Pengungsi Sinabung Batal Dipulangkan
A
A
A
KARO -
Sejumlah warga mengangkut bebatuan yang berserakan di jalan menuju Desa Sigarang-Garang, Rabu (11/2). Kondisi Desa Sigarang-Garang masih berantakan akibat erupsi Sinabung.
Rencana pemulangan warga Desa Sigarang-Garang dan Sukanalu, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Kamis (12/2), batal dilaksanakan karena aktivitas Gunung Sinabung yang belum stabil. Pemulangan pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung pun ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Subur Tambun melalui Sekretaris Jhonson Tarigan saat ditemui sejumlah wartawan di kantor BPBD Karo, Lantai 2 Kantor Bupati Karo, Kabanjahe, menjelaskan, mengingat kondisi erupsi Sinabung yang tergolong besar akhirnya menimbulkan keraguan untuk memulangkan pengungsi ke kampung halamannya.
“Susah juga meyakinkan masyarakat. Apalagi lahan pertanian mereka yang butuh penanganan serius untuk diolah kembali,” ujar Jhonson Tarigan, Rabu (11/2). Jhonson menambahkan, warga sepakat untuk menunda kepulangan setelah ditawarkan akan diberikan program padat karya saat nanti kembali ke desa. “Jadi mereka akan mengerjakan lahan pertanian secara berkelompok sehingga lahan mereka bisa difungsikan kembali,” katanya.
Lebih lanjut Jhonson mengatakan, warga saat ini memerlukan berbagai peralatan berat untuk membangun kembali desa dan lahan perkebunan seperti traktor. Masalah itu sudah disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Namun, sampai saat ini bantuan dana untuk padat karya dan keperluan lainnya belum dikucurkan BNPB,” katanya.
Mengenai kondisi di dua desa itu, Jhonson menerangkan, di Desa Sigarang yang berada di kaki Gunung Sinabung telah muncul aliran lahar dingin baru yang mengalir ke rumah-rumah penduduk. Kondisi itu sudah dikoordinasikan dengan pihak PUD Karo dan secepatnya akan dilakukan pengalihan aliran lahar dingin agar tidak lagi masuk ke desa.
Pengamatan KORAN SINDO MEDAN di Desa Sigarang- Garang, kondisi desa tampak dipenuhi bebatuan sebesar kepalan tangan orang dewasa di akses jalan menuju desa. Seorang warga, Pasta Ginting, 52, menyebutkan, apabila musim hujan material sisa erupsi, seperti bebatuan, lumpur, dan batang-batang kayu, terbawa aliran lahar dingin ke desa dan ladang warga.
Akibatnya, aspal jalan menjadi terkelupas karena tergerus aliran lahar dingin. Ketika disinggung rencana pemerintah memulangkan masyarakat pengungsi, Pasta Ginting mengatakan, rencana pemulangan itu belum layak mengingat situasi dan kondisi desa masih amburadul.
“Harapan kami sebenarnya bukan uang dari pemerintah, hanya kalau bisa bantuan padat karya dulu diberikan sebelum dipulangkan. Kiranya pemerintah memperbaiki fasilitas umum dan lahan pertanian kami, kalau tidak apa yang akan kami lakukan nanti di desa ini,” katanya.
Riza pinem
Sejumlah warga mengangkut bebatuan yang berserakan di jalan menuju Desa Sigarang-Garang, Rabu (11/2). Kondisi Desa Sigarang-Garang masih berantakan akibat erupsi Sinabung.
Rencana pemulangan warga Desa Sigarang-Garang dan Sukanalu, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Kamis (12/2), batal dilaksanakan karena aktivitas Gunung Sinabung yang belum stabil. Pemulangan pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung pun ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Subur Tambun melalui Sekretaris Jhonson Tarigan saat ditemui sejumlah wartawan di kantor BPBD Karo, Lantai 2 Kantor Bupati Karo, Kabanjahe, menjelaskan, mengingat kondisi erupsi Sinabung yang tergolong besar akhirnya menimbulkan keraguan untuk memulangkan pengungsi ke kampung halamannya.
“Susah juga meyakinkan masyarakat. Apalagi lahan pertanian mereka yang butuh penanganan serius untuk diolah kembali,” ujar Jhonson Tarigan, Rabu (11/2). Jhonson menambahkan, warga sepakat untuk menunda kepulangan setelah ditawarkan akan diberikan program padat karya saat nanti kembali ke desa. “Jadi mereka akan mengerjakan lahan pertanian secara berkelompok sehingga lahan mereka bisa difungsikan kembali,” katanya.
Lebih lanjut Jhonson mengatakan, warga saat ini memerlukan berbagai peralatan berat untuk membangun kembali desa dan lahan perkebunan seperti traktor. Masalah itu sudah disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Namun, sampai saat ini bantuan dana untuk padat karya dan keperluan lainnya belum dikucurkan BNPB,” katanya.
Mengenai kondisi di dua desa itu, Jhonson menerangkan, di Desa Sigarang yang berada di kaki Gunung Sinabung telah muncul aliran lahar dingin baru yang mengalir ke rumah-rumah penduduk. Kondisi itu sudah dikoordinasikan dengan pihak PUD Karo dan secepatnya akan dilakukan pengalihan aliran lahar dingin agar tidak lagi masuk ke desa.
Pengamatan KORAN SINDO MEDAN di Desa Sigarang- Garang, kondisi desa tampak dipenuhi bebatuan sebesar kepalan tangan orang dewasa di akses jalan menuju desa. Seorang warga, Pasta Ginting, 52, menyebutkan, apabila musim hujan material sisa erupsi, seperti bebatuan, lumpur, dan batang-batang kayu, terbawa aliran lahar dingin ke desa dan ladang warga.
Akibatnya, aspal jalan menjadi terkelupas karena tergerus aliran lahar dingin. Ketika disinggung rencana pemerintah memulangkan masyarakat pengungsi, Pasta Ginting mengatakan, rencana pemulangan itu belum layak mengingat situasi dan kondisi desa masih amburadul.
“Harapan kami sebenarnya bukan uang dari pemerintah, hanya kalau bisa bantuan padat karya dulu diberikan sebelum dipulangkan. Kiranya pemerintah memperbaiki fasilitas umum dan lahan pertanian kami, kalau tidak apa yang akan kami lakukan nanti di desa ini,” katanya.
Riza pinem
(bhr)