Rekonstruksi Penyiksaan Ricuh
A
A
A
BANTUL - Reka ulang kasus penyekapan dan penyiksaan terhadap LAA, 18, siswi SMA Yogyakarta berlangsung ricuh. Keluarga korban tak terima dengan perlakuan keji para pelaku dan meronta-ronta berusaha menghakimi para tersangka.
Sementara, masyarakat sekitar kos Belimbing lokasi penyekapan dan penyiksaan berteriakteriak agar tempat kos tersebut ditutup. Reka ulang yang berlangsung mulai pukul 09.45 WIB, kemarin, di bawah kawalan ketat ratusan aparat kepolisian.
Puluhan adegan diperagakan para tersangka mulai dari saat menjemput korban di koskosan daerah Nologaten, Babarsari, Sleman hingga bagaimana mereka menyiksa korban dengan pemukulan serta bagaimana mereka memasukan botol bir bintang ke dalam kemaluan korban. Ayah korban, Muhadiwiyono, terlihat sangat syok dan berusaha mengejar para tersangka. Petugas terpaksa mengamankannya agar aksi menghakimi tersangka tidak berlangsung.
Hujatan dan umpatan dari warga yang memadati area kos-kosan di kawasan Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon tersebut. Lima orang tersangka hadir dalam rekonstruksi tersebut masing-masing YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy. Empat ter-sangka perempuan dan yang terakhir laki-laki. Sementara korban dimainkan oleh pemeran pengganti, demikian juga empat tersangka yang masih buron.
Sementara tersangka hadir dengan wajah ditutupi Sabo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan. Reka ulang ini mulai dengan berkumpulnya sejumlah tersangka termasuk pelaku utama berinisial Rth yang kini masih buron. Terungkap, Ratih-lah yang memerintahkan rekannya YS dan MAP untukmenjemputkorbandi daerah Babarsari, Sleman.
Setibanya di kos, korban dibawa masuk ke kamar nomor dua yang sementara dihuni Linggar Pradiptya (penghuni asli kos nomor dua bernama Oni). Gadis berusia 18 tahun itu mula-mula dibekap dengan bantal oleh tersangka laki-laki berinisial Ch yang dimainkan oleh pemeran pengganti lantaran pelaku masih buron. Dalam kondisi tidak berdaya, korban langsung digunduli oleh tersangka Rth dan PD yang juga masih buron. Tak hanya itu, tubuh korban juga disundut dengan rokok.
Esok harinya, Jumat (13/2), korban lalu dipindah ke kamar Rth sela dua kamar dari lokasi penyiksaan pertama. Pagi itu, WR yang baru tiba di kos Belimbing turut memukul wajah korban. Di kamar itu pula, pelaku juga menyiksa kemaluan korban dengan memasukkan botol bir bintang dan juga botol susu. Terakhir, korban berhasil melarikan diri dalam kondisi telanjang dan meminta tolong kepada warga setempat.
“Total ada 40 adegan yang dimainkan, berkembang dari sebelumnya hanya 23 adegan,” terang salah satu tersangka. Rekonstruksi juga dimainkan sejumlah pemeran pengganti untuk korban dan empat tersangka lainnya yang kini masih buron. Sejak awal rekonstruksi dimulai, kericuhan sudah terjadi. Kedua orang tua korban LAA meronta-ronta, berteriak tidak terima atas nasib tragis yang dialami warga Berbah, Sleman itu.
Rekonstruksi juga disaksikan ratusan pasang mata warga yang tampak nyinyir melihat sejumlah pelaku yang wajahnya ditutup dengan sebo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan.
Erfanto linangkung
Sementara, masyarakat sekitar kos Belimbing lokasi penyekapan dan penyiksaan berteriakteriak agar tempat kos tersebut ditutup. Reka ulang yang berlangsung mulai pukul 09.45 WIB, kemarin, di bawah kawalan ketat ratusan aparat kepolisian.
Puluhan adegan diperagakan para tersangka mulai dari saat menjemput korban di koskosan daerah Nologaten, Babarsari, Sleman hingga bagaimana mereka menyiksa korban dengan pemukulan serta bagaimana mereka memasukan botol bir bintang ke dalam kemaluan korban. Ayah korban, Muhadiwiyono, terlihat sangat syok dan berusaha mengejar para tersangka. Petugas terpaksa mengamankannya agar aksi menghakimi tersangka tidak berlangsung.
Hujatan dan umpatan dari warga yang memadati area kos-kosan di kawasan Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon tersebut. Lima orang tersangka hadir dalam rekonstruksi tersebut masing-masing YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy. Empat ter-sangka perempuan dan yang terakhir laki-laki. Sementara korban dimainkan oleh pemeran pengganti, demikian juga empat tersangka yang masih buron.
Sementara tersangka hadir dengan wajah ditutupi Sabo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan. Reka ulang ini mulai dengan berkumpulnya sejumlah tersangka termasuk pelaku utama berinisial Rth yang kini masih buron. Terungkap, Ratih-lah yang memerintahkan rekannya YS dan MAP untukmenjemputkorbandi daerah Babarsari, Sleman.
Setibanya di kos, korban dibawa masuk ke kamar nomor dua yang sementara dihuni Linggar Pradiptya (penghuni asli kos nomor dua bernama Oni). Gadis berusia 18 tahun itu mula-mula dibekap dengan bantal oleh tersangka laki-laki berinisial Ch yang dimainkan oleh pemeran pengganti lantaran pelaku masih buron. Dalam kondisi tidak berdaya, korban langsung digunduli oleh tersangka Rth dan PD yang juga masih buron. Tak hanya itu, tubuh korban juga disundut dengan rokok.
Esok harinya, Jumat (13/2), korban lalu dipindah ke kamar Rth sela dua kamar dari lokasi penyiksaan pertama. Pagi itu, WR yang baru tiba di kos Belimbing turut memukul wajah korban. Di kamar itu pula, pelaku juga menyiksa kemaluan korban dengan memasukkan botol bir bintang dan juga botol susu. Terakhir, korban berhasil melarikan diri dalam kondisi telanjang dan meminta tolong kepada warga setempat.
“Total ada 40 adegan yang dimainkan, berkembang dari sebelumnya hanya 23 adegan,” terang salah satu tersangka. Rekonstruksi juga dimainkan sejumlah pemeran pengganti untuk korban dan empat tersangka lainnya yang kini masih buron. Sejak awal rekonstruksi dimulai, kericuhan sudah terjadi. Kedua orang tua korban LAA meronta-ronta, berteriak tidak terima atas nasib tragis yang dialami warga Berbah, Sleman itu.
Rekonstruksi juga disaksikan ratusan pasang mata warga yang tampak nyinyir melihat sejumlah pelaku yang wajahnya ditutup dengan sebo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan.
Erfanto linangkung
(ars)