Pemuda Sukoharjo Gelar Aksi Waspada Begal

Kamis, 05 Maret 2015 - 09:56 WIB
Pemuda Sukoharjo Gelar Aksi Waspada Begal
Pemuda Sukoharjo Gelar Aksi Waspada Begal
A A A
SUKOHARJO - Aksi pembegalan di sejumlah daerah mengundang keprihatinan pemuda Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo.

Kemarin, puluhan elemen menggelar aksi simpatik mengingatkan pengguna jalan untuk mewaspadai aksi begal yang kerap terjadi pada malam hari. “Jangan sampai kasus begal terjadi di Sukoharjo. Kami juga berharap petugas kepolisian meningkatkan patroli khususnya pada jalan yang masuk kategori sepi,” jelas Koordinator Aksi Agus Widanarko, kemarin.

Dia mengatakan, maraknya aksi begal di pemberitaan media massa menimbulkan keresahan masyarakat khususnya yang sering melakukan perjalanan malam hari. Terlebih lagi, di Sukoharjo banyak tempat-tempat sepi yang sangat rawan.

Untuk itu, pengguna jalan harus selalu berhati-hati ketika diperjalanan dan melakukan antisipasi sejak dini. “Jangan membawa tas dengan dicangklong di pundak. Tali tas sebaiknya disilangkan dan ditutup dengan jaket untuk menghindari aksi jambret atau begal,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, lanjut Danar-sapaan akrab Agus Widanarko- peserta juga membagi- bagikan tips untuk menghindari tindak kejahatan begal. Ada tujuh tips dalam selebaran tersebut.

Masing-masing, bila bepergian tidak menggunakan perhiasan yang mencolok, bisa bepergian dengan sepeda motor usahakan tidak sendirian, jangan menyetop kendaraan, diusahakan jangan melewati jalan yang sepi, pengendara diharapkan memperhatikan rute jalan yang dilewati, jika membawa tas diharapkan dilindungi.

"Selain itu, kalau merasa ada yang mencurikan seperti merasa ada yang mengikuti, langsung saja berhenti di kantor polisi terdekat. Atau bisa juga berhenti di tempat yang ramai," ujarnya.

Salah satu peserta aksi, Tuti Alawiyah yang merupakan mahasiswi STIES Surakarta mengatakan, selama ini kegiatan yang dia ikuti di kampus sering hingga malam hari. Saat pulang ke rumah, dirinya juga sering melewati jalan yang cukup sepi. Tuti mengaku, dirinya tinggal di Jatipuro, Karanganyar.

Dari kampus yang terletak di Makamhaji, dirinya sering melewati rute Desa Manang, Baki yang cukup sepi. Termasuk ruas jalan dari Telukan hingga Bulakrejo yang cukup sepi ketika malam hari. "Saat pulang malam hari, saya selalu was-was dan khawatir karena sering melalui jalan yang sepi khususnya di daerah Manang, Baki," ujarnya.

Tuti berharap, dengan maraknya kasus begal membuat petugas polisi meningkatkan kewaspadaannya terutama di jalan-jalan yang sepi. Bahkan, dia berharap kalau bisa pos polisi di titik-titik tertentu yang dinilai rawan aksi kejahatan jambret atau begal. Dengan adanya petugas polisi yang stanby di sejumlah titik rawan, secara otomatis akan membuat pengguna jalan merasa aman.

Di sisi lain, peserta aksi juga melakukan teatrikal sebuah upaya penjambretan terhadap seorang pengendara sepeda motor. Namun, aksi jambret berpistol tersebut berhasil digagalkan karena kebetulan pengendara sepeda motor bisa bela diri.

Sumarno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6503 seconds (0.1#10.140)