Hujan Becek Panas Berdebu
A
A
A
MUARAENIM - Ratusan warga kompleks Perumahan Bara Lestari, Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidup sangat berharap pihak terkait, baik PT Bukit Asam (PTBA) Persero Tbk maupun Pemkab Muaraenim segera membangun jalan di dalam kompleks mereka.
Pasalnya, sejak mereka tinggal di kompleks tersebut pertengahan tahun lalu, hingga kini kondisi jalan masih berupa jalan tanah. Maka, saat musim hujan, jalan sangat becek bahkan berlumpur dan saat musim kemarau, tanah kering berdebu.
Ketua RT 3 Bara Lestari, Herman mengatakan, secara jumlah warga yang tinggal di perumahan tersebut mencapai 1.000-an jiwa. Sementara, untuk jumlah kepala keluarga mencapai ratusan. Jelas menurutnya, dengan jumlah tersebut, dukungan infrastruktur berupa jalan, baik akses menuju perumahan maupun di dalam kompleks perumahan sangat diharapkan.
“Semua masih jalan tanah, jika hujan sedikit sangat licin dan becek, dan saat kemarau debunya sangat banyak karena tanahnya berupa tanah kuning,” jelasnya. Warga di kompleks tersebut menurutnya, merupakan warga pindahan dari kawasan Atas Dapur Kelurahan Tanjung Enim. Karena kawasan tersebut saat ini sudah dieksploitasi oleh pihak PTBA, maka mereka terpaksa direlokasi dan dibangunkan perumahan tersebut.
Warga menurutnya, sangat berharap agar pihak PTBA dapat menyelesaikan pembangunan jalan di kompleks tersebut sehingga warga yang tinggal di kawasan tersebut menjadi lebih nyaman. “Sampai sekarang sejak kami di sini belum ada perbaikan atau penambahan pembangunan dari PTBA, minimal jalan dan kompleks ini dibangun apakah diaspal atau dicor,” tandasnya.
Warga lain, Dono mengatakan, dengan kondisi jalan seperti itu, warga jelas sangat kesulitan terutama saat musim hujan. Mereka sangat berharap, agar pihak terkait dapat mencari solusi dan segera membangun jalan di dalam kompleks tersebut.
“Bayangkan saja mas, kalau di depan rumah bahkan di depan pintu kita ada genangan lumpur, bagaimana mau nyaman,” tandasnya. Apalagi menurutnya, secara administrasi status warga masih menjadi warga Kelurahan Tanjung Enim.
Sementara, wilayah tersebut sudah masuk dalam wilayah administrasi Desa Keban Agung sehingga mereka menganggap keberadaan dan status mereka tidak jelas. “Kami ini masih warga Kelurahan Tanjung Enim, tapi tinggal di Keban Agung, apa oleh karena itu, makanya tidak dibangun-bangun,” cetusnya.
Irhamudin sp
Pasalnya, sejak mereka tinggal di kompleks tersebut pertengahan tahun lalu, hingga kini kondisi jalan masih berupa jalan tanah. Maka, saat musim hujan, jalan sangat becek bahkan berlumpur dan saat musim kemarau, tanah kering berdebu.
Ketua RT 3 Bara Lestari, Herman mengatakan, secara jumlah warga yang tinggal di perumahan tersebut mencapai 1.000-an jiwa. Sementara, untuk jumlah kepala keluarga mencapai ratusan. Jelas menurutnya, dengan jumlah tersebut, dukungan infrastruktur berupa jalan, baik akses menuju perumahan maupun di dalam kompleks perumahan sangat diharapkan.
“Semua masih jalan tanah, jika hujan sedikit sangat licin dan becek, dan saat kemarau debunya sangat banyak karena tanahnya berupa tanah kuning,” jelasnya. Warga di kompleks tersebut menurutnya, merupakan warga pindahan dari kawasan Atas Dapur Kelurahan Tanjung Enim. Karena kawasan tersebut saat ini sudah dieksploitasi oleh pihak PTBA, maka mereka terpaksa direlokasi dan dibangunkan perumahan tersebut.
Warga menurutnya, sangat berharap agar pihak PTBA dapat menyelesaikan pembangunan jalan di kompleks tersebut sehingga warga yang tinggal di kawasan tersebut menjadi lebih nyaman. “Sampai sekarang sejak kami di sini belum ada perbaikan atau penambahan pembangunan dari PTBA, minimal jalan dan kompleks ini dibangun apakah diaspal atau dicor,” tandasnya.
Warga lain, Dono mengatakan, dengan kondisi jalan seperti itu, warga jelas sangat kesulitan terutama saat musim hujan. Mereka sangat berharap, agar pihak terkait dapat mencari solusi dan segera membangun jalan di dalam kompleks tersebut.
“Bayangkan saja mas, kalau di depan rumah bahkan di depan pintu kita ada genangan lumpur, bagaimana mau nyaman,” tandasnya. Apalagi menurutnya, secara administrasi status warga masih menjadi warga Kelurahan Tanjung Enim.
Sementara, wilayah tersebut sudah masuk dalam wilayah administrasi Desa Keban Agung sehingga mereka menganggap keberadaan dan status mereka tidak jelas. “Kami ini masih warga Kelurahan Tanjung Enim, tapi tinggal di Keban Agung, apa oleh karena itu, makanya tidak dibangun-bangun,” cetusnya.
Irhamudin sp
(bhr)