Tak Mengenal Usia dan Gender, Semua Berbaur demi Hobi

Selasa, 17 Februari 2015 - 11:14 WIB
Tak Mengenal Usia dan Gender, Semua Berbaur demi Hobi
Tak Mengenal Usia dan Gender, Semua Berbaur demi Hobi
A A A
Fenomena yang unik terjadi belakangan ini di masyarakat Indonesia dan itu tak terkecuali terjadi di Kota Bandung ataupun Kota Cimahi. Ya, magis batu akik seakan-akan menjadi daya tarik yang hampir di setiap sudut jalan bisa ditemukan gerombolan orang sedang menggandrungi hobi yang satu ini.

Seperti tak mengenal usia bahkan jenis kelamin, kecintaan terhadap batu akik ini bukan hanya didominasi kaum adam. Tidak sedikit kaum perempuan yang juga menaruh minat dan kecintaan terhadap batu akik. Baik hanya untuk sekadar hobi, untuk dikoleksi, di pakai, atau hanya sebatas trend sebagai ajang aktualisasi diri. Seperti yang terlihat beberapa waktu lalu di Pasar Cimindi, Jalan Maharmartanegara, Kelurahan Cimindi, Kecamatan Cimahi Selatan.

Ajang pembukaan pameran batu akik ternyata dijejali oleh pengunjung yang datang dari berbagai wilayah. Di antaranya terlihat kaum wanita yang juga tengah asik melihat-lihat di pameran yang dihelat hingga 19 Februari 2015 itu. Ketua penggemar komunitas batu akik Kota Cimahi Iwan Jabo menuturkan, fenomena batu akik saat ini memang sedang jadi trending topicdi kalangan pehobi.

Momentum itulah yang dijadikan digelarnya pemeran ini yang diikuti oleh 28 peserta. Jumlah itu pun terpaksa dibatasi mengingat sebenarnya animo peserta masih sangat tinggi. “Peserta yang daftar masih banyak namun dibatasi karena terbatasnya tempat,” ungkap - nya disela-sela pameran. Dia mengatakan, pameran kali ini menampilkan beragam jenis batu akik di antaranya Raflesia Bengkulu, Giok Aceh, Batu Garutan, Saphire, Batu Raja dan beragam jenis batu lainnya.

Bukan hanya pameran, pada event ini pun diadakan pelelangan batu akik. Adapun kualitas untuk jenis batu termahal yang akan dilelangnya yakni Bacan, Rubi dan Jamrud. Susan, satu-satunya pedagang perempuan dalam pameran batu akik ini mengaku dagangan batu akiknya sudah laku terjual hingga mencapai Rp5 juta. Padahal, kata dia, stan dagangannya ini belum benarbenar dibukanya.

“Alham dulillah, ini belum saya buka pada - hal, tapi sudah habis beberapa batu senilai Rp5 jutaan,” tuturnya sambil melanjutkan batu yang paling banyak diminati pem beli untuk saat ini yakni batu yang berasal dari daerah Garut atau yang biasa disebut Batu Garutan. Melihat fenomena ini, pihak pemerintah daerah pun tidak tinggal diam dalam menyikapi geliat ekonomi batu akik.

Seperti dikatakan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian Kota Cimahi Huzein Rachmadi. Dia mengaku, apresiasi atas apa yang dilakukan pengurus Pasar Cimindi ini. Pasalnya, selain dapat me ning - katkan keramaian Pasar Cimindi juga bisa menjalin kerja sama secara swadaya antar pedagang selain dari Pemkot Cimahi. Selain itu, acara ini bisa menjadi stimulus bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang belum bergabung ke Pasar Cimindi.

“Intinya mungkin pasar ini lebih ramai dan lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu potensinya akan kami pantau terus sampai sejauh mana karena batu akik ini termasuk komoditas musiman untuk benda-benda antik atau kamonesan,” ucapnya sambil menyebutkan jika Pemkot Cimahi sudah menyiapkan tempat di Pasar Citeureup yang nantinya disiapkan untuk pedagang barang-barang antik dan berseni.

NUR AZIS
Kota Cimahi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9317 seconds (0.1#10.140)