Aksi Jual Dolar Meningkat
A
A
A
PALEMBANG - Posisi dolar AS terhadap nilai tukar rupiah yang terus menguat dan menyentuh Rp12.933 per dolar kemarin membuat aksi jual dolar meningkat tajam. Manajer Pemasaran La Tunrung Star Group, Chika Mardiana menyebutkan, harga jual dolar dipatok Rp12.850 per USD1 dan harga beli Rp12.760.
Angka ini mengikuti kurs dalam dua hari terakhir yang tercatat naik 200 poin dari bulan kemarin. “Banyak yang jual dolar sejak kemarin. Rp12.850 ini termasuk angka tertinggi untuk bulan ini,” sebut Chika di money chang er yang berlokasi di Simpang Patal tersebut. Diakuinya, dengan banyaknya aksi jual dolar ini pihaknya turut mendapatkan laba sekitar 20-30%. Namun menurutnya, secara tren awal tahun kebutuhan dolar memang tidak besar dibandingkan akhir tahun.
Kecuali bagi mereka yang memang berinvestasi dan berbisnis dengan mata uang tersebut. “Nasabah bisnis tentu menunggu harga terus naik tinggi seperti ini. Berbeda kalau mereka yang butuh tukar uang untuk berlibur ke luar negeri di musim libur akhir tahun kemarin, di kondisi harga bagaimana pun pasti datang ke kami,” jelas dia.
Penukaran dolar AS diakui memang lebih dominan di bandingkan mata uang lain. Selain dolar AS, dolar Singapura, diikuti pula real. Menurut Chika, permintaan real tetap bagus untuk kebutuhan ibadah umrah. “Permintaan semua mata uang biasanya bernilai ratusan juta rupiah dengan pecahan mulai USD1 hingga USD100,” sebut dia. Pihaknya tidak bisa memprediksi kedepan apakah dolar akan terus naik ke angka Rp13.000 atau justru bertahan.
Tapi dimungkinkan harga akan berubah kembali. “Tidak menentu, kami juga tidak bisa menghitung kurs. Biasanya harga terus berubah seiring permintaan,” terang Chika. Ditemui di La Tunrung Simpang Patal, salah seorang pengusaha bakery yang enggan di sebutkan namanya mengaku memanfaatkan menguatnya dolar kali ini. Sebab dengan melepas dolarnya dia bisa mendapatkan untung lebih.
“Sebenarnya saya tidak terlalu memperhatikan posisi nilai dolar terhadap rupiah. Namun begitu, saya tetap sering ke money changer karena terkadang uang yang dibayarkan customer menggunakan dolar untuk transaksi. Beruntungnya posisi sekarang sedang tinggi,” bebernya.
Yulia savitri
Angka ini mengikuti kurs dalam dua hari terakhir yang tercatat naik 200 poin dari bulan kemarin. “Banyak yang jual dolar sejak kemarin. Rp12.850 ini termasuk angka tertinggi untuk bulan ini,” sebut Chika di money chang er yang berlokasi di Simpang Patal tersebut. Diakuinya, dengan banyaknya aksi jual dolar ini pihaknya turut mendapatkan laba sekitar 20-30%. Namun menurutnya, secara tren awal tahun kebutuhan dolar memang tidak besar dibandingkan akhir tahun.
Kecuali bagi mereka yang memang berinvestasi dan berbisnis dengan mata uang tersebut. “Nasabah bisnis tentu menunggu harga terus naik tinggi seperti ini. Berbeda kalau mereka yang butuh tukar uang untuk berlibur ke luar negeri di musim libur akhir tahun kemarin, di kondisi harga bagaimana pun pasti datang ke kami,” jelas dia.
Penukaran dolar AS diakui memang lebih dominan di bandingkan mata uang lain. Selain dolar AS, dolar Singapura, diikuti pula real. Menurut Chika, permintaan real tetap bagus untuk kebutuhan ibadah umrah. “Permintaan semua mata uang biasanya bernilai ratusan juta rupiah dengan pecahan mulai USD1 hingga USD100,” sebut dia. Pihaknya tidak bisa memprediksi kedepan apakah dolar akan terus naik ke angka Rp13.000 atau justru bertahan.
Tapi dimungkinkan harga akan berubah kembali. “Tidak menentu, kami juga tidak bisa menghitung kurs. Biasanya harga terus berubah seiring permintaan,” terang Chika. Ditemui di La Tunrung Simpang Patal, salah seorang pengusaha bakery yang enggan di sebutkan namanya mengaku memanfaatkan menguatnya dolar kali ini. Sebab dengan melepas dolarnya dia bisa mendapatkan untung lebih.
“Sebenarnya saya tidak terlalu memperhatikan posisi nilai dolar terhadap rupiah. Namun begitu, saya tetap sering ke money changer karena terkadang uang yang dibayarkan customer menggunakan dolar untuk transaksi. Beruntungnya posisi sekarang sedang tinggi,” bebernya.
Yulia savitri
(bhr)