauzan
Dari mulai anak-anak hingga dewasa menjadi fans Pangeran Biru, julukan Persib yang diistilahkan bobotoh. Bagi bobotoh,momen juara seperti hujan di tengah padang tandus, penawar dahaga, pengobat luka selama 19 tahun puasa gelar. Rekam jejak penuntasan misi 19 tahun coba diabadikan dalam sebuah buku berjudul Musim Sang Juara.
Dikemas sedemikian rupa dengan mayoritasnya merupakan kumpulan tulisan jurnalistik oleh Arif Budi Kristanto, tak lain adalah pewarta Persib pada sebuah harian di Jawa Barat. Buku ini bukan satu-satunya yang terbit setelah Persib ditahbiskan sebagai tim juara pada November 2014 lalu.
“Beberapa buku kemudian diterbitkan berbarengan dengan momentum perayaan juara Persib. Namun, kebanyakan berisi sejarah di masa lalu dan hanya sedikit mengulas keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014,” ungkap Arif di sela-sela peluncuran buku di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, belum lama ini.
Atas dasar itulah dia mengumpulkan dan melengkapi tuisan-tulisannya sepanjang mengikuti perjalanan Persib Bandung menjadi juara musim 2014. Tidak hanya ulasan-ulasan pertandingan, namun juga jatuh bangun Persib melalui musim yang tak mudah dia tuangkan dalam buku yang pertama kali dicetak sebanyak 2.000 eksemplar itu.
“Tidak masing-masing pertandingan diulas. Ada juga bahasan yang sebelumnya tidak terekspos ke media diulas dalam buku ini. Seperti alasan pelatih Djadjang menerapkan formasi 3- 5-2 dan akhirnya kalah 1-3 melawan Semen Padang. Eksperimen ini sendiri boleh jadi dilakukan Djadjang yang memang meng gandrungi strategi dan formasi racikan master taktik Belanda Louis van Gaal sepanjang Piala Dunia 2014,” tuturnya.
Selain itu, momen lainnya adalah ketika terjadi kericuhan sawer uang Rp10 juta di ruang ganti pemain. Dia menulis, lolosnya Persib ke final diwarnai aksi “kericuhan” di kamar ganti seusai laga. Saking bahagia, Manajer Persib Umuh Muchtar melakukan aksi “nyawer” dengan gepokan uang kertas pecahan Rp 100.000 dari kantung yang dititipkan pada Asisten Pelatih Asep Sumantri.
Umuh lantas melemparkannya ke udara sambil tertawa bahagia merayakan kemenangan penting atas Arema. Uang pun berhamburan seperti hujan. Para pemain sontak berebut tak terkendali. Suasana ruang ganti menjadi riuh. Tidak hanya itu, setelah uang dari tas habis dihamburkan, Umuh kemudian merogoh gepokan uang dari saku celananya dan kembali melemparkannya secara acak ke udara.
Aksi saling tindih berebut uang pun berlanjut tak terhindarkan. Para pemain berburu saweran uang sambil tertawa kegirangan. “Belakangan diketahui, jumlah uang yang dirogoh dari tas dan dipakai Umuh untuk menyawer itu tidak kurang dari Rp10 juta, belum lagi uang dari saku celananya.
Saweran itu murni merupakan buah kegembiraan Umuh yang memang terkenal royal. Bonus kemenangan tentu saja di luar uang saweran itu,” tulisnya. Disinggung mengenai momen paling menarik selain prosesi pemberian trofi juara, Arif mengakui, adalah saat derby Bandung yang mempertemukan Persib dengan PBR (Pelita Bandung Raya) pada pertandingan terakhir di delapan besar.
Kala itu, Persib yang sudah dipastikan lolos ke semifinal turun dengan kekuatan penuh namun tetap saja kalah 1-2. “Bahkan pada musim pertama, Djadjang menangani Persib, dia mengaku gelisah sekali, lemas sebadan-badan, tegang sebelum pertandingan melawan PBR. Ditambah lagi saat itu santer terdengar isu yang akan memberhentikan dirinya apalagi kalau kalah saat itu,” terang Arif.
Buku memang menjadi buah karya yang bisa sedikit memperpanjang usia cerita yang terjadi. Cerita Persib juara LSI 2014 harus diselamatkan, buku menjadi salah satu caranya. Penuntasan misi 19 tahun tanpa gelar bukanlah perkara mudah. Banyak cerita menarik di baliknya yang perlu disebarluaskan ke khalayak. Semoga buku Musim Sang Juara jadi referensi sejarah yang memperlihatkan betapa Persib memang pantas juara.
Fauzan
(bhr)