Longsor Terjang 4 Kabupaten
A
A
A
YOGYAKARTA - Longsor menerjang empat kabupaten di DIY kemarin. Diprediksi musibah ini bukan yang terakhir karena BMKG meyakini hujan lebat disertai petir bakal berlangsung hingga akhir Februari.
Staf Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Indah Retno Wulan mengatakan, wilayah DIY saat ini ber potensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat. Yakni curah hujan per harinya di atas 50 mili meter (mm) dan diatas 100 mm.
“Ukuran lebat di atas 50 mm, tapi kalau sudah lebih dari 100 mm perhari sudah tergolong sangat lebat,” ungkap In dah kepada KORAN SINDO YOGYA kemarin. Dengan lebih banyaknya awan cumulonimbus yang terbentuk diatas wilayah DIY, maka akan sangat berpotensi menimbulkan petir. Terutama ditanah-tanah yang kandungan ion negatifnya lebih banyak seperti diSleman utara dan Gunungkidul.
“Sementara ini normal, belum terlalu ada gangguan cuaca. Yang perlu diwaspadai petir, juga harus waspada banjir,” katanya mengingatkan. Setelah melalui masa puncaknya, selanjutnya intensitas curah hujan akan semakin menurun. Masuk bulan April nanti mulai mysim pancaroba yakni proses pergantian musim hujan ke kemarau. “Prediksi kami, mulai Mei nanti sudah masuk musim kemarau,” imbuhnya.
Di Bantul, hujan deras yang melanda sejak Senin (9/2) sore mengakibatkan tanah longsor diKecamatan Imogiri. Meski hu jan berhenti, kemarin sekitar pu kul 06.00 WIB tebing dibelakang rumah Sutarno, 41, Dusun Tilaman, Pundung, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri longsor. Sutarno menceritakan sebenarnya tanda-tanda tebing di belakang rumahnya mau longsor sudah terasa sejak Selasa dinihari.
Sekitar pukul 01.00 WIB istri Sutarno, Nur Listiyana sempat terjaga dari tidur lantaran mendengar suara bebatuan dari atas bukit yang berjatuhan. Karena kondisi gelap dan hujan masih rintik-rintik, akhirnya mereka tidak menggubris suara bebatuan jatuh tersebut. “Malam-malam, dingin dan gelap lagi, males untuk keluar. Ya kami anggap tidak ada apa-apa, kami tidur lagi,”ujar Sutarno kemarin.
Selasa pagi, sekitar pukul 06.00 istrinya pergi ke dapur untuk memasak. Tiba-tiba dia berlari ke luar dari dapur menuju ke ruang tengah karena mendengar suara gemuruh dari atas tebing di belakang rumah. Benar saja, tiba-tiba tebing yang be rada di belakang rumahnya longsor menimpa dapur hingga hancur. Saat ini kondisi dapur hancur berantakan akibat hampir seluruh material longsor masuk ke dalam dapur. Diperkirakan Sutarno merugi Rp10 juta.
Na mun keluarga ini masih enggan mengungsi. “Ndak apa-apa, saya tinggal di sini saja,” kata Sutarno. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengutarakan Desa Wukirsari menjadi salah satu desa yang rawan longsor. “Sekarang pun cak musim hujan, jadi semua pihak harap waspada,” pintanya. Kejadian tak jauh jauh berbeda dialami wilayah perbukitan di Gunungkidul yang kembali di terjang longsor.
Masyarakat di minta lebih waspada lantaran an caman longsoran mulai mengintai permukiman diperbukitan. Dua desa yaitu Desa Ngalang, Kecamatan Gedang sari dan Desa Nglegi, Kecamatan Patuk diterjang longsor akibat hujan deras di wilayah tersebut sejak Senin siang hingga malam hari. Di Desa Nglegi, longsor menyebabkan akses jalan dua dusun tertutup material sejak Senin sore.
Sebuah bukit di Dusun Padangan longsor dan menimpa jalan dari dusun tersebut menuju Dusun Gedoro dan Parang. Kepala Desa Nglegi Arifin mengatakan longsor di wilayahnya terjadi karena hujan deras. Areal perbukitan labil di desanya mulai bergerak lantaran tak kuasa menahan terjangan air hujan “Longsor terjadi pukul 18.00 WIB dan malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Total titik longsor ada di tujuh titik ," ungkapnya saat ditemui di lokasi longsor kemarin.
Saat ini pihaknya juga masih mengkhawatirkan sisa longsoran yang terus mengeluarkan air. Menurut Arifin, potensi longsor masih besar sehingga mengancam 18 rumah warga, satu gedung PAUD, dan sebuah masjid. Sementara di Desa Ngalang Gedangsari, longsor terjadi di Dusun Boyo dan Buyutan yang menyebabkan enam rumah war ga rusak ringan.
Meski demikian, tidak ada korban jiwa da lam peristiwa yang terjadi Senin malam pukul 22.00 WIB tersebut. Kepala Desa Ngalang Kaderi mengatakan rumah warga yang rusak di Dusun Boyo adalah rumah milik Sukiyono, Paingan, Kwadi, Ponijan, dan Teguh. Sementara di dusun Buyutan rumah Sugino. “Rata-rata rusak pada bagian belakang, dan akhirnya dilakukan kerja bakti,” imbuhnya.
Musibah tanah longsor pun kembali terjadi di Kulonprogo. Hujan deras yang mengguyur perbukitan Menoreh pada Senin mengakibatkan longsoran bukit dan tebing di Kecamatan Samigaluh. Tidak ada korban jiwa tapi empat rumah terancam terkena longsoran tanah. “Ada tiga lokasi titik longsor yang mengancam rumah warga dan jalan,” sebut Staf Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kulonprogo Wahyu Budiarto kemarin.
Tanah longsor ini menimpa ru mah Sartinah, warga Sarimulyo, Desa Gerbosari; Sapardi, warga Trayu, Desa Ngargosari; dan rumah milik Purwo Suwito, warga Puyang Purwoharko. Terjangan material longsoran merusak sebagian dinding rumah korban. Saat longsor, istri Sapardi se dang memasak. Terjangan long soran merusak dinding dapur dan mengenai istrinya. Beruntung korban hanya luka ri ngan.
Perbukitan Prambanan Longsor
Hujan pada Senin si ang hingga malam hari mengakibatkan tanah di perbukitan Kecamatan Prambanan, Sleman longsor dan menimpa rumah warga. Setidaknya tanah longsor terjadi pada tiga titik di Wukirharjo dan Gayamharjo. Kepala Desa Wukirharjo Samijan memaparkan tanah longsor terjadi di Dusun Losari I dan Losari II. Di Dusun Losari I tanah longsor mengenai tembok rumah seorang warga. Sedangkan di Dusun Losari II, tanah longsor mengenai tembok dua rumah.
"Saat ini warga tengah bergotong royong membersihkan material longsoran," katanya saat dihubungi melalui ponsel kemarin Meski dampak longsoran tidak besar, Samijan khawatir bila turun hujan lagi dengan intensitas tinggi akan kembali mengikis tanah di lokasi longsor Dusun Losari I. Menurut dia, bila tanah di titik longsor itu terkikis, maka longsoran besar kemungkingkan bisa terjadi dan akan berdampak pada satu rumah yang ada di atasnya.
"Dam paknya kalau sampai long sor lagi malah dua rumah, yang di bawah dan atas titik longsor," ungkapnya. Sementara itu, di Dusun Lemahbang, Desa Gayamharjo, tanah perbukitan yang longsor sampai masuk kedalam rumah warga. Kabid Logistik dan Kedaruratan dari BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyampaikan tanah longsor yang terjadi di Gayamharjo merupakan paling parah dibandingkan lainnya.
"Tanah longsoran itu terbawa arus air kemudian masuk ke dalam rumah," paparnya. Rumah yang rusak di Desa Gayamharjo ialah milik warga RT 3/09, Wakiran. Kepala Desa Gayamharjo Sugiyanto mengatakan meski sudah ada rekahan, tapi lereng yang longsor sebenarnya bukan yang harus diwaspadai longsor. Apalagi di sela-sela lereng, juga untuk bercocok tanam. “Lemahbang bukan termasuk titik yang diprediksi longsor. Namun saat musim hujan tiba, muncul rekahan pada ta nah terasering itu,” paparnya ke marin.
Selain bencana tanah longsor diatas tersebut, guyuran hujan mengakibatkan batu jatuh dari atas bukit di Desa Sambirejo. Kepala Desa Sambirejo Mujimin menyampaikan batu yang jatuh dari atas bukit itu mengelinding melintasi jalan penghubung Desa Sambirejo dengan Desa Gayamharjo. Bekas batu yang jatuh sampai membuat cekungan di tengah jalan.
Ridho hidayat/Erfanto linangkung/Suharjono/Kuntadi/Priyo setyawan/Muji barnugroho
Staf Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Indah Retno Wulan mengatakan, wilayah DIY saat ini ber potensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat. Yakni curah hujan per harinya di atas 50 mili meter (mm) dan diatas 100 mm.
“Ukuran lebat di atas 50 mm, tapi kalau sudah lebih dari 100 mm perhari sudah tergolong sangat lebat,” ungkap In dah kepada KORAN SINDO YOGYA kemarin. Dengan lebih banyaknya awan cumulonimbus yang terbentuk diatas wilayah DIY, maka akan sangat berpotensi menimbulkan petir. Terutama ditanah-tanah yang kandungan ion negatifnya lebih banyak seperti diSleman utara dan Gunungkidul.
“Sementara ini normal, belum terlalu ada gangguan cuaca. Yang perlu diwaspadai petir, juga harus waspada banjir,” katanya mengingatkan. Setelah melalui masa puncaknya, selanjutnya intensitas curah hujan akan semakin menurun. Masuk bulan April nanti mulai mysim pancaroba yakni proses pergantian musim hujan ke kemarau. “Prediksi kami, mulai Mei nanti sudah masuk musim kemarau,” imbuhnya.
Di Bantul, hujan deras yang melanda sejak Senin (9/2) sore mengakibatkan tanah longsor diKecamatan Imogiri. Meski hu jan berhenti, kemarin sekitar pu kul 06.00 WIB tebing dibelakang rumah Sutarno, 41, Dusun Tilaman, Pundung, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri longsor. Sutarno menceritakan sebenarnya tanda-tanda tebing di belakang rumahnya mau longsor sudah terasa sejak Selasa dinihari.
Sekitar pukul 01.00 WIB istri Sutarno, Nur Listiyana sempat terjaga dari tidur lantaran mendengar suara bebatuan dari atas bukit yang berjatuhan. Karena kondisi gelap dan hujan masih rintik-rintik, akhirnya mereka tidak menggubris suara bebatuan jatuh tersebut. “Malam-malam, dingin dan gelap lagi, males untuk keluar. Ya kami anggap tidak ada apa-apa, kami tidur lagi,”ujar Sutarno kemarin.
Selasa pagi, sekitar pukul 06.00 istrinya pergi ke dapur untuk memasak. Tiba-tiba dia berlari ke luar dari dapur menuju ke ruang tengah karena mendengar suara gemuruh dari atas tebing di belakang rumah. Benar saja, tiba-tiba tebing yang be rada di belakang rumahnya longsor menimpa dapur hingga hancur. Saat ini kondisi dapur hancur berantakan akibat hampir seluruh material longsor masuk ke dalam dapur. Diperkirakan Sutarno merugi Rp10 juta.
Na mun keluarga ini masih enggan mengungsi. “Ndak apa-apa, saya tinggal di sini saja,” kata Sutarno. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengutarakan Desa Wukirsari menjadi salah satu desa yang rawan longsor. “Sekarang pun cak musim hujan, jadi semua pihak harap waspada,” pintanya. Kejadian tak jauh jauh berbeda dialami wilayah perbukitan di Gunungkidul yang kembali di terjang longsor.
Masyarakat di minta lebih waspada lantaran an caman longsoran mulai mengintai permukiman diperbukitan. Dua desa yaitu Desa Ngalang, Kecamatan Gedang sari dan Desa Nglegi, Kecamatan Patuk diterjang longsor akibat hujan deras di wilayah tersebut sejak Senin siang hingga malam hari. Di Desa Nglegi, longsor menyebabkan akses jalan dua dusun tertutup material sejak Senin sore.
Sebuah bukit di Dusun Padangan longsor dan menimpa jalan dari dusun tersebut menuju Dusun Gedoro dan Parang. Kepala Desa Nglegi Arifin mengatakan longsor di wilayahnya terjadi karena hujan deras. Areal perbukitan labil di desanya mulai bergerak lantaran tak kuasa menahan terjangan air hujan “Longsor terjadi pukul 18.00 WIB dan malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Total titik longsor ada di tujuh titik ," ungkapnya saat ditemui di lokasi longsor kemarin.
Saat ini pihaknya juga masih mengkhawatirkan sisa longsoran yang terus mengeluarkan air. Menurut Arifin, potensi longsor masih besar sehingga mengancam 18 rumah warga, satu gedung PAUD, dan sebuah masjid. Sementara di Desa Ngalang Gedangsari, longsor terjadi di Dusun Boyo dan Buyutan yang menyebabkan enam rumah war ga rusak ringan.
Meski demikian, tidak ada korban jiwa da lam peristiwa yang terjadi Senin malam pukul 22.00 WIB tersebut. Kepala Desa Ngalang Kaderi mengatakan rumah warga yang rusak di Dusun Boyo adalah rumah milik Sukiyono, Paingan, Kwadi, Ponijan, dan Teguh. Sementara di dusun Buyutan rumah Sugino. “Rata-rata rusak pada bagian belakang, dan akhirnya dilakukan kerja bakti,” imbuhnya.
Musibah tanah longsor pun kembali terjadi di Kulonprogo. Hujan deras yang mengguyur perbukitan Menoreh pada Senin mengakibatkan longsoran bukit dan tebing di Kecamatan Samigaluh. Tidak ada korban jiwa tapi empat rumah terancam terkena longsoran tanah. “Ada tiga lokasi titik longsor yang mengancam rumah warga dan jalan,” sebut Staf Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kulonprogo Wahyu Budiarto kemarin.
Tanah longsor ini menimpa ru mah Sartinah, warga Sarimulyo, Desa Gerbosari; Sapardi, warga Trayu, Desa Ngargosari; dan rumah milik Purwo Suwito, warga Puyang Purwoharko. Terjangan material longsoran merusak sebagian dinding rumah korban. Saat longsor, istri Sapardi se dang memasak. Terjangan long soran merusak dinding dapur dan mengenai istrinya. Beruntung korban hanya luka ri ngan.
Perbukitan Prambanan Longsor
Hujan pada Senin si ang hingga malam hari mengakibatkan tanah di perbukitan Kecamatan Prambanan, Sleman longsor dan menimpa rumah warga. Setidaknya tanah longsor terjadi pada tiga titik di Wukirharjo dan Gayamharjo. Kepala Desa Wukirharjo Samijan memaparkan tanah longsor terjadi di Dusun Losari I dan Losari II. Di Dusun Losari I tanah longsor mengenai tembok rumah seorang warga. Sedangkan di Dusun Losari II, tanah longsor mengenai tembok dua rumah.
"Saat ini warga tengah bergotong royong membersihkan material longsoran," katanya saat dihubungi melalui ponsel kemarin Meski dampak longsoran tidak besar, Samijan khawatir bila turun hujan lagi dengan intensitas tinggi akan kembali mengikis tanah di lokasi longsor Dusun Losari I. Menurut dia, bila tanah di titik longsor itu terkikis, maka longsoran besar kemungkingkan bisa terjadi dan akan berdampak pada satu rumah yang ada di atasnya.
"Dam paknya kalau sampai long sor lagi malah dua rumah, yang di bawah dan atas titik longsor," ungkapnya. Sementara itu, di Dusun Lemahbang, Desa Gayamharjo, tanah perbukitan yang longsor sampai masuk kedalam rumah warga. Kabid Logistik dan Kedaruratan dari BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyampaikan tanah longsor yang terjadi di Gayamharjo merupakan paling parah dibandingkan lainnya.
"Tanah longsoran itu terbawa arus air kemudian masuk ke dalam rumah," paparnya. Rumah yang rusak di Desa Gayamharjo ialah milik warga RT 3/09, Wakiran. Kepala Desa Gayamharjo Sugiyanto mengatakan meski sudah ada rekahan, tapi lereng yang longsor sebenarnya bukan yang harus diwaspadai longsor. Apalagi di sela-sela lereng, juga untuk bercocok tanam. “Lemahbang bukan termasuk titik yang diprediksi longsor. Namun saat musim hujan tiba, muncul rekahan pada ta nah terasering itu,” paparnya ke marin.
Selain bencana tanah longsor diatas tersebut, guyuran hujan mengakibatkan batu jatuh dari atas bukit di Desa Sambirejo. Kepala Desa Sambirejo Mujimin menyampaikan batu yang jatuh dari atas bukit itu mengelinding melintasi jalan penghubung Desa Sambirejo dengan Desa Gayamharjo. Bekas batu yang jatuh sampai membuat cekungan di tengah jalan.
Ridho hidayat/Erfanto linangkung/Suharjono/Kuntadi/Priyo setyawan/Muji barnugroho
(bbg)