Pedagang Pasar Sibolga Nauli Direlokasi
A
A
A
SIBOLGA - Pascakebakaran Pasar Sibolga Nauli yang menghanguskan sebanyak 253 kios termasuk pelataran Kamis (5/3) sekitar pukul 23.30 WIB, Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk langsung mengundang para pedagang.
Hasilnya, Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga memberikan bantuan dana dan akan merelokasi para korban kebakaran. “Pedagang akan direlokasi ke dua tempat, yakni gedung pasar buah yang letaknya terpisah dari gedung utama Pasar Sibolga Nauli dan pelataran lantai tiga (III) Pasar Sibolga Nauli,” kata Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemko Sibolga, Syariful Alamsyah Muda Harahap di Sibolga, Sabtu (7/3).
Kebakaran Pasar Sibolga Nauli menyebabkan kerugian besar bagi pedagang yang diperkirakan mencapai Rp5 miliar lebih. Untuk menutupi kerugian pedagang, Wali Kota Sibolga akan mengucurkan bantuan. Sementara bantuan lain dalam bentuk dana bergulir, nantinya akan diberikan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM).
“Besarnya kemungkinan bervariasi sesuai jenis dagangan pedagang,” ujar Syariful. Namun, Syariful belum mengetahui pasti kapan bantuan dicairkan kepada pedagang. Demikian juga rencana pemberian bantuan dalam bentuk dana bergulir yang akan disalurkan tersebut. “Waktu pencairan bantuan belum saya tahu pasti, tapi inilah hasil pertemuan bersama pemerintah dengan pedagang Jumat (6/3) sore pascakebakaran Pasar Sibolga Nauli,” tuturnya.
Mengenai masa relokasi pedagang, tergantung pada masa penyelesaian pekerjaan rehabilitasi gedung Pasar Sibolga Nauli yang terbakar. Sebab, pemerintah sendiri masih membutuhkan waktu untuk mengembalikan para pedagang ke tempat semula. Semua tergantung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) 2015 yang baru disahkan.
“Kemungkinan baru dapat dilaksanakan setelah Pemko dan DPRD Sibolga mengesahkan APBD-Perubahan tahun 2015 nanti,” sebutnya. Sebelumnya, dua orang pedagang J Jambak, 60, pedagang kain dan Reflin, 56, pedagang sepatu mengaku mengalami kerugian besar akibat kebakaran tersebut.
J Jambak mengatakan, total kerugiannya berkisar ratusan juta sedangkan kerugian Reflin mencapai Rp90 juta. Pedagang berterima kasih atas rencana Pemko Sibolga membantu korban kebakaran. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Sibolga yang memberikan perhatian kepada para pedagang. Bantuan kepada pedagang sungguh berarti, tapi yang utama yang perlu bagi pedagang adalah tempat berjualan kembali,” tutur J Jambak.
Tim Labfor Polda Sumut Turun
Sementara itu, hingga Sabtu (7/3), penyebab kebakaran Pasar Sibolga Nauli belum juga dapat diketahui dan masih menunggu hasil penyelidikan pihak Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut). Informasi yang beredar di lapangan menyebutkan, api diduga berasal dari hubungan arus pendek dari sekitar kawasan pedagang rempahrempah.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, ada dua personel Labfor Polda Sumut melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak kemarin siang, didampingi personel Kepolisian Resor (Polres) Sibolga dan Disperindagkop dan UPT Pasar Sibolga Nauli. Olah TKP dimulai dari lantai I atau blok B, yang disebut-sebut sebagai titik awal munculnya api.
Turut dihadirkan empat orang petugas jaga malam pasar untuk memberikan keterangan mengenai peristiwa pada malam kebakaran tersebut. Dari lantai I, petugas kemudian ke lantai II bangunan dan mengamati bangunan satu persatu guna mencari tahu asal mula api. Kepala Kepolisian Polres (Kapolres) Sibolga AKBP Didi Wahyudi ketika dikonfirmasi membenarkan kedatangan petugas Labfor tersebut.
Namun, dia belum dapat menyampaikan keterangan hasil penyelidikan yang dilakukan tim Labfor Polda Sumut tersebut. “Hasilnya belum tahu. Kita tunggu saja, kan nanti ada yang dibawa ke Labfor untuk diperiksa. Mungkin hasilnya baru dapat diperoleh tiga atau empat hari kemudian,” kata Didi.
Di sisi lain, sepuluh jam pascakebakaran blok B dan BB gedung Pasar Sibolga Nauli dapat dipadamkan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu oleh petugas Damkar Pemkab Tapteng, warga berduyun-duyun masuk ke lokasi bangunan mencari benda-benda yang masih dapat dimanfaatkan atau dijual untuk memperoleh uang.
Tidak ada yang melarang mereka, sekalipun police line telah dipasang pihak kepolisian mengelilingi gedung yang terbakar. Para warga tersebut dengan leluasa membongkar setiap puing-puing dan dari antara mereka ada yang berhasil memperoleh benda yang daat dijual seperti besi dan aluminium. “Adalah yang dapat, cuma masih saya kumpulkan,” kata salah seorang warga.
Jonny simatupang
Hasilnya, Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga memberikan bantuan dana dan akan merelokasi para korban kebakaran. “Pedagang akan direlokasi ke dua tempat, yakni gedung pasar buah yang letaknya terpisah dari gedung utama Pasar Sibolga Nauli dan pelataran lantai tiga (III) Pasar Sibolga Nauli,” kata Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemko Sibolga, Syariful Alamsyah Muda Harahap di Sibolga, Sabtu (7/3).
Kebakaran Pasar Sibolga Nauli menyebabkan kerugian besar bagi pedagang yang diperkirakan mencapai Rp5 miliar lebih. Untuk menutupi kerugian pedagang, Wali Kota Sibolga akan mengucurkan bantuan. Sementara bantuan lain dalam bentuk dana bergulir, nantinya akan diberikan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM).
“Besarnya kemungkinan bervariasi sesuai jenis dagangan pedagang,” ujar Syariful. Namun, Syariful belum mengetahui pasti kapan bantuan dicairkan kepada pedagang. Demikian juga rencana pemberian bantuan dalam bentuk dana bergulir yang akan disalurkan tersebut. “Waktu pencairan bantuan belum saya tahu pasti, tapi inilah hasil pertemuan bersama pemerintah dengan pedagang Jumat (6/3) sore pascakebakaran Pasar Sibolga Nauli,” tuturnya.
Mengenai masa relokasi pedagang, tergantung pada masa penyelesaian pekerjaan rehabilitasi gedung Pasar Sibolga Nauli yang terbakar. Sebab, pemerintah sendiri masih membutuhkan waktu untuk mengembalikan para pedagang ke tempat semula. Semua tergantung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) 2015 yang baru disahkan.
“Kemungkinan baru dapat dilaksanakan setelah Pemko dan DPRD Sibolga mengesahkan APBD-Perubahan tahun 2015 nanti,” sebutnya. Sebelumnya, dua orang pedagang J Jambak, 60, pedagang kain dan Reflin, 56, pedagang sepatu mengaku mengalami kerugian besar akibat kebakaran tersebut.
J Jambak mengatakan, total kerugiannya berkisar ratusan juta sedangkan kerugian Reflin mencapai Rp90 juta. Pedagang berterima kasih atas rencana Pemko Sibolga membantu korban kebakaran. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Sibolga yang memberikan perhatian kepada para pedagang. Bantuan kepada pedagang sungguh berarti, tapi yang utama yang perlu bagi pedagang adalah tempat berjualan kembali,” tutur J Jambak.
Tim Labfor Polda Sumut Turun
Sementara itu, hingga Sabtu (7/3), penyebab kebakaran Pasar Sibolga Nauli belum juga dapat diketahui dan masih menunggu hasil penyelidikan pihak Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut). Informasi yang beredar di lapangan menyebutkan, api diduga berasal dari hubungan arus pendek dari sekitar kawasan pedagang rempahrempah.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, ada dua personel Labfor Polda Sumut melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak kemarin siang, didampingi personel Kepolisian Resor (Polres) Sibolga dan Disperindagkop dan UPT Pasar Sibolga Nauli. Olah TKP dimulai dari lantai I atau blok B, yang disebut-sebut sebagai titik awal munculnya api.
Turut dihadirkan empat orang petugas jaga malam pasar untuk memberikan keterangan mengenai peristiwa pada malam kebakaran tersebut. Dari lantai I, petugas kemudian ke lantai II bangunan dan mengamati bangunan satu persatu guna mencari tahu asal mula api. Kepala Kepolisian Polres (Kapolres) Sibolga AKBP Didi Wahyudi ketika dikonfirmasi membenarkan kedatangan petugas Labfor tersebut.
Namun, dia belum dapat menyampaikan keterangan hasil penyelidikan yang dilakukan tim Labfor Polda Sumut tersebut. “Hasilnya belum tahu. Kita tunggu saja, kan nanti ada yang dibawa ke Labfor untuk diperiksa. Mungkin hasilnya baru dapat diperoleh tiga atau empat hari kemudian,” kata Didi.
Di sisi lain, sepuluh jam pascakebakaran blok B dan BB gedung Pasar Sibolga Nauli dapat dipadamkan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu oleh petugas Damkar Pemkab Tapteng, warga berduyun-duyun masuk ke lokasi bangunan mencari benda-benda yang masih dapat dimanfaatkan atau dijual untuk memperoleh uang.
Tidak ada yang melarang mereka, sekalipun police line telah dipasang pihak kepolisian mengelilingi gedung yang terbakar. Para warga tersebut dengan leluasa membongkar setiap puing-puing dan dari antara mereka ada yang berhasil memperoleh benda yang daat dijual seperti besi dan aluminium. “Adalah yang dapat, cuma masih saya kumpulkan,” kata salah seorang warga.
Jonny simatupang
(bhr)