Masa Studi D-4 STPN Bakal Dipercepat
A
A
A
YOGYAKARTA - Kementerian Agraria dan Tata Ruang berencana akan me- review (meninjau ulang) masa studi program D-4 Pertanahan di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN). Masa studi D-4 Pertanahan STPN yang hingga kini masih ditempuh 4 tahun akan dibuat lebih cepat.
“Kalau kita lihat di perguruan tinggi lain, dalam 3,5 tahun saja sudah banyak yang lulus S-1. Dan D-4 ini kan juga setara dengan S-1, jadi kami ingin membuat masa studinya tidak harus 4 tahun,” ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyid Baldan seusai menghadiri dies natalis STPN ke-22 di Sleman kemarin. Menurut Ferry, dengan masa studi yang lebih cepat, mahasiswa STPN D-4 Pertanahan tentu bisa dengan cepat terjun melayani masyarakat.
Selain itu, STPN yang merupakan sekolah kedinasan milik Kementerian Agraria dan Tata Ruang pun harus menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya kader pejabat dengan mentalitas melayani dan mampu menyelesaikan konflik.
Karenanya, tak hanya berilmu pengetahuan, lulusan STPN juga harus menguasai komunikasi sosial. “Kami juga berencana membuat pendidikan singkat di STPN bagi calon pejabat yang akan ditepatkan di daerah-daerah. Bisa berupa short course untuk mengenalkan tentang fisiologi masyarakat dan adat istiadat, sekaligus memahami tata ruang daerah tujuan penempatan,” katanya.
Dalam pendidikan pertanahan perlu ditekankan pula pemahaman tentang unsur sudut pandang atau pemandangan bangunan dalam tata ruang. Hal ini dikarenakan, unsur tersebut masih sering kali diabaikan. “Padahal dalam tata ruang sudut pandang juga penting agar pemanfaatan bangunan lebih jelas dan tidak mubazir,” ujar Ferry.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STPN I Nyoman Guntur mengungkapkan masa tempuh D-4 Pertanahan selama ini memang 4 tahun dan tidak pernah kurang dari itu. Hal ini dikarenakan mata kuliah yang diberikan menggunakan sistem paket per semester. Namun dengan adanya rencana mempersingkat masa studi, pihaknya akan melakukan tinjauan ulang.
“Kami akan meninjau ulang kurikulum yang sudah ada saat ini, apakah memang perlu dilakukan pemadatan materi atau tidak. Dan kami sepertinya tidak akan memberlakukan sistem paket lagi. Dengan begitu, mahasiswa bisa memilih sendiri mata kuliah apa yang ingin diambil,” ujarnya.
Nyoman menerangkan, mahasiswa D-4 di STPN merupakan pegawai utusan kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) dari seluruh Indonesia. Setiap tahun diperkirakan ada 80 pegawai BPN yang disekolahkan D-4 Pertanahan di STPN.
Ratih keswara
“Kalau kita lihat di perguruan tinggi lain, dalam 3,5 tahun saja sudah banyak yang lulus S-1. Dan D-4 ini kan juga setara dengan S-1, jadi kami ingin membuat masa studinya tidak harus 4 tahun,” ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyid Baldan seusai menghadiri dies natalis STPN ke-22 di Sleman kemarin. Menurut Ferry, dengan masa studi yang lebih cepat, mahasiswa STPN D-4 Pertanahan tentu bisa dengan cepat terjun melayani masyarakat.
Selain itu, STPN yang merupakan sekolah kedinasan milik Kementerian Agraria dan Tata Ruang pun harus menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya kader pejabat dengan mentalitas melayani dan mampu menyelesaikan konflik.
Karenanya, tak hanya berilmu pengetahuan, lulusan STPN juga harus menguasai komunikasi sosial. “Kami juga berencana membuat pendidikan singkat di STPN bagi calon pejabat yang akan ditepatkan di daerah-daerah. Bisa berupa short course untuk mengenalkan tentang fisiologi masyarakat dan adat istiadat, sekaligus memahami tata ruang daerah tujuan penempatan,” katanya.
Dalam pendidikan pertanahan perlu ditekankan pula pemahaman tentang unsur sudut pandang atau pemandangan bangunan dalam tata ruang. Hal ini dikarenakan, unsur tersebut masih sering kali diabaikan. “Padahal dalam tata ruang sudut pandang juga penting agar pemanfaatan bangunan lebih jelas dan tidak mubazir,” ujar Ferry.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STPN I Nyoman Guntur mengungkapkan masa tempuh D-4 Pertanahan selama ini memang 4 tahun dan tidak pernah kurang dari itu. Hal ini dikarenakan mata kuliah yang diberikan menggunakan sistem paket per semester. Namun dengan adanya rencana mempersingkat masa studi, pihaknya akan melakukan tinjauan ulang.
“Kami akan meninjau ulang kurikulum yang sudah ada saat ini, apakah memang perlu dilakukan pemadatan materi atau tidak. Dan kami sepertinya tidak akan memberlakukan sistem paket lagi. Dengan begitu, mahasiswa bisa memilih sendiri mata kuliah apa yang ingin diambil,” ujarnya.
Nyoman menerangkan, mahasiswa D-4 di STPN merupakan pegawai utusan kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) dari seluruh Indonesia. Setiap tahun diperkirakan ada 80 pegawai BPN yang disekolahkan D-4 Pertanahan di STPN.
Ratih keswara
(ftr)