Sleman Terbuka untuk Berinvestasi
A
A
A
SLEMAN - Posisi Sleman yang berada di jalur utama DIY dan Jawa Tengah (Jateng) dan dekat dengan pusat perekonomian menjadikan daerah ini memiliki peran strategis. Tak heran banyak para investor yang datang untuk menanamkan investasinya di bumi Sembada tersebut.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, untuk masalah investasi ini, Sleman tidak menutup diri dan terbuka untuk siapa saja. Apalagi, hal tersebut akan berdampak pada kesejahteraan warga, tentunya tidak akan menolaknya dan dalam hal perizinan akan memberikan kemudahan.
“Terbuka bagi investasi ini juga implementasi dari keinginan Presiden Jokowi,” ungkap Sri Purnomo saat menerima kepada Kepala Biro KORAN SINDO YOGYA Rio Saptono di kantor pemkab setempat, kemarin.
Sri Purnomo menjelaskan, khusus untuk properti, terutama perumahan, akan lebih di fokuskan pada pengembangan pemukiman secara vertikal, bukan lagi horizontal. Hal ini bukan tanpa alasan. Satu diantaranya untuk menekan penyusutan lahan. Sebab dengan vertikal, tentunya tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas, tidak seperti perumahan horizontal.
“Dengan vertikal untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas umum (fasum) lainnya tetap bisa terpenuhi,” ungkapnya. Pengembangan perumahan vertikal ini juga untuk memenuhi kebutuhan warga terhadap pemukiman. Sehingga konsep pengembangnya nanti, ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah, bukan menengah ke atas. Sehingga bentuknya semacam rumah susun (rusun), bukan apartemen.
“Masalah ini juga mendapat dukungan dari perum Perumnas, yaitu saat memaparkan konsep tersebut kepada Gubernur Sri Sultan HB X,” katanya. Selain akan melakukan penataan, untuk masalah ini juga akan disosialisasikan, sehingga warga bisa memahami dan mengerti dengan rencana pembangunan Sleman tersebut.
Sebab, dengan masih minimnya pemahaman, menyebabkan ada nya beberapa warga yang tidak sepakat dengan konsep itu. “Inilah yang sekarang menjadi kendala kami. Karena itu, edukasi akan terus dilakukan,” katanya. Menurut Sri Purnomo dengan iklim investasi yang kondusif tersebut, juga berpengaruh terhadap usia harapan hidup di Sleman.
Untuk saat ini usia harapan hidup rata-rata 76 tahun atau lebih tinggi di bandingkan dengan usia harapan hidup secara nasional. Kepala Biro KORAN SINDO YOGYA Rio Saptono mengatakan, untuk masalah tersebut, pihaknya siap memberikan edukasi kepada warga dengan pemberitaan yang memberikan pencerahan.
Sehingga dengan cara itu diharapkan bukan hanya memberikan pemahaman namun juga motivasi dalam pembangunan. “Saat ini yang dibutuhkan adalah edukasi bukan provokasi,” tandasnya.
Priyo setyawan
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, untuk masalah investasi ini, Sleman tidak menutup diri dan terbuka untuk siapa saja. Apalagi, hal tersebut akan berdampak pada kesejahteraan warga, tentunya tidak akan menolaknya dan dalam hal perizinan akan memberikan kemudahan.
“Terbuka bagi investasi ini juga implementasi dari keinginan Presiden Jokowi,” ungkap Sri Purnomo saat menerima kepada Kepala Biro KORAN SINDO YOGYA Rio Saptono di kantor pemkab setempat, kemarin.
Sri Purnomo menjelaskan, khusus untuk properti, terutama perumahan, akan lebih di fokuskan pada pengembangan pemukiman secara vertikal, bukan lagi horizontal. Hal ini bukan tanpa alasan. Satu diantaranya untuk menekan penyusutan lahan. Sebab dengan vertikal, tentunya tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas, tidak seperti perumahan horizontal.
“Dengan vertikal untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas umum (fasum) lainnya tetap bisa terpenuhi,” ungkapnya. Pengembangan perumahan vertikal ini juga untuk memenuhi kebutuhan warga terhadap pemukiman. Sehingga konsep pengembangnya nanti, ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah, bukan menengah ke atas. Sehingga bentuknya semacam rumah susun (rusun), bukan apartemen.
“Masalah ini juga mendapat dukungan dari perum Perumnas, yaitu saat memaparkan konsep tersebut kepada Gubernur Sri Sultan HB X,” katanya. Selain akan melakukan penataan, untuk masalah ini juga akan disosialisasikan, sehingga warga bisa memahami dan mengerti dengan rencana pembangunan Sleman tersebut.
Sebab, dengan masih minimnya pemahaman, menyebabkan ada nya beberapa warga yang tidak sepakat dengan konsep itu. “Inilah yang sekarang menjadi kendala kami. Karena itu, edukasi akan terus dilakukan,” katanya. Menurut Sri Purnomo dengan iklim investasi yang kondusif tersebut, juga berpengaruh terhadap usia harapan hidup di Sleman.
Untuk saat ini usia harapan hidup rata-rata 76 tahun atau lebih tinggi di bandingkan dengan usia harapan hidup secara nasional. Kepala Biro KORAN SINDO YOGYA Rio Saptono mengatakan, untuk masalah tersebut, pihaknya siap memberikan edukasi kepada warga dengan pemberitaan yang memberikan pencerahan.
Sehingga dengan cara itu diharapkan bukan hanya memberikan pemahaman namun juga motivasi dalam pembangunan. “Saat ini yang dibutuhkan adalah edukasi bukan provokasi,” tandasnya.
Priyo setyawan
(bhr)