Pemkab Jombang Kurang Empati Terhadap Korban Demam Berdarah

Senin, 09 Februari 2015 - 06:12 WIB
Pemkab Jombang Kurang Empati Terhadap Korban Demam Berdarah
Pemkab Jombang Kurang Empati Terhadap Korban Demam Berdarah
A A A
JOMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menetapkan wilayahnya menderita Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah, dan memerintahkan tiap-tiap kota dan kabupaten melakukan fogging, dan berbagai upaya pencegahan.

Di Jombang, pemerintah daerah (pemda) setempat pun melakukan upaya fogging. Namun, fogging yang dilakukan pemerintah daerah justru malah dikeluhkan warga. Lantaran, setiap melakukan fogging pemerintah memungut biaya Rp9.000.

Slamet, warga Desa Sengon, Kecamatan Kota Jombang mengatakan, biaya itu dipungut oleh pemerintah kepada masing-masing kepala keluarga. Permintaan yang memberatkan tersebut membuat Slamet dan keluarga marah.

Apalagi, anak balitanya yang nomor empat Vaninda meninggal akibat demam berdarah. Vaninda meninggal di RSUD Jombang.

"Pernah satu kali fogging, tapi petugas dari puskesmas malah meminta warga membayar Rp9.000 setiap kepala keluarga," katanya, kepada wartawan, Sabtu (9/2/2015).

Menurutnya, pemerintah kurang menunjukkan empati kepada keluarga korban. Lebih jauh, dia menilai pemerintah juga kurang memperhatikan imbauan dari Pemprov Jatim yang menyatakan KLB demam berdarah.

Hal senada diungkapkan Istiqomah, warga Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kota Jombang. Istiqomah juga merupakan korban serangan demam berdarah. Putranya Fahri Zafran Anindito yang masih berusia tujuh tahun meninggal terserang demam berdarah.

"Saya kecewa dengan tidak maksimalnya penanganan demam berdarah oleh pemerintah. Padahal korban yang meninggal dunia sudah sangat banyak," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5293 seconds (0.1#10.140)