Formasi Baru, PSIS Gulung Persis 3-0
A
A
A
SEMARANG - PSIS Semarang sukses melibas Persis Solo 3-0 di Stadion Jatidiri tadi malam, dalam laga berlabel uji coba. Ini merupakan kemenangan pertama Mahesa Jenar, dalam tiga uji coba dengan tim selevel maupun tim yang levelnya lebih tinggi, pada pramusim Divisi Utama 2015.
Gol pertama PSIS dilesakkan oleh Fauzan Fajri melalui titik putih pada menit ke-30, kemudian Indra Setiawan menit ke-34 dan 83. Sejak menit awal, Mahesa Jenar menurunkan formasi baru dengan memasang dua striker di skema 4-4-2. Sejak musim lalu dan uji coba dengan tim amatir, PSIS selalu menerapkan formasi 4-2-3-1 dan berani merotasi pemain saat menjamu Laskar Sambernyawa.
Permainan kurang begitu berkembang pada menit-menit awal. Kedua tim yang sama-sama melakukan jual beli serangan juga tak kunjung mencetak gol. Mahesa Jenar mulai bangkit setelah gol pada babak pertama, lantaran Ahmad Agung dijatuhkan di kotak terlarang oleh Hendri Aprilianto, bek kanan Persis.
“Pemain bisa melakukan improvisasi serangan, tidak hanya melalui sayap. Masuknya Edi Anto sangat mempengaruhi performa tim di lini tengah, karena dia bisa mengatur tempo, saya apresiasi sama dia,” ungkap Pelatih PSIS M Dofir, usai pertandingan. Menurut dia, selama ini anak asuhnya sering memeragakan kecepatan di kedua sayap. Akibatnya, para pemain cenderung terburu- buru untuk melakukan serangan.
“Kita banyak variasi, untuk mencari kerangka alternatif. Rizky tidak optimal di sayap kiri, padahal saya harapkan dia bisa memberikan crossing bagus, karena kaki kirinya cukup kuat,” terangnya. Karena tak optimal, pemain yang akrab disapa Ozil itu ditarik dan digantikan oleh Indra Setiawan. Eks pemain Persida dan Deltras Sidoarjo itu mampu m-enambah daya gedor di pertahanan kanan Persis. Sementara itu, Noor Hadi yang dimasukkan pada menit ke-75 menggantikan Edi Anto, sudah mulai bisa mengikuti ritme permainan tim Kota Atlas.
Namun dia tetap belum bisa mengimbangi kecepatan pemain lainnya. Dari kubu Persis, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga. Pelatih Persis Aris Budi Sulistyo menyebut, anak asuhnya kurang memiliki ketenangan dalam bermain. Akibatnya mereka sering terburu-buru dalam melakukan serangan.
“Pada babak pertama, saya catat punya tiga peluang tapi tidak bisa berbuah gol. Tim tamu yang dapat memanfaatkan peluang dengan baik, dan saya tidak salahkan wasit, karena ini jadi pelajaran agar tidak bermain-main di daerah terlarang,” kata Aris. Pertandingan kemarin berjalan cukup keras. Bayu Nugroho terpaksa diusir dari lapangan hijau oleh wasit Juwari karena melakukan tackling keras dan membahayakan. Dalam laga tersebut, mantan pelatih Persik Kediri itu mengapresiasi performa dari Chaniago, gelandang serang asal Persita Tangerang yang mencoba peruntungan di Persis. Dia dianggap mampu menjadi penyeimbang tim.
“Afif kurang maksimal. Saya rekomendasikan Chaniago kepada manajemen supaya diikat kontrak, dia punya jam terbang di ISL. Chaniago seorang destroyer, sementara Diva Tarkas (yang memiliki posisi sama) tidak bisa menjadi jenderal lapangan tengah,” ujarnya.
Arif purniawan
Gol pertama PSIS dilesakkan oleh Fauzan Fajri melalui titik putih pada menit ke-30, kemudian Indra Setiawan menit ke-34 dan 83. Sejak menit awal, Mahesa Jenar menurunkan formasi baru dengan memasang dua striker di skema 4-4-2. Sejak musim lalu dan uji coba dengan tim amatir, PSIS selalu menerapkan formasi 4-2-3-1 dan berani merotasi pemain saat menjamu Laskar Sambernyawa.
Permainan kurang begitu berkembang pada menit-menit awal. Kedua tim yang sama-sama melakukan jual beli serangan juga tak kunjung mencetak gol. Mahesa Jenar mulai bangkit setelah gol pada babak pertama, lantaran Ahmad Agung dijatuhkan di kotak terlarang oleh Hendri Aprilianto, bek kanan Persis.
“Pemain bisa melakukan improvisasi serangan, tidak hanya melalui sayap. Masuknya Edi Anto sangat mempengaruhi performa tim di lini tengah, karena dia bisa mengatur tempo, saya apresiasi sama dia,” ungkap Pelatih PSIS M Dofir, usai pertandingan. Menurut dia, selama ini anak asuhnya sering memeragakan kecepatan di kedua sayap. Akibatnya, para pemain cenderung terburu- buru untuk melakukan serangan.
“Kita banyak variasi, untuk mencari kerangka alternatif. Rizky tidak optimal di sayap kiri, padahal saya harapkan dia bisa memberikan crossing bagus, karena kaki kirinya cukup kuat,” terangnya. Karena tak optimal, pemain yang akrab disapa Ozil itu ditarik dan digantikan oleh Indra Setiawan. Eks pemain Persida dan Deltras Sidoarjo itu mampu m-enambah daya gedor di pertahanan kanan Persis. Sementara itu, Noor Hadi yang dimasukkan pada menit ke-75 menggantikan Edi Anto, sudah mulai bisa mengikuti ritme permainan tim Kota Atlas.
Namun dia tetap belum bisa mengimbangi kecepatan pemain lainnya. Dari kubu Persis, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga. Pelatih Persis Aris Budi Sulistyo menyebut, anak asuhnya kurang memiliki ketenangan dalam bermain. Akibatnya mereka sering terburu-buru dalam melakukan serangan.
“Pada babak pertama, saya catat punya tiga peluang tapi tidak bisa berbuah gol. Tim tamu yang dapat memanfaatkan peluang dengan baik, dan saya tidak salahkan wasit, karena ini jadi pelajaran agar tidak bermain-main di daerah terlarang,” kata Aris. Pertandingan kemarin berjalan cukup keras. Bayu Nugroho terpaksa diusir dari lapangan hijau oleh wasit Juwari karena melakukan tackling keras dan membahayakan. Dalam laga tersebut, mantan pelatih Persik Kediri itu mengapresiasi performa dari Chaniago, gelandang serang asal Persita Tangerang yang mencoba peruntungan di Persis. Dia dianggap mampu menjadi penyeimbang tim.
“Afif kurang maksimal. Saya rekomendasikan Chaniago kepada manajemen supaya diikat kontrak, dia punya jam terbang di ISL. Chaniago seorang destroyer, sementara Diva Tarkas (yang memiliki posisi sama) tidak bisa menjadi jenderal lapangan tengah,” ujarnya.
Arif purniawan
(ars)