Rekonstruksi Penyiksaan Siswi SMA oleh Geng Wanita Ricuh
A
A
A
BANTUL - Reka ulang atau rekonstruksi kasus penyekapan dan penyiksaan terhadap LAA (18), siswi SMA Yogyakarta oleh anggota geng wanita berlangsung ricuh. Keluarga korban tak terima dan meronta-ronta berusaha menghakimi para pelaku.
Sementara masyarakat sekitar Kos Belimbing lokasi penyekapan dan penyiksaan berteriak-teriak agar tempat kos tersebut ditutup.
Reka ulang yang berlangsung Sabtu (21/2/2015) mulai pukul 09.45 WIB di bawah kawalan ketat ratusan aparat kepolisian.
Puluhan adegan diperagakan para tersangka mulai dari mereka ketika akan mereka menjemput korban di kos-kosan daerah Nologaten, Babarsari, Sleman hingga bagaimana mereka menyiksa korban dengan pemukulan serta bagaimana mereka memasukan botol bir bintang ke dalam kemaluan korban.
Ayah korban, Muhadiwiyono, terlihat sangat syok dan berusaha mengejar para tersangka. Petugas terpaksa mengamankannya agar aksi menghakimi tersangka tidak berlangsung.
Hujatan dan umpatan dari warga yang memadati area kos-kosan di kawasan Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon tersebut.
Lima orang tersangka hadir dalam rekonstruksi tersebut masing-masing YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy.
Empat tersangka perempuan dan yang terakhir laki-laki. Sementara korban dimainkan oleh pemeran pengganti, demikian juga empat tersangka yang masih buron.
Tersangka hadir dengan wajah ditutupi Sebo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan.
Reka ulang ini mulai dengan berkumpulnya sejumlah tersangka termasuk pelaku utama berinisial Rth yang kini masih buron.
Terungkap Rthlah yang memerintahkan rekannya YS dan MAP untuk menjemput korban di daerah Babarsari, Sleman.
Setibanya di kos, korban dibawa masuk ke kamar nomor dua yang sementara dihuni Linggar Pradiptya (penghuni asli kos nomor dua bernama Oni).
Gadis berusia 18 tahun itu mula-mula dibekap dengan bantal oleh tersangka laki-laki berinisial Ch yang dimainkan oleh pemeran pengganti lantaran pelaku masih buron.
Dalam kondisi tidak berdaya, korban langsung digunduli oleh tersangka Rth dan PD yang juga masih buron.
Tak hanya itu, tubuh korban juga disundut dengan rokok. Esok harinya, Jumat 13 Februari korban lalu dipindah ke kamar Rth sela dua kamar dari lokasi penyiksaan pertama.
Pagi itu, WR yang baru tiba di Kos Belimbing turut memukul wajah korban. Di kamar itu pula, pelaku juga menyiksa kemaluan korban dengan memasukkan botol bir bintang dan juga botol susu.
Terakhir, korban berhasil melarikan diri dalam kondisi telanjang dan meminta tolong kepada warga setempat.
Total ada 40 adegan yang dimainkan, berkembang dari sebelumnya hanya 23 adegan yang diperagakan tersangka YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy.
Kaur Bin Ops (KBO) Polres Bantul Ipda Muji Suharjo mengatakan, tersangka Rth berperan cukup banyak dalam penyiksaan tersebut.
Setidaknya ada 40 adegan yang dimainkan, padahal dalam Berkas Acara Pidana (BAP) hanya ada 23 adegan. "Reka ulang ini untuk melengkapi berkas pemeriksaan," tuturnya.
Usai melakukan rekonstruksi,para tersangka yang masih mengenakan sabo langsung dibawa ke mobil tahanan.
Warga dan keluarga korban berusaha mengejar para tersangka. Warga juga berteriak agar kos-kosan tersebut ditutup karena sudah berungkali terpergok aksi kriminal.
"Dulu pernah ada pemukulan, terus narkoba, sekarang aksi biadab. Tutup kos-kosan ini," teriak Marwanti, warga setempat.
Sementara masyarakat sekitar Kos Belimbing lokasi penyekapan dan penyiksaan berteriak-teriak agar tempat kos tersebut ditutup.
Reka ulang yang berlangsung Sabtu (21/2/2015) mulai pukul 09.45 WIB di bawah kawalan ketat ratusan aparat kepolisian.
Puluhan adegan diperagakan para tersangka mulai dari mereka ketika akan mereka menjemput korban di kos-kosan daerah Nologaten, Babarsari, Sleman hingga bagaimana mereka menyiksa korban dengan pemukulan serta bagaimana mereka memasukan botol bir bintang ke dalam kemaluan korban.
Ayah korban, Muhadiwiyono, terlihat sangat syok dan berusaha mengejar para tersangka. Petugas terpaksa mengamankannya agar aksi menghakimi tersangka tidak berlangsung.
Hujatan dan umpatan dari warga yang memadati area kos-kosan di kawasan Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon tersebut.
Lima orang tersangka hadir dalam rekonstruksi tersebut masing-masing YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy.
Empat tersangka perempuan dan yang terakhir laki-laki. Sementara korban dimainkan oleh pemeran pengganti, demikian juga empat tersangka yang masih buron.
Tersangka hadir dengan wajah ditutupi Sebo. Rekonstruksi itu juga disaksikan korban LAA yang didampingi psikolog. Korban memantau dari kejauhan.
Reka ulang ini mulai dengan berkumpulnya sejumlah tersangka termasuk pelaku utama berinisial Rth yang kini masih buron.
Terungkap Rthlah yang memerintahkan rekannya YS dan MAP untuk menjemput korban di daerah Babarsari, Sleman.
Setibanya di kos, korban dibawa masuk ke kamar nomor dua yang sementara dihuni Linggar Pradiptya (penghuni asli kos nomor dua bernama Oni).
Gadis berusia 18 tahun itu mula-mula dibekap dengan bantal oleh tersangka laki-laki berinisial Ch yang dimainkan oleh pemeran pengganti lantaran pelaku masih buron.
Dalam kondisi tidak berdaya, korban langsung digunduli oleh tersangka Rth dan PD yang juga masih buron.
Tak hanya itu, tubuh korban juga disundut dengan rokok. Esok harinya, Jumat 13 Februari korban lalu dipindah ke kamar Rth sela dua kamar dari lokasi penyiksaan pertama.
Pagi itu, WR yang baru tiba di Kos Belimbing turut memukul wajah korban. Di kamar itu pula, pelaku juga menyiksa kemaluan korban dengan memasukkan botol bir bintang dan juga botol susu.
Terakhir, korban berhasil melarikan diri dalam kondisi telanjang dan meminta tolong kepada warga setempat.
Total ada 40 adegan yang dimainkan, berkembang dari sebelumnya hanya 23 adegan yang diperagakan tersangka YS, RP alias PP, WR, MAP alias tersangka Ic serta tersangka Sy.
Kaur Bin Ops (KBO) Polres Bantul Ipda Muji Suharjo mengatakan, tersangka Rth berperan cukup banyak dalam penyiksaan tersebut.
Setidaknya ada 40 adegan yang dimainkan, padahal dalam Berkas Acara Pidana (BAP) hanya ada 23 adegan. "Reka ulang ini untuk melengkapi berkas pemeriksaan," tuturnya.
Usai melakukan rekonstruksi,para tersangka yang masih mengenakan sabo langsung dibawa ke mobil tahanan.
Warga dan keluarga korban berusaha mengejar para tersangka. Warga juga berteriak agar kos-kosan tersebut ditutup karena sudah berungkali terpergok aksi kriminal.
"Dulu pernah ada pemukulan, terus narkoba, sekarang aksi biadab. Tutup kos-kosan ini," teriak Marwanti, warga setempat.
(sms)