Kecukupan Beras Kota Cirebon Hanya 27 Hari
A
A
A
CIREBON - Kota Cirebon menghadapi minimnya lahan pertanian. Dari sisa lahan yang tersedia saat ini, hanya mampu meng hasilkan 900 ton padi setiap tahunnya.
Jumlah tersebut di perkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan beras ma syarakat Kota Cirebon dalam 27 hari saja. Selain lahan pertanian yang makin berkurang, buruknya infrastruktur pertanian men jadi persoalan lain yang me m erparah kondisi agraria Kota Cirebon. “Alih fungsi lahan di Kota Cirebon makin tak terkendali, sedikit demi sedikit lahan pertanian berkurang. Selain itu, infrastruktur pertanian seperti halnya fasilitas pengairan juga masih buruk,” ungkap Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cirebon Enjo Suharjo.
Menurut dia, satu-satunya ja lan untuk menyelamatkan ek sis tensi lahan pertanian, Peme rintah Kota (Pemkot) Ci re - bon per lu membuat regulasi da lam ben tuk peraturan daerah (pe r da). Fenomena alih fung si lahan di Kota Cirebon tak jauh ber be da dengan daerah lainnya, di mana pembangunan per mu ki man men do - mi nasi pe ngam bi la lihan tersebut. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Asep Dedi mengakui, penyusutan lahan pertanian di daerah berjuluk Kota Udang itu.
Dia menyebutkan, saat ini hanya tersisa 261 hektare dan dari luas itu hanya 17 hektare saja yang terairi irigasi. “Sisanya merupakan lahan per tanian tadah hujan. Di sinilah kesulitan kami selama ini da lam peningkatan hasil panen,” kata dia.
Erika lia
Jumlah tersebut di perkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan beras ma syarakat Kota Cirebon dalam 27 hari saja. Selain lahan pertanian yang makin berkurang, buruknya infrastruktur pertanian men jadi persoalan lain yang me m erparah kondisi agraria Kota Cirebon. “Alih fungsi lahan di Kota Cirebon makin tak terkendali, sedikit demi sedikit lahan pertanian berkurang. Selain itu, infrastruktur pertanian seperti halnya fasilitas pengairan juga masih buruk,” ungkap Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cirebon Enjo Suharjo.
Menurut dia, satu-satunya ja lan untuk menyelamatkan ek sis tensi lahan pertanian, Peme rintah Kota (Pemkot) Ci re - bon per lu membuat regulasi da lam ben tuk peraturan daerah (pe r da). Fenomena alih fung si lahan di Kota Cirebon tak jauh ber be da dengan daerah lainnya, di mana pembangunan per mu ki man men do - mi nasi pe ngam bi la lihan tersebut. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Asep Dedi mengakui, penyusutan lahan pertanian di daerah berjuluk Kota Udang itu.
Dia menyebutkan, saat ini hanya tersisa 261 hektare dan dari luas itu hanya 17 hektare saja yang terairi irigasi. “Sisanya merupakan lahan per tanian tadah hujan. Di sinilah kesulitan kami selama ini da lam peningkatan hasil panen,” kata dia.
Erika lia
(ars)