Valentine Identik dengan Kencan Seks

Sabtu, 14 Februari 2015 - 09:36 WIB
Valentine Identik dengan Kencan  Seks
Valentine Identik dengan Kencan Seks
A A A
PALEMBANG - Hari ini, Sabtu 14 Februari 2015 adalah hari kasih sayang atau lebih populer dengan sebutan hari Valentine. Di banyak tempat suasana penyambutan kian meriah.

Namun, kekhawatiran maraknya tindakan kekerasan seksual pun meningkat. Dalam dialog publik yang digelar Women Crisis Centre (WCC) di Aula PBB MAN 3 Palembang, kemarin Direktur Eksekutif WCC Palembang, Yenni Roslaini Izzi mengatakan, perayaan Valentine identik dengan tindakan seks, terutama pada para pelajar.

Dia mengingatkan, makna Valentine bukanlah menjadi kesempatan terutama bagi laki-laki untuk mendapatkan sesuatu atas nama pembuktian cinta. Karena momen Valentine yang menjadi saat untuk berkasih sayang memberikan perhatian pada sesama manusia, hendaknya dilakukan pada keluarga, seperti orang tua dan saudara.

“Dialog ini mengajak pelajar untuk menghindari terjadinya kekerasan seks yang cenderung terjadi pada saat peringatan hari Valentine. Bahkan, kekerasan seks ini dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta yang selalu dibuktikan saat peringatan hari kasih sayang tersebut,” ujarnya.

Selama ini, sambungnya, peringatan Valentine yang teridentikkan sebagai peringatan hari kasih sayang hanya dominan dilakukan antar pasangan. Yang sebagian besar masih berusia pelajar dan tidak semestinya merayakan Valentine dengan cara berlebihan dan sampai terjadinya tindakan kekerasan seks.

WCC mencatat, terjadi kekerasan seks lebih banyak pada kalangan pelajar saat memeringati hari Valentine. Yenni mengimbau, baik sekolah dan keluarga untuk lebih mengarahkan pelajar memaknai peringatan hari kasih sayang dengan lebih bijaksana. “Perlu peran serta bersama agar tindakan kekerasan seks tidak kian terjadi.

WCC juga menetapkan peringatan hari anti kekerasan seks bertepatan dengan Valentine,” tandasnya, Dewan Pembina WCC, Maphilinda Syahrial Oesman menyarankan, pelajar memaknai hari Valentine dengan lebih berbudaya. Misalnya, jika masih mendapatkan uang jajan dari orang tua, tidak perlulah membeli cokelat, bunga dan lainnya. “Valentine atau makna cinta itu bukan hanya pada saat valentine saja, tapi setiap saat, hingga sama siapa saja.

Masih sekolah, tidak perlu sibuk beli cokelat, bunga apalagi masih mengandalkan uang orang tua. Harusnya, makin berprestasi, maka itu tanda cinta pada orang tua,” ungkap ia. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel mengingatkan agar peringatan Valentine dapat diawasi oleh pihak sekolah.

“Valentine harus lebih berbudaya Indonesia. Sekolah hendaknya menjelaskan makna Valentine untuk tidak dirayakan berlebihan, tapi lebih bermanfaat. Jangan Valentine diarahkan untuk peringatan kasih sayang berpasangan saja, bukan itu budaya Indonesia,” ungkapnya.

Pihak sekolah, sambung Widodo dapat mengarahkan hingga melakukan pengawasan ketat terhadap anak didiknya, misalnya menyelenggarakan hari kasih sayang dengan mengunjungi panti sosial hingga menyelenggarakan kegiatan bermanfaat lainnya.

Sementara itu, imbauan untuk tidak merayakan Valentine dengan kegiatan yang negatif dan mengarah kekencan dan kekerasan seksual juga dikeluarkan pemerintah kabupaten/kota di Sumsel. Di antaranya, Pemkab Musirawas, OKU Timur, dan Pemkot Palembang. Melalui dinas pendidikannya, Pemkot Palembang mengimbau sekolah tidak melakukan perayaan hari Valentine.

Bagi sekolah yang tetap merayakannya, Disdikpora Palembang akan memberikan catatan khusus. Kabid SMP/SMA Disdikpora Palembang Lukman Haris menegaskan pelarangan peringatan hari Valentine bagi sekolah sudah tepat. Dikarenakan Valentine tersebut bukan budaya bangsa Indonesia. “Itu budaya orang barat. Jelas kita larang sekolah yang merayakannya,” jelas Lukman saat dihubungi kemarin.

Menurut Lukman, Disdikpora belum mengeluarkan surat edaran, namun meminta secara lisan agar sekolah mengerti budaya ketimuran masyarakat Indonesia khususnya Palembang. “Kita minta sekolah mengerti dan tidak melakukan perayaan terkait hari Valentine ini,” jelasnya.

Sementara itu, Pemkab OKU Timur mengimbau jika sifatnya hanya untuk hura-hura dan mengeluarkan biaya lebih baik tidak dilakukan. Bupati OKU Timur Herman Deru mengatakan, Pemkab tidak melarang bagi siapapun yang akan merayakan hari kasih sayang maupun lebih populer dengan sebutan valentine day.

“Itukan bukan budaya kita, saya hanya mengimbau jika untuk hura-hura lebih baik tidak usah,” katanya. Penolakan valentine day kemarin mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan aksi mahasiswa muslim (KAMMI). Mereka menyerukan pelajar tidak merayakan valentine karena tidak sesuai dengan norma agama Islam.

Tasmalinda/dadang d/sierra s/hengki ca
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5729 seconds (0.1#10.140)