Pohon Tumbang, 1 Tewas, 2 Luka Parah
A
A
A
YOGYAKARTA - Angin kencang disertai guyuran hujan yang melanda DIY kemarin sore sekitar pukul 14.30-15.00 WIB memakan korban. Satu warga tewas dan dua orang lainnya luka parah. Korban tewas bernama Catur Setyono, 49, warga Bumijo Lor, Jetis, KotaYogyakarta. Korban tertimpa pohon tumbang saat melintas mengendarai sepeda motor di depan Rumah Sakit Bethesda.
Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Slamet Santoso mengungkapkan, saat kejadian pohon tumbang juga menimpa seorang pengendara motor lainnya, Suparno, 52, warga Jogonalan, Klaten, Jateng dan sebuah mobil Kijang Innova nomor polisi AB 8848 RC. “Di depan (RS) Bethesda ada dua korban pengendara motor, satu tewas dan satu luka berat,” ungkap Slamet saat dikonfirmasi wartawan.
Korban Suhardi saat kejadian tengah mengendarai Honda Supra Fit nomor polisi AB 3224 DI. Sedangkan Suparno tengah mengendarai Honda Supra X125 nomor polisi AD 4301 IJ. Keduanya sama-sama tertimpa pohon. Diduga pohon yang menimpa mereka tumbang karena akarnya tidak mampu menahan kencangnya angin. Setelah dievakuasi, Suhardi kemudian dibawa ke RSUP Dr Sardjito dan Suparno dibawa ke RS Bethesda untuk mendapatkan perawatan medis.
Slamet menambahkan pengemudi mobil Innova selamat karena saat itu mobil sedang diparkir di pinggir jalan. “Pengemudi mobil kebetulan tidak berada di dalam, mobil itu sedang diparkir,” ucapnya. Kepala Humas RSUP Dr Sardjito Heru Nugroho mengatakan korban Suhardi tewas saat perjalanan menuju Sardjito akibat luka parah di bagian kepala.
“Korban dibawa ke sini sekitar pukul 15.30 WIB dan sudah dalam kondisi meninggal,” ucapnya. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mencatat ada beberapa titik pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang kemarin sore. Di antaranya pohon di dekat kampus Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa; di wilayah Balerejo; depan Bakpia 25 Jalan KS Tubun menimpa rumah milik Ndari, 35; depan RS Bethesda; di RT 19/RW 5 Bener Tegalrejo; halaman kompleks kantor Gubernur DIY; Pasar Sore Ngejaman; dan di Taman Pintar.
“Data yang kami peroleh ada korban jiwa dan luka-luka serta satu mobil ringsek di depan Bethesda. Di Bener pohon menimpa rumah warga tapi tidak ada korban jiwa,” kata staf Pusdalops BPBD Yogyakarta, Budi Iwan. Selain itu, lanjut dia, hujan deras juga menyebabkan Kali Buntung meluap dan airnya sempat menggenangi rumah warga sekitar. Namun tidak lama genangan air tersebut langsung surut karena hujan langsung reda.
“Warga sekitar Kali Buntung tidak panik,” ujarnya. Banyaknya pohon tumbang membuat petugas BPBD segera turun ke lokasi membantu warga memangkas pohon yang tumbang. Arus lalu lintas di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman tepatnya dari depan Galeria Mall hingga Perempatan BTN di tutup sementara untuk evakuasi korban dan pemangkasan pohon tumbang.
Gunungkidul Porak-poranda Hujan deras disertai angin kencang dan kilatan petir juga terjadi di Gunungkidul. Sejumlah kecamatan dilaporkan terjadi pohon tumbang dan rumah yang ambruk akibat terjangan angin kencang. Di Kecamatan Semanu sebuah rumah limasan milik Sastro Taruno, 70, warga Padukuhan Tunggul Wetan RT 04/ 23, Desa Semanu roboh rata dengan tanah.
Praktis rumah berdinding kayu dan anyaman bambu ini tidak bisa lagi ditempati Satro bersama anak dan istrinya. Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO YOGYA menyebutkan, peristiwa ini berawal dari hujan deras yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Satu jam kemudian, tiba-tiba saja angin kencang bertiup dari arah barat menuju timur yang dengan cepat menghempaskan rumahnya.
Keluarga Sastro Taruno yang berada di rumah samping hanya bisa terpaku ketika rumah utama yang di dalamnya berisi perkakas rumah tangga dan barang elektronik tertimbun bangunan rumahnya. “Anginnya dari barat, rumah saya langsung ambruk, ada suara reketek-reketek dan bruk , ambruk,” ucap Sastro kepada wartawan, kemarin.
Diakuinya, saat kejadian, dirinya bersama istri dan anaknya berada di rumah sebelah, milik anak perempuannya. Padahal waktu itu, istri Sastro, Suyanti, 65, habis memasak makan malam. “Semua habis lantaran rumah ambruk. Kambing saya juga ada yang mati tertimpa atap rumah,” katanya. Usai kejadian, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah langsung menuju lokasi.
Lantaran masih hujan dan kejadian sudah sore, upaya kerja bakti membersihkan puing-puing rumah ditunda hingga hari ini. “Ini sudah sore, besok tim BPBD akan membantu warga guna kerja bakti,” ucap Kepala pelaksana BPBD Gunungkidul, Budi Harjo. Selain di Semanu, bencana angin juga mengakibatkan ruas jalan Wonosari-Yogyakarat macet total selama 20 menit.
Ini lantaran sebuah pohon walikukun dan mahoni ambruk melintang di badan jalan, tepatnya di Desa Gading, Playen. Bahkan sebuah mobil Suzuki Carry dengan nomor polisi AD 1654 TJ, milik Jupri Agus Santoso warga Bohol, Rongkop tertimpa pohon. Kaca depan mobil rusak akibat tertimpa pohon mahoni saat melintas. Di Kecamatan Paliyan pohon tumbang juga sempat menimpa sebuah truk dengan nomor polisi AB 8290 CD saat lewat di wilayah Hutan Cangkring.
Akibat peristiwa ini sopir truk Yanto, warga Pulutan Wonosari harus dilarikan ke rumah sakit lantaran kakinya patah akibat kayu yang menimpa kabin masuk ke bodi truk. Sementara kernet truk Suhadi juga mengalami luka parah. Saat ini, laporan kerusakan rumah juga masih terus masuk ke BPBD akibat peristiwa kemarin. “Data terus bergerak, karena masih ada beberapa laporan kerusakan rumah baik di Semanu dan wilayah lain,” kata Budhi Harjo.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Teguh Prasetyo mengungkapkan, kemarin siang menjelang sore, kecepatan angin di wilayah DIY mencapai 58 kilometer per jam. “Itu tergolong angin kencang, bisa merobohkan pohon besar bahkan rumah,” katanya, kemarin. Menurut dia, potensi angin kencang di wilayah DIY diprediksi masih berlangsung sekitar 2-3 hari ke depan.
Penyebab angin kencang karena pertemuan udara bertekanan rendah di atas Pulau Jawa. “Diprediksi masih 2- 3 hari ke depan masih terjadi,” katanya mengingatkan. Teguh menginformasikan tanda-tanda terjadinya angin kencang mudah dikenali. Biasanya angin kencang akan terjadi selepas pukul 12.00 WIB saat terik matahari berlangsung surut.
Pada saat bersamaan muncul awan tebal. “Munculnya awan tebal ini juga disertai angin. Angin semakin kencang saat hujan turun,” beber Teguh. Jika mendapati tanda-tanda tersebut sebaiknya warga langsung menjauh dari pohon-pohon besar dan berumur tua. “Tanda-tandanya seperti itu. Hindari berada di bawah pohon besar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Ristu hanafi/ suharjono/ ridwan anshori
Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Slamet Santoso mengungkapkan, saat kejadian pohon tumbang juga menimpa seorang pengendara motor lainnya, Suparno, 52, warga Jogonalan, Klaten, Jateng dan sebuah mobil Kijang Innova nomor polisi AB 8848 RC. “Di depan (RS) Bethesda ada dua korban pengendara motor, satu tewas dan satu luka berat,” ungkap Slamet saat dikonfirmasi wartawan.
Korban Suhardi saat kejadian tengah mengendarai Honda Supra Fit nomor polisi AB 3224 DI. Sedangkan Suparno tengah mengendarai Honda Supra X125 nomor polisi AD 4301 IJ. Keduanya sama-sama tertimpa pohon. Diduga pohon yang menimpa mereka tumbang karena akarnya tidak mampu menahan kencangnya angin. Setelah dievakuasi, Suhardi kemudian dibawa ke RSUP Dr Sardjito dan Suparno dibawa ke RS Bethesda untuk mendapatkan perawatan medis.
Slamet menambahkan pengemudi mobil Innova selamat karena saat itu mobil sedang diparkir di pinggir jalan. “Pengemudi mobil kebetulan tidak berada di dalam, mobil itu sedang diparkir,” ucapnya. Kepala Humas RSUP Dr Sardjito Heru Nugroho mengatakan korban Suhardi tewas saat perjalanan menuju Sardjito akibat luka parah di bagian kepala.
“Korban dibawa ke sini sekitar pukul 15.30 WIB dan sudah dalam kondisi meninggal,” ucapnya. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mencatat ada beberapa titik pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang kemarin sore. Di antaranya pohon di dekat kampus Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa; di wilayah Balerejo; depan Bakpia 25 Jalan KS Tubun menimpa rumah milik Ndari, 35; depan RS Bethesda; di RT 19/RW 5 Bener Tegalrejo; halaman kompleks kantor Gubernur DIY; Pasar Sore Ngejaman; dan di Taman Pintar.
“Data yang kami peroleh ada korban jiwa dan luka-luka serta satu mobil ringsek di depan Bethesda. Di Bener pohon menimpa rumah warga tapi tidak ada korban jiwa,” kata staf Pusdalops BPBD Yogyakarta, Budi Iwan. Selain itu, lanjut dia, hujan deras juga menyebabkan Kali Buntung meluap dan airnya sempat menggenangi rumah warga sekitar. Namun tidak lama genangan air tersebut langsung surut karena hujan langsung reda.
“Warga sekitar Kali Buntung tidak panik,” ujarnya. Banyaknya pohon tumbang membuat petugas BPBD segera turun ke lokasi membantu warga memangkas pohon yang tumbang. Arus lalu lintas di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman tepatnya dari depan Galeria Mall hingga Perempatan BTN di tutup sementara untuk evakuasi korban dan pemangkasan pohon tumbang.
Gunungkidul Porak-poranda Hujan deras disertai angin kencang dan kilatan petir juga terjadi di Gunungkidul. Sejumlah kecamatan dilaporkan terjadi pohon tumbang dan rumah yang ambruk akibat terjangan angin kencang. Di Kecamatan Semanu sebuah rumah limasan milik Sastro Taruno, 70, warga Padukuhan Tunggul Wetan RT 04/ 23, Desa Semanu roboh rata dengan tanah.
Praktis rumah berdinding kayu dan anyaman bambu ini tidak bisa lagi ditempati Satro bersama anak dan istrinya. Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO YOGYA menyebutkan, peristiwa ini berawal dari hujan deras yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Satu jam kemudian, tiba-tiba saja angin kencang bertiup dari arah barat menuju timur yang dengan cepat menghempaskan rumahnya.
Keluarga Sastro Taruno yang berada di rumah samping hanya bisa terpaku ketika rumah utama yang di dalamnya berisi perkakas rumah tangga dan barang elektronik tertimbun bangunan rumahnya. “Anginnya dari barat, rumah saya langsung ambruk, ada suara reketek-reketek dan bruk , ambruk,” ucap Sastro kepada wartawan, kemarin.
Diakuinya, saat kejadian, dirinya bersama istri dan anaknya berada di rumah sebelah, milik anak perempuannya. Padahal waktu itu, istri Sastro, Suyanti, 65, habis memasak makan malam. “Semua habis lantaran rumah ambruk. Kambing saya juga ada yang mati tertimpa atap rumah,” katanya. Usai kejadian, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah langsung menuju lokasi.
Lantaran masih hujan dan kejadian sudah sore, upaya kerja bakti membersihkan puing-puing rumah ditunda hingga hari ini. “Ini sudah sore, besok tim BPBD akan membantu warga guna kerja bakti,” ucap Kepala pelaksana BPBD Gunungkidul, Budi Harjo. Selain di Semanu, bencana angin juga mengakibatkan ruas jalan Wonosari-Yogyakarat macet total selama 20 menit.
Ini lantaran sebuah pohon walikukun dan mahoni ambruk melintang di badan jalan, tepatnya di Desa Gading, Playen. Bahkan sebuah mobil Suzuki Carry dengan nomor polisi AD 1654 TJ, milik Jupri Agus Santoso warga Bohol, Rongkop tertimpa pohon. Kaca depan mobil rusak akibat tertimpa pohon mahoni saat melintas. Di Kecamatan Paliyan pohon tumbang juga sempat menimpa sebuah truk dengan nomor polisi AB 8290 CD saat lewat di wilayah Hutan Cangkring.
Akibat peristiwa ini sopir truk Yanto, warga Pulutan Wonosari harus dilarikan ke rumah sakit lantaran kakinya patah akibat kayu yang menimpa kabin masuk ke bodi truk. Sementara kernet truk Suhadi juga mengalami luka parah. Saat ini, laporan kerusakan rumah juga masih terus masuk ke BPBD akibat peristiwa kemarin. “Data terus bergerak, karena masih ada beberapa laporan kerusakan rumah baik di Semanu dan wilayah lain,” kata Budhi Harjo.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Teguh Prasetyo mengungkapkan, kemarin siang menjelang sore, kecepatan angin di wilayah DIY mencapai 58 kilometer per jam. “Itu tergolong angin kencang, bisa merobohkan pohon besar bahkan rumah,” katanya, kemarin. Menurut dia, potensi angin kencang di wilayah DIY diprediksi masih berlangsung sekitar 2-3 hari ke depan.
Penyebab angin kencang karena pertemuan udara bertekanan rendah di atas Pulau Jawa. “Diprediksi masih 2- 3 hari ke depan masih terjadi,” katanya mengingatkan. Teguh menginformasikan tanda-tanda terjadinya angin kencang mudah dikenali. Biasanya angin kencang akan terjadi selepas pukul 12.00 WIB saat terik matahari berlangsung surut.
Pada saat bersamaan muncul awan tebal. “Munculnya awan tebal ini juga disertai angin. Angin semakin kencang saat hujan turun,” beber Teguh. Jika mendapati tanda-tanda tersebut sebaiknya warga langsung menjauh dari pohon-pohon besar dan berumur tua. “Tanda-tandanya seperti itu. Hindari berada di bawah pohon besar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Ristu hanafi/ suharjono/ ridwan anshori
(bhr)