Korban Jadi Syuhada, Keluarga Diminta Tabah

Minggu, 22 Februari 2015 - 11:14 WIB
Korban Jadi Syuhada,...
Korban Jadi Syuhada, Keluarga Diminta Tabah
A A A
Kecelakaan maut bus Sang Engon yang membawa rombongan kelompok pengajian asal Bojonegoro, Jawa Timur di jalan tol Lingkar Jatingaleh, Kota Semarang, Jumat (20/2) mengakibatkan duka mendalam bagi keluarga dan handai tolan.

Tidak ada yang menyangka rombongan yang mengikuti pengajian di Pekalongan itu berakhir duka. Total jamaah yang berangkat ke Pekalongan, Jawa Tengah sebanyak 72 orang. Dari jumlah itu, 18 orang meninggal dunia dan 54 lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit, Semarang. Sebanyak 16 korban yang meninggal dunia di bawa ke Bojonegoro menggunakan ambulans milik Pemkab Bojonegoro dan juga oleh keluarga.

Isak tangis keluarga, kerabat, dan tetangga para korban pecah ketika menyambut kedatangan jenazah korban di kantor Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Keluarga korban langsung berhamburan mendekati mobil jenazah yang tiba di halaman kantor Kecamatan Dander. Keluarga dan kerabat korban sudah menunggu di kantor Kecamatan Dander. Tepat pukul 12.00 WIB, mobil ambulans yang membawa 14 jenazah korban dari total 18 korban yang meninggal dunia tiba di Bojonegoro. Beberapa anggota keluarga korban yang melihat mobil ambulans langsung pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan. Berkali-kali anggota keluarga yang menyambut kedatangan jenazah korban juga meneriakkan takbir.

“Ya Allah, Allahu Akbar ,” teriak keluarga korban menyambut kedatangan jenazah. Menurut Kepala Bagian Humas Pemkab Bojonegoro, ada 14 korban meninggal yang dijemput dengan sembilan mobil ambulans. Sementara 4 jenazah lainnya dijemput oleh pihak keluarga. “Totalnya ada 18 orang yang meninggal dunia,” ujarnya. Korban meninggal yang paling banyak berasal dari Kecamatan Dander. Menurut Kepala Desa Dander, Sukarto, terakhir ada sepuluh korban meninggal dari Desa/Kecamatan Dander.

Setelah dimandikan dan disalati jenazah korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. Pemakaman jenazah korban, kata Sukarto, dilakukan di empat lokasi TPU, yakni TPU Redoyo, TPU Janus, TPU Jepar, dan TPU Nolojoyo semuanya berada di Desa/Kecamatan Dander. Sementara dua korban meninggal asal Desa Sekaran, Kecamatan Balen, yakni Abdul Ghofur dan Hamli Ibrahim dijemput oleh keluarganya di Semarang dan dibawa pulang ke Bojonegoro.

Menurut Kasminah, keluarga korban, kabar kecelakaan bus yang membawa rombongan pengajian itu sangat mengejutkan. Semula ia tidak percaya bus rombongan pengajian itu mengalami kecelakaan. “Kami sangat kehilangan sosok Pak Abdul Ghofur dan Pak Ibrahim,” ujarnya. Salah satu korban selamat, Abdul Ghofur, 29, menuturkan, dia ikut dalam rombongan itu bersama adiknya, Ahmadi, 21. “Saya duduk di belakang, sebelah kiri dekat pintu belakang bersama adik saya,” ucapnya.

Dia menceritakan, saat berzikir bersama ribuan jamaah dari berbagai daerah Habib Luthfi di Pekalongan sempat mengajak rombongan pengajian bersalawat dan mengirimkan doa kepada umat Islam yang telah meninggal dunia. Menurut dia, ceramah yang diucapkan Habib Luthfi yakni para jamaah diminta untuk bersabar tatkala menerima musibah atau cobaan.

Korban Khusnul Khotimah

Pimpinan Kanzus Sholawat Habib Luthfi mengungkapkan belasungkawa dan meminta masyarakat untuk ikut mendoakan para korban agar khusnul khotimah . “Mereka para korban adalah syuhada al haj . Sebab mereka meninggal dalam mencari ilmu, yakni mempelajari agama Islam. Seperti halnya ibu meninggal saat melahirkan atau seorang pria yang meninggal saat mencari nafkah untuk anak istrinya,” katanya.

Menurutnya, secara hakikat semua itu bila kembali pada hakikatnya tanpa ada kejadian tersebut, tetap akan menghadapi ajal. Adapun syariatnya, pasti terdapat penyebabnya. Habib Luthfi mengimbau kepada keluarga yang ditinggalkan untuk ikhlas dan ridla menerima kejadian tersebut.

Muhammad Roqib/ Prahayuda Febrianto
Bojonegoro-Pekalongan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8187 seconds (0.1#10.140)